Tuesday, April 12, 2016

laporan penggunaan pestisida pada hama

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penggunaan pestisida belakangan ini mulai menunjukkan kenaikan yang signifikan , akibatnya banyak dari penngunaan pestisida yang menyebabkan kerusakan pada tanaman dan juga mengganggu ekosistem yang ada di lingkungan. Maka dari itu perlu di ketahui bahwa memilih pestisida yang baik dan tidak menimbulkan efek samping sangat dianjurkan. Untuk meminimalisir kerusakan maka dapat menggunakan perangkap hama yang  terbuat dari bahan yang dapat mengurangi populasi hama tapi tidak merusak ekosistem.
Perangkap adalah tempat atau akat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalia hama terpadu merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia. Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan dengan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu. Serangga tentu juga lebih tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning cerah.


1.2  Tujuan
1.      Mengetahui banyakknya hama pada lahan tomat
2.      Mengetahui warna yang di sukai oleh serangga hama
3.      mengetahui mekanisme kerja Perangkap Metilat maupun Petrogenol.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama tanaman yang menyerang berbagai komodits umumnya berupa serangga.sifat khas serangga umumnya tertarik kepada cahaya, maka cahaya tersebut sering di gunakan untuk menangkap serangga. Maksud penangkapan serangga yaitu untuk memonitor keadaan serangga di suatu daerah pertanaman, khususnya daerah yang berperan sebagai hama tanman. Namun selain memonitor hama juga dapat di gunakan untuk memonitor musuh- musuh alami hama tersebut. Junis perangkap hama lainnya yang juga sering di gunakan di pertanaman khususnya tanaman sayur-sayuran adalah water trap, stieky trap, dan yellow trap.
Water trap dan stieky trap biasanya menggunakan sexoheromone sebagai traecent dari serangga, sedangakan yellow trap menarik serangga yang menyenangi warna kuning misalnya ham Myzus persicae pada kentang dan kubis.
Metil eugenol merupakan zat yang bersifat volatile atau menguap dan melepaskan aroma wangi. Metil eugenol adalah turunan dari eugenol. Eugenol memiliki nama lain yaitu: 2-metoksi-4-(propenil) fenol, 4-allil-2-metoksi-fenol,alliguakol, asam eugenat, asam kariofilat. Rumus molekul metil eugenol adalah C6H12O2 dengan bobot molekul 164,20, atom C 73,14%; H 7,37%; O 19,49% terdapat dalam berbagai bahan alami baik pada ekstrak daun dan bunga selasih (Tan 2006).
 Sifat fisik dari metil eugenol yaitu cairan yang berwarna kuning muda atau tidak berwarna, akan menjadi gelap jika lama terkena udara (oksidasi). Berbau seperti cengkeh dan rasanya tajam eugenol termasuk senyawa terpen. Terpen merupakan molekul paling lemah dan mudah menguap. Tingkah laku serangga seperti mencari makanan, meletakkan telur, dan berhubungan seksual dikendalikan dan dirangsang oleh bahan kimia yang dikenal sebagai semiocemicals. Salah satu dari semiocemicals yang dapat merangsang alats ensdorik (olfactory) serangga adalah metil eugenol yang merupakan attractan lalat buah.
 Pengguaan attractantdengan menggunakan bahan metal eugenol merupakan pengendali yang ramah lingkungan dan telah terbukti efektif (Kardinan 2003). Metil eugenol merupakanfood lure atau bahan makanan yang dibutuhkan oleh lalat buah jantan untuk dikonsumsi. Jika mencium aroma metal eugenol, lalat buah berusaha untuk mencari sumber aroma tersebut dan memakannya. Radius attractant dari metal eugenol ini mencapai 20-100 m, tetapi jika dibantu angin, jangkauan dapat mencapai 3 km (Kardinan 2003). Dalam tubuh lalat buah jantan, metil eugenol diproses menjadi zat pemikat yang berguna dalam proses perkawinan. Dalam proses perkawinan tersebut, lalat buah betina memilih lalat buah jantan yang telah mengkonsumsi metil eugenol karena lalat buah jantan tersebut mampu mengeluarkan aroma yang berfungsi sebagai sex pheromone (daya pikat seksual) (Kardinan 2003). Hasil metabolis ini disimpan rectal gland kemudian dilepaskan pada waktu kawin pada sore hari sebagai komponen sex pheromone (Tan 2006). Sex pheromone tidak selalu dihasilkan oleh serangga betina. Pheromone bukan menghasilkan respon terhadap seks saja, tetapi juga menghasilkan senyawa-senyawa lainnya.

.






















BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan                                           
            Alat :                                      
1.      Cutter
2.      Staples
3.      Tang
4.      Kuas
Bahan :
1.      Metilat
2.      Petrogenol
3.      Mika warna
4.      Kapas
5.      Kawat
6.      Botol aqua
7.      Solasi
8.      Benang wol
9.      Lidi
3.2 Cara kerja
1.      Untuk pemasangan Petrogenol
a.       Ambil botol aqua  buat lubang pada tutup botol dan lubangi dengan berbentuk bagian tengah botol
b.      pasang tali kawat pengikat di tengah tutup botol yang sudah dilubangi.  Hingga perangkap nanti mudah digantungkan. Pada ujung yang nantinya terletak di dalam botol buat kaitan untuk tempat kapas yang sudah dicelupkan pada larutan Petrogenol.
c.       Botol kemudian diisi dengan air beberapa centimeter  kemudian digantung pada area kerja penangkapan


2.      Untuk pemasangan Metilat
a.       Ambil botol aqua, buat lubang pada tutup botol yang berfungsi sebagai pengantung perangkap.
b.      Lapisi botol aqua menggunakan  mika (kuning, biru, hijau) jika sudah tempelkan mika pada botol menggunakan solasi atau memakai staples.
c.       Jika sudah ikat lagi mika pada bagian atas menggunakan benang wol aga tidak lepas. Kemudian lapisi kembali ika menggunakan cairan Metilat menggunakan kuas.
Lalu  pasang ke dua perangkap tersebut pada lahan yang ingin dipasan
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Hasil

A.    Lahan                       : Tanaman Tomat
Nama Perangkap     : Perangkap Metilat
Hari
Metilat
Warna & Jumlah Hama
(Kuning)
Warna & Jumlah Hama
(Hijau)
Warna & Jumlah Hama
(Biru)
1
8 (Lalat Buah)
8 (Lalat Buah)
Lalat buah (3)
2
10 ( Lalat Buah )
2 ( Kutu putih )
        3 ( Tom cat )
 5 ( Kumbang hitam )
1 ( Lalat buah )

2 ( lalat buah )
3
3 ( Lalat buah )
3 ( Kutu putih )

 4 ( Kumbang hitam )
4
2 (Ladybug)
17 ( Kutu putih )
3 ( Lalat buah )
1 ( Tom Cat )
1 ( Nyamuk )
Binatang –binatang kecil
1 ( Kumbang )
 7 ( Lalat Buah )
1 ( Nyamuk )
4 ( Kutu Putih )

1 ( Tom cat )
2 ( Kumbang )
Kutu
5
3( Tom Cat )
 ( Lalat buah )
5 ( Kumbang )
3 ( Lalat buah )
3 ( Lalat Buah )
6
Lalat buah mata hijau
5 ( Lalat buah )
1 ( Tom cat )
2 ( Kumbang )
Kutu
Kumbang hitam

B.     Lahan                       : Tanaman Tomat
Nama Perangkap     : Perangkap Petrogenol
Hari
Petrogenol
Jumlah Hama
1
8 ( Lalat buah )
2
      5 ( Lalat buah )
3
4 ( Lalat buah )
4
7 ( Lalat buah )
5
3( Lalat buah)
6
10 ( Lalat buah )

4.1 Pembahasan
Pemasangan perangkap color trap tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Agar tingkat keberhasilannya tinggi dalam menjebak serangga hama, maka pemasangan harus dilakukan sesuai dengan cara dan prosedur yang tepat. Menurut Sinubulan dkk., (2013), ketinggian perangkap dapat mempengaruhi jumlah hama yang terperangkap, dimana pada ketinggian 10 cm lebih banyak hama yang terperangkap. Hal tersebut karena lalat pengorok daun menyerang pada saat tinggi tanaman sekitar 10 – 15 cm. Hal tersebut membuktikan bahwa tinggi pemasangan perangkap berpengaruh nyata terhadap efektifitas penangkapan hama. Semakin menjauhi kanopi maka semakin sedikit hama yang terperangkap. Begitu pula sebaliknya, semakin mendekati kanopi maka semakin efisien menangkap hama.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pemasangan perangkap warna yakni pemilihan warna itu sendiri. Sihombing dkk., (2013) berpendapat bahwa serangga dapat membedakan warna-warna karena adanya perbedaan sel-sel retina pada serangga, kisaran panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah sekitar 2540 – 6000 nm. Perangkap dengan warna kuning lebih kontras dan mengkilap, sehingga serangga lebih mudah tertarik dibandingkan dengan jenis perangkap warna lainnya. Hal tersebut karena warna kuning memiliki panjang gelombang 610 nm, warna hijau memiliki panjang gelombang 510 nm dan warna biru memiliki panjang gelombang 460 nm.
Pada perangkap petrogenol, yang lebih mendominasi terjerat adalah lalat buah karena memiliki Mekanisme kerja perangkap Petrogenol yaitu memancing lalat buah masuk ke dalam perangkap dengan menggunakan Petrogenol yang ditempatkan di dalam botol perangkap. Di dasar botol perangkap bisa diisi air sehingga sayap lalat buah akan lengket jika menyentuh air tersebut dan akhirnya lalat buah akan mati tenggelam. Petrogenol ini mengeluarkan aroma wangi yang dibutuhkan lalat buah jantan, sehingga lalat buah jantan dari jarak 20 - 10 m akan teratrik masuk perangkap. jika lalat buah jantannya terperangkap, artinya populasi lalat buah bisa diminimallisir karena lalat betina tidak ada yang membuahi.










BAB V
 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini diketahui bahwa lahan buah tomat terdapat banyak hama yang menyerang seperti halnya lalat buah, untuk mengatasinya maka di dilakukan pemasangan perangkap yaitu perangkap metilet dengan mengandalkan warna, seperti warna kuning hijau dan biru. Diketahui bahwa warna yang paling dominan terperangkapnya serangga hama adalah warna kuning dan hijau.
Mekanisme kerja perangkap Petrogenol adalah memancing lalat buah masuk ke dalam perangkap dengan menggunakan Petrogenol yang ditempatkan di dalam botol perangkap. Di dasar botol perangkap bisa diisi air sehingga sayap lalat buah akan lengket jika menyentuh air. Petrogenol ini mengeluarkan aroma wangi yang dibutuhkan lalat buah jantan, sehingga lalat buah jantan dari jarak 20 - 10 m akan teratrik masuk perangkap.Mekanisme kerja metilat Aroma yang ada dalam kandungan Metilat ini akan berfungsi sebagai sex feromon.  Zat inilah yang akan merangsang lalat buah jantan melakukan aksinya yaitu kawin, sehingga lalat buah jantan akan terperangkap dalam botol air mineral (atau tempat lain yang digunakan) dan mati.  Otomatis tidak akan terjadi perkawinan dilapangan sehingga lalat buah tidak bisa berkembang biak
5.2 Saran
Pada saat melakukan pemasangan perangkap sebaiknya di letakkan di tempat yang strategis agar lebih efisien, dan saat melakukan pengamatan haruslah lebih memahami hama apa saja yang terperangkap.






                                                         DAFTAR PUSTAKA              
Eko S., Komcinta., 2010.,perangkap hama yellow trap.,   http://komunitascintatanaman.blogspot.co.id/2010/05/perangkap-serangga-yellow-trap.html., diakses pada tanggal 2 april 2016
Oky B., 2015.,Pemanfaatan Perangkap Kuning Untuk Memantau Perkerbangan Populasi Hama., http://okybrilian.web.unej.ac.id/2015/11/10/pemanfaatan-perangkap-kuning-untuk-memantau-perkembangan-populasi-hama/., diakses pada tanggal 2 april 2016
Cucu E.,2015., Laporan Praktikum Pengolahan Hama Terpadu “Perangkap Lalat Buah”.,https://www.academia.edu/10885828/Laporan_praktikum_Perangkap_lalat_Buah., diakses pada tanggal 2 april 2016




No comments:

Post a Comment