Thursday, July 27, 2017

perjalanan hidup citra helda anggia

         Nama saya citra helda anggia saya berasal dari desa moncek tengah kec.lenteng kab. sumenep saya hidup bersama kedua orangtua dan adik saya. dari kecil saya adalah anak yang dibilang pintar sama orang karena dari SD saya sampai SMA saya juara dan dapat beasiswa yang hampir semuanya ditanggung pemerintah dari biaya hidup sampai biaya pendidikan. namun pandangan orang lain saya sangat beruntung namun sebenarnya itu dilihat dari luar, awalnya saya lulusan dari sdn moncek tengah 1 yang letaknya tidak jauh dari rumah saya, pada saat proses pendiddikan saya terus juara antara juara 1 sampai 3. setelah itu saya ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi namun keluarga saya tidak mendukung karena tulang punggung dari keluarga saya mulai sakit dan tidak bekerja biasanya yang membiayai adalah bapak saya namun akhirnya sakit dan tidak bisa kerja, apa boleh buat ibu saya yang dulunya tidak pernah bekerja akhirnya menggantikan bapak saya sebagai tulang punggung hal ini menyebabkan saya tambah semangat untuk lebih berpendiddikan, hal ini tambah rintangan dan cacian dari orang" sekitar saya dibilang tidak mungkin bisa untuk berpendidikan dn tidak mungkin lulus SMP saja dan sebagainya dengan ini untuk uang saku saja ibu saya bekerja ngambil buruh tani untuk menggarap sawah tetangga dan mengambil semua tawaran kerjaan dari tetangga pada akhirnya saya masuk di smpn 1 bluto samapai saya lulus.
            Setelah lulus dari smpn 1 bluto saya bingung mau sekolah apa tidak karena keadaan bapak saya semakin memburuk dan kasian pada ibu saya jadi tulang punggung niatan saya tidak ingin melanjutkan karena tidak mau merepotkan keluarga saya ditawarin kerja di toko tapi dihitung” juga penghasilannya tidak seberapa dan akhirnya saya nekad untuk daftar ke sekolah favorit yang bertaraf internasional yaitu RSMA BI negeri sumenep setelah saya diterima bukannya saya bahagia tapi malah bingung karena uang gedungnya yaitu 5 juta kalau di fikir-fikir orangtua saya tidak mungkin sanggup untuk biaya sebesar itu dan masih uang seragam dan uang semester dengan nekat saya harus bisa menyelesaikan masalh tersebut karena saya ngerasa sudah kadung jadi jalankan sekalian saya daftar di panti asuhan yaitu di PSAA sumenep tanpa bantuan siapapu dan say tidak punya orang dalam namun saya yakin pasti orang dalamnya itu mengerti keadaan saya akhirnya saya berada di panti itu yang namanya PSAA sumenep, namun saya tidak menyerah sampai disitu saya masih ikut beasiswa prestasi biarpun saya orangnya biasa” saja namun kunci utama saya adalah PD dan akhirnya saya mengikuti beasiswa tersebut dana khirnya kena saya dpat beasiswa daroi pemerintah daerah yaitu setiap semester 8 juta kurang lebih akhirnya saya bisa beli motor dan saya berhenti dari PSAA karena ada yang lebih membutuhkan dari saya jadi dilepas PSSA dan digantikan ke orang lain saya di PSAA hanya 1 semester dan alhamdulillah lancan pendidikan di PSAA sumenep
            Setelah lulus dari SMA saya melanjutkan kuliah saya dafatr bidikmisi namun pada saat verifikasi saya tidak tahu akhirnya saya tidak terdaftar bidikmisi, pada saat itu saya bingung mau ngelanjutin apa tidak karena ukt nya sendiri 3 juta untuk makan saja sulit apalagi bayar ukt dan masalah biaya hidup dijember untuk biaya keluarga aja tidak cukup apalagi biaya kuliah pada saat itu untung orangtua saya mendukung untuk kuliah biarpun mereka sangat berat hati untukbiaya pertama ukt ibu saya menjual tegal satu”nya untuk biaya kuliah dan akhirnya saya berangkat ke jember untuk berpendiddikan masalah biaya hidup saya yakin allah pasti memberi jalan dan akhirnya saya daftar penurunan ukt alhamdulillah saya kenak 500.000 pada suatu hari saya tidak punya uang samasekali dan bapak saya masuk rumah sakit dan waktunya bayar kos dan bayar ukt hal ini membuat saya untuk berhenti kuliah tapi saya tidak diijinin sama ortu pasti ada jalan keluar kata beliau akhirnya saya ngadep direktur dan wakil direktur untuk mengajukan beasiswa bidikmisi dan setelah itu diberi arahan untuk ke ketua jurusan, ketua prodi dan wali dosen semuanya saya laluisaya minta surat pernyataan dan akhirnya saya daftar bidikmisi dan akhirnya saya diterima bidikmisi. Hal ini membuat tenang pikiran saya karena biaya kuliah dan biaya hidup sudah di tanggung pemerintah.

            Suatu hari saya dengar kabar ada student exchange di jiangshu vocational husbundry collage (JVHC) saya ikut tesannya dan akhirnya saya diterima untuk mengikuti pertukaran pelajar hal ini sangat membahagiakan tapi disisi lain masalh keuangan saya tidak punya karena bidikmisi saya belom keluar dan itupun hanya dikasik 3 hari untuk buat visa dan paspor disuruh sediakan uang 1juta 200 ribu akhirnya saya pulang dan ingin cari pinjaman tapi bingung mau cari pinjaman kemana karena saya tidak ada jaminan namu aku yakin ini ujian yang harus dilalui dan aku yakin masalah kehidupan yang akan dilakukan di china itu allah akan membantu karena dimanapun kita berada bumi ini milik allah..............bersambung