KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Budidaya
Tanaman Buah Naga”
Makalah ini berisikan tentang informasi Budidaya Tanaman Buah Naga atau
yang lebih khususnya membahas tentang segala macam perlakuan yang bisa
diberikan kepada tanaman buah naga. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang pengolahan pada tanaman buah naga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jember, 30 Maret 2016
citra helda anggia
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Buah naga atau dragon fruit atau biasa juga disebut pitaya, terakhir ini
menjadi salah satu buah yang popular di kalangan masyarakat. Buah yang termasuk
kelompok kaktus atau family cactaceae ini sangat digemari oleh masyarakat
untuk konsumsi. Rasa yang
manis dan segar pada buah naga membuat para konsumennya ketagihan. Buah naga juga
memiliki berbagai khasiat obat yang bermanfaatkan bagi kesehatan tubuh. Buahnya sangat tepat disajikan dalam setiap acara sarapan maupun di sela-
sela waktu .
Buah naga semakim marak di beberapa kota besar di Indonesia. Jumlah
permintaan untuk pasar lokal belum mampu di penuhi oleh produksi didalam negri.
Akibatnya dibeberapa supermarket di kota – kota besar di banjiri buah naga dari
mancanegara. Padahal, kondisi iklim di indonesia sangat mendukung pengenbangan
buah ini.
Selain kandungan vitamin C yang tinggi, buah naga
mengandung 80% air (Simatupang, 2007). Zat nutrisi lain yang terkandung di
dalam buah naga ialah serat, kalsium, zat besi, fosfor yang cukup bermanfaat
untuk mengatasi penyakit darah tinggi. Buah naga yang berdaging merah juga baik
untuk memperbaiki penglihatan mata karena mengandung karotenoidnya yang tinggi.
Fitokimia di dalam buahnya juga diketahui dapat menurunkan resiko kanker.
Buah naga memilki nilai ekonomi yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan buah yang lain. Hal ini menjadi peluang usaha bagi investor
domestik untuk melakukan pembudidayaan buah naga dengan skala yang cukup besar.
Buah naga mulai dikembangkan di tanah air serta memiliki peluang besar untuk
disebarluaskan. Beberapa sentra agribisnis buah naga mulai berkembang antara
lain malang, delanggu, kulonprogo, dan DI Yogyakarta (Purba, 2007).
Kondisi iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia
mendukung untuk pengembangan agribisnis buah naga. Komoditas ini mempunyai
prospek yang cerah untuk peluang komoditas ekspor dan pasarnya masih terbuka
lebar serta memiliki potensi yang sangat baik dikembangkan di Indonesia
(Deptan, 2005).
Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan yaitu
buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus), buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis)
dan buah naga kulit kuning daging putih (Selenicereus megalanthus).
Masing-masing buah naga memiliki karakteristiknya sendiri. Dari buah naga yang
dikembangkan tersebut buah naga Hylocereus polyrhizus lebih
sering dibudidayakan karena memilki kelebihan tersendiri yaitu ukuran buah buah
lebih besar dan warna daging lebih menrik. Sedangkan buah naga yang jarang
dibudidayakan adalah bauah naga Selenicereus megalanthus karena
ukuran buah yang relatif kecil walaupun rasanya paling manis diantara
jenis yang lain.
Persilangan diantara kedua jenis buah naga tersebut
kemungkinan bisa dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis buah
naga. Persilangan merupakan cara paling populer untuk meningkatkan variasi
genetik karena relatif mudah, murah dan efektif untuk dilakukan ( Anonim,
2007). Saat ini persilangan buah naga jenis Hylocereus polyrhizus dan Selenicereus
megalanthus masih jarang dilakukan, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui adanya kompatibilitas persilangan buah naga
tersebut.
Dari keempat jenis buah naga tersebut, buah naga daging putih paling
digemari dan diminati. Selain bentuk dan ukurannya yang lebih besar, buah naga
daging putih juga lebih segar karena rasa masamnya yang khas. Buah naga yang
berasal dari jenis tanaman rumpun kaltes ini berasal dari Israel, dan terus
dikembangkan di Australia, Thailand dan Vietnam. Morfologi tanaman buah naga
terdiri dari akar, batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga hanyalah
akar serabut yang berkembang di dalam tanah di batang atas sebagai akar
gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut
batang. Di bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga
bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya
berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah
gelap untuk buah naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di
sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik
seekor naga, oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk
segitiga, durinya pendek sekali dan tidak mencolok, sampai mereka dianggap
"kaktus tak berduri".
1.2 Rumusan Masalah
1. Berasal dari manakah buah naga itu ?
2. bagai mana cara membudidayakan buah naga ?
3. Apakah buah naga dapat di budidayakan dalam pot?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya
makalah tentang buah naga ini antara lain:
1. Mengetahui
asal usul buah naga
2. Mengetahui
syarat tumbuh dan perbanyakan pada buah naga
3.
Mengetahui perbedaan antara
teknik penanaman buah naga di kebun dengan buah naga di pot
1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, serta bisa memberikan pengetahuan
tentang budidaya buah naga (dragon fruit)secaraterperinci. Buah naga yang ada
saat ini diharapkan bisa berkembang dan menghasilkan kualitas yang semakin
baik, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar akan tingginya permintaan buah
ini. Sangat diharapkan makalah ini bisa memberi manfaat yang positif untuk
pembacanya.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengenal
Buah Naga
Belum banyak orang yang mengenal buah naga, hanya kalangan tertentu yang
memanfaatkan buah ini untuk kegiatan keagamaan maupun untuk konsumsi. Kini
popularitas buah naga meroket karena, bentuknya yang unik, baik buahnya maupun
tanamannya. Buah naga memang pendatang baru di dunia buah-buahan tanah air.
Tanaman buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan. Dragon fruitmulai diperkenalkan di Indonesia pada dekade
90-an, lantaran bentuknya yang eksotik, aroma harum, dan rasa yang manis
membuat buah kaktus madu tersebut semakin mendapat tempat tersendiri di hati
pecinta buah-buahan di Indonesia. Ketersediaan buah naga masih langka di
pasaran, dan mulai meluas dikenal di Indonesia awal tahun 2000-an yang saat itu
didatangkan dari Thailand.
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa
jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini
berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan,
namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina,
dan Malaysia.
Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa,
Australia utara
dan Tiongkok selatan.
Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman
ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi
mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah
buah itu di kalangan orang Vietnam yang
sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy
orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang
berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
Buah naga mulai masuk pasaran, sehingga mudah dijumpai di swalayan di
seluruh nusantara. Selain rasanya yang manis, buah naga juga memberi manfaat
besar bagi tubuh manusia yaitu banyak mengandung vitamin dan mineral penting
bagi tubuh. Tak heran jika permintaan konsumen untuk buah naga semakin hari
semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, buah naga kini marak di
kebunkan. Penanaman buah naga tersebar dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat, hingga Kalimantan. Selain di lahan yang luas, buah naga juga dapat
diusahakan di lahan sempit seperti halaman rumah dengan menggunakan pot.
Tanaman buah naga pada awalnya dipergunakan sebagai tanaman hias karena
sosoknya yang unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buah yang menarik.
Bunganya cukup unik mirip dengan bunga wijayakusuma, berbentuk corong.
Bunga buah naga akan berkembang menjadi buah dengan tampilan buahnya
berkulit merah serta bersisik. Sejak penduduk asli mengetahui bahwa buah naga
bisa dimakan dan rasanya enak, mereka pun mengkonsumsi buah naga sebagai
buah-buahan segar di meja hidangan. Buah naga diperkenalkan di Indonesia pada
dekade 90-an.
Keberadaan buah naga bila dibandingkan dengan Vietnam dan Thailand masih
sangat minim, hal ini disebabkan karena buah naga belum dikenal luas oleh
masyarakat dan teknik budi dayanya yang baik belum diketahui.
Buah naga semakin naik daun lantaran dipicu oleh impor buah naga dari
Thailand yang semakin membludak di pasar buah-buahan Indonesia. Semakin banyak
yang minat terhadap buah naga, melihat peluang tersebut para pekebun buah mulai
mengembangkan budi daya buah naga di Indonesia. Penanaman buah naga sudah
sampai ke Papua, meluasnya penanaman buah naga ini karena teknik budi dayanya
cukup mudah dilakukan sekaligus didukung oleh iklim tropis Indonesia yang
sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan buah naga.
Budi daya buah naga di Indonesia pada umumnya masih menggunakan bahan
kimia, artinya proses budi daya masih menggunakan pupuk kimia (anorganik),
seperti urea, fosfor (P), kalium (K), atau NPK, zat pengatur tumbuh, pestisida,
dan bahan kimia lain yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah
naga. Sayangnya, budi daya tanaman menggunakan bahan kimiawi tersebut membawa
dampak negatif, baik dari segi kesehatan, kelestarian lingkungan, maupun segi
ekonomi.
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat merusak tingkat kesuburan
tanah. Tekstur tanah akan menjadi keras dan kurang subur. Penggunaan pestisida
dapat berakibat pada kematian serangga-serangga penyerbuk, selain itu hama akan
menjadi resisten terhadap pestisida tertentu. Penggunaan pestisida dosis tinggi
atau berlebihan mengakibatkan timbulnya residu bahan kimia dalam buah.
2.2 Kegunaan
Buah Naga
Buah naga memiliki aneka manfaat dan kegunaan, baik dari aspek gizi dan
kesehatan, religi, estetika, dan ekonomi. Buah naga mengandung banyak zat gizi
terutama vitamin dan mineral esensial. Beberapa jenis buah naga (daging merah)
juga banyak mengandung antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit kanker.
Beberapa kandungan buah naga yang penting bagi kesehatan antara lain
vitamin C, kalsium, fosfor, serta serat. Vitamin C paling tinggi terdapat pada
buah naga putih jenis Hylocereus undatus. Kandungan fosfor dan serat
yang paling tinggi terdapat pada Hylocereus polyrhizus, atau lebih
dikenal sebagai buah naga merah, sedangkan kandungan kalsium paling tinggi
terdapat pada buah naga kuning (Selenicereus megalanthus), jenis ini
jarang ditanam di Indonesia.
Buah naga dapat digunakan untuk mengatasi atau mencegah penyakit kanker
usus besar, diabetes, hipertensi, osteoporosis, ginjal, menurunkan kolesterol,
dan sebagainya. Mengkonsumsi buah naga secara rutin dapat menghindarkan kita
dari serangan penyakit-penyakit tersebut. Buah naga juga banyak yang
dimanfaatkan untuk kegiatan religi.
Buah naga juga berperan dalam berbagai kegiatan keagamaan terutama yang
dilakukan etnis Tionghoa. Menjelang berbagai acara keagamaan terutama menjelang
tahun baru, biasanya masyarakat Tionghoa memerlukan buah naga, selain itu buah
naga banyak dihidangkan dalam acara-acara lain seperti peringatan Natal dan
tahun baru masehi. Manfaat estetika dapat dilihat dari bentuk tanaman dan
bentuk buah. Tanaman buah naga pada dasarnya merupakan tanaman hias yang sangat
baik di tanam di halaman rumah sebagai penambah keindahan rumah.
2.3 Botani
Buah Naga
Buah naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae
(subfamily Hylocereanea), dan termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari
beberapa spesies di antaranya dalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan
bernilai komersial tinggi. Secara lengkap, klasifikasi buah naga disajikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae (suku
kaktus-kaktusan)
Genus : Hylocereus
Spesies : - Hylocereus
undatus (Haw.)Britt.Et R (daging putih)
- Hylocereus
polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus
costaricensis (daging super merah)
- Selenicereus
megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama yang
banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus, H. polyrhizus,dan H.
costaricensis.Hylocereus undatus paling banyak ditanam lantaran
jenis ini yang pertama kali masuk ke Indonesia. Secara morfologis, tanaman buah
naga termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun. Untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan gurun tanaman buah naga memiliki duri di
sepanjang batang dan cabangnya guna mengurangi penguapan.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit, di
habitat aslinya tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akar
nya di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena
terdapat akar yang tumbuh di batang. Morfologi tanaman buah naga dari akar,
batang dan cabang, bunga, buah, serta biji:
1. Akar
Pada umumya perakaran buah naga dangkal, yaitu berkisar 20-30 cm, namum
menjelang produksi buah biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm
mengikuti perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah.
Buah naga mampu bertahan di daerah kering karena kemampuan akar beradaptasi
dengan baik pada kondisi kekeringan, namun akar tanaman buah naga umumya tidak
tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Buah naga juga
memiliki akar yang tumbuh di batang, akar tersebut biasanya disebut akar aerial
(akar udara), yang berfungsi untuk menempel dan merambatnya pada tanaman lain.
Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal (pH 6-7). Pada
pH tersebut tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi dengan baik.
Beberapa literature menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap
kemasaman tanah.
2. Batang dan cabang
Tanaman buah naga merupakan tanaman
perennial, tumbuh cepat, merambat, dan tidak berdaun. Batang buah naga berwarna
hijau tua dan besegmen- segmen, batang buah naga kebanyakan triangular
(bersudut tiga) namun terkadang ditemukan bersudut empat atau lima. Batang buah
naga tidak berkayu dan kebanyakan berduri. Tanaman buah naga dapat tumbuh
mencapai 6 meter jika dibiarkan, namun pada umumnya hanya mencapai 2-3 meter
saja karena batang pokok dipangkas untuk pembentukan cabang produksi.
3. Buah
Buah naga berbentuk lonjong agak
mengerucut (oblong) atau secara umum disebut bentuk berry. Buah tanaman ini
mempunyai variasi warna, mulai dari kuning, pink, sampai merah. Selain warna
kulit buah, warna daging buahnya pun beragam, ada yang berwarna putih, kuning,
dan merah/ merah muda.
Sesuai dengan warna daging buah tersebut, buah naga
dibedakan menjadi buah naga putih (white pitaya), buah naga kuning (yellow
pitaya), dan buah naga merah (red pitaya).
4. Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan
bentuk bulat, pipih, dan sangat keras. Setiap buah mengandung lebih dari 1000
biji, berbeda dengan buah berbiji lainnya biji buah naga yang kecil dapat
dimakan bersama dengan daging buahnya.
2.4 Syarat
Tumbuh dan Perbanyakan Bibit
Pesyaratan untuk penanaman buah naga meliputi unsur-unsur iklim, yaitu
ketinggian tempat, temperatur, curah hujan, intensitas cahaya, kelembapan
udara, dan kecepatan angina. Sifat tanah yang perlu diperhatikan antara lain:
struktur tanah, tekstur tanah, kemasaman tanah (pH), salinitas, dan bahan
organik.
1.
Tanaman buah naga dapat tumbuh pada
ketinggian 0-2750 meter dpl. Ketinggian optimum adalah 0-800 meter dpl.
2.
Mampu hidup pada suhu
0-40 °C, suhu udara terbaik 20-35°C.
3.
Mampu hidup pada daerah kering hingga
basah dengan CH 340 - 3.000 mm/th. Optimum 1.500 – 2.500 mm/th.
4.
Intensitas di atas 90%
5.
Kelembapan udara relative antara
70 – 95%.
6.
Tidak banyak dipengaruhi angin,
relative tahan terhadap kecepatan angin.
7.
Menghendaki struktur remah,
porositas tinggi
8.
Tekstur yang seimbang, tekstur lempung
berpasir atau pasir berlempung.
9.
Tahan terhadap salinitas tinggi, cocok
di daerah pantai.
10.
Memiliki bahan organik memadai, BO
sebesar 5%
Perbanyakan bibit buah naga dapat diperoleh dengan cara perbanyakan secara
biji (generatif) dan setek batang (vegetatif), cara perbanyakan buah naga
sebagai berikut:
1. Perbanyakan Generative (Biji)
Cara perbanyakan menggunakan biji buah
naga dilakukan karena dapat diperoleh bibit dalam jumlah besar (1 buah berisi
minimal 1000 biji), namun cara ini kurang popular dan jarang digunakan karena
membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan bibit siap tanam di lapang. Biji
juga harus berasal dari buah yang sehat dan matang di pohon. Seleksi biji yang
berkualitas juga sulit dilakukan lantaran ukuran biji yang kecil dan
penampakannya mirip.
2. Perbanyakan Vegetatif (Setek Batang)
Perbanyakan vegetatif yang berhasil pada
tanaman buah naga adalah setek batang atau cabang. Perbanyakan setek memiliki
tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih
cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi karena serupa dengan
induknya.
Keberhasilan setek ditentukan oleh calon batang, calon
batang yang digunakan harus dalam kondisi yang sehat, tua, dan sudah pernah
berbuah minimal 3-4 kali. Hindari menggunakan batang yang muda, selain
pertumbuhannya yang lambat, batang muda juga masih banyak mengandung air
sehingga mudah busuk dan terkena penyakit.
Cara:
a.
Setek dibuat dengan memotong batang
tanaman sepanjang 15-20 cm.
b.
Potongan bagian atas diolesi dengan
fungisida, sedangkan potongan bagian bawah diolesi dengan perangsang tumbuh,
misalnya Rootone F. air kencing sapi, atau bawang merah.
c.
Sebelum ditanam
setek sebaiknya diletakkan di tempat yang lembap dan teduh selama beberapa
hari.
Setek sebaiknya ditanam langsung pada
polybag agar memudahkan pemeliharaan dan pemindahan. Media tanam yang digunakan
berupa campuran tanah atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2: 1:
1, dapat pula ditambahkan pupuk NPK. Tanah dan pasir yang akan digunakan untuk
campuran media sebaiknya dijemur kering selama beberapa hari untuk mematikan
hama dan penyakit.
Penanaman stek sebaiknya sekitar seperempat panjang
stek atau sekitar 4-5 cm terbenam tanah. Setelah ditanam, polybag ditempatkan
di tempat yang teduh untuk memudahkan adaptasi bibit. Pemeliharaan stek
setelah ditanam harus dilakukan, antara lain:
a.
Melakukan penyiraman atau pemberian air
secukupnya, terutama musim kemarau. Sangat butuh air untuk menumbuhkan tunas.
b.
Tunas tumbuh 1-2 cm, lakukan pemupukan
dengan NPK 15-15-15 sebanyak 5-10 gram.
c.
Menjaga bibit dari serangan hama dan
penyakit, terutama dengan menjaga sanitasi dan drainase lahan karena bibit
rentan terhadap penyakit layu atau penyakit busuk batang.
d.
Bibit stek dipelihara hingga tunas cukup
panjang, yaitu sekitar 10-15 cm, setelah itu bibit mulai diaklimatisasi dengan
menempatkannya di tempat terbuka agar bibit siap berkembang di lahan selama 1-2
minggu maka bibit sudah siap tanam.
Dalam pemeliharaan bibit perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Bibit berasal dari tanaman induk yang
terpercaya.
2.
Bibit yang digunakan adalah
bibit yang pertumbuhannya baik, bertunas tunggal, dan memiliki tunas dengan
panjang minimal 15 cm.
3.
Bibit tidak mengalami kerusakan akibat
hama dan penyakit.
2.5 Bertanam
Buah Naga di Kebun
1. Pengolahan
Lahan
Lahan yang diolah akan mendukung pertumbuhan tanaman buah naga agar dapat
tumbuh dan berkembang optimal serta berproduksi maksimal. Pengolahan lahan
memiliki manfaat antara lain: membuat lahan menjadi gembur, membunuh hama dan
penyakit, membuang gas-gas dalam tanah yang berbahaya bagi tanaman. Hal- hal
yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah:
a.
Lahan dibersihkan dari semak belukar,
sisa-sisa tanaman, bebatuan dan berbagai pengganggu lainnya.
b.
Lahan kemudian dicangkul dan dibalik
untuk meningkatkan aerasi tanah serta membuang gas-gas berbahaya bagi tanaman
c.
Tanah dihaluskan, bongkahan-bongkahan
tanah dihancurkan hingga menjadi struktur yang lebih kecil.
d.
Buat bedengan dengan arah barat-timur.
Lebar bedengan dapat 1 m atau 4 meter. Tinggi bedengan sekitar 30-50 cm.
e.
Jarak antar bedengan 50-100 cm dibuat
parit untuk pengairan
f.
Lahan yang telah siap dibiarkan beberapa
hari terkena sinar matahari sebelum ditanami.
2. Penentuan
Jarak Tanam
Prinsip dalam jarak tanam adalah: (a) tidak boleh terlalu rapat, karena
akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta rentan terhadap
hama dan penyakit, (b) tidak boleh terlalu jarang karena akan merugikan secara
ekonomis, (c) perhatikan kesuburan lahan.
Jarak tanam sangat mempengaruhi jumlah tanaman, jarak tanam system tunggal
yang paling rapat sebaiknya tidak kurang dari 2x2 meter, sedangkan jarak tanam
paling longgar sebaiknya tidak lebih dari 4x4 meter. Jarak tanam system
kelompok dianjurkan dalam barisan berjarak 30-50 meter dan antar barisan 2-4
meter. Jumlah tanaman per tiang juga menentukan jumlah tanaman pada system
tunggal. Setiap tiang panjatan tidak hanya diisi satu tanaman saja, tetapi 2-4
tanaman.
3. Pembuatan
Lubang Tanam dan Tiang Panjatan
Tiang panjatan yang baik harus awet, karena umur produksi tanaman mencapai
15 tahun, tiang panjatan yang paling baik terbuat dari beton cor yang
dilengkapi denga besi dan ban bekas. Lubang tanam dibuat dengan
ukuran 60-80 cm x 60-80 cm dengan kedalaman 25-30 cm. Buat lubang kecil pada
bagian tengah lubang tanam, sebesar 10x10 cm dengan kedalaman 15 cm, lubang ini
berfungsi untuk menanam tiang panjatan. Bagian bawah tiang panjatan sebaiknya
dilapisi dengan plastic agar tidak kena rayap.
4. Pemeliharaan Tanaman
Bibit yang telah berhasil ditanam maka tetap harus mendapatkna pemeliharaan
secara teratur. Pemeliharaan meliputi pengairan, penulaman tanaman, pengaturan
letak dan pengikatan batang/ cabang, pemupukan susulan, pemangkasan cabang,
serta seleksi bunga dan buah. Proses pemeliharaan dilakukan sampai memasuki
masa panen tanaman buah naga.
a.
Pengairan
Umumnya pengairan dilakuka dengan system
tadah hujan, namun tanaman buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama
pertumbuhannya. Kekurangan air pada masa vegetatif dapat menyebabkan tanaman
layu dan susah bertunas. Selama masa vegetatif tanaman disiram 1 minggu sekali
sampai umur tanaman 6 bulan.
Masa generatif telah muncul bunga dan buah maka
penyiraman dilakukan 10-14 hari sekali. Kekurangan air pada masa generative
dapat menimbulkan kerontokan bunga dan buah yang terbentuk tidak sempurna,
namun kelebihan air pada masa ini akan menyebabkan buah kurang manis dan mudah
pecah. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari pada pukul 06.00 dan
17.00. volume pemberian antara 3-5 liter per lubang tanam, penyiraman dilakukan
dengan membasahi sekeliling tanaman hingga kondisi tanah tidak terlalu becek
dan tidak terlalu kering.
b.
Penyulaman
Penyulaman berarti mengganti tanaman
yang telah mati akibat serangan hama, penyakit, maupun penyebab yang lain.
Tanaman yang disulam biasanya busuk pangkal batang, tidak tumbuh, kerusakan
fisik, dan gejala kerusakan lain yang menyebabkan tanaman tidak berproduksi
dengan baik. Penyulaman bertujuan agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi
optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman biasanya dilakukan seminggu
setelah bibit dipindah ke lapang.
c.
Pengikatan
Batang atau Cabang
Pengaturan letak batang atau cabang
turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman. Pengaturan dilakukan
dengan pengikatan batang/ cabang, pengikatan batang yang terlambat mengakibatkan
petumbuhan batang melengkung dan tidak teratur. Pengikatan dilakukan setiap
20-25 cm pada batang atau cabang agar batang tetap mengarah ke arah atas.
Proses pengikatan sebaiknya jangan terlalu kencang agar tidak menyebabkan
batang terjepit atau patah, dengan demikian diharapkan akar udara lebih mudah
menempel pada tiang rambatan sehingga memperkokoh tanaman seutuhnya. Pengikatan
biasanya dilakukan pada saat tinggi tanaman 50-60 cm.
d.
Pemupukan
Susulan
Pupuk ibarat makanan atau nutrisi
tambahan bagi tanaman, meskipun tanah telah menyediakan hara tetapi
ketersediaan hara biasanya tidak mencukupi untuk menunjang perkembangan tanaman
selanjutnya. Untuk memenuhinya maka perlu adanya pupuk susulan (tambahan),
untuk penanaman system organik pemupukan tentu berdeda dengan system penanaman
anorganik. Penanaman organik haya menggunakan bahan-bahan organik saja seperti
pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing atau kompos tanpa menggunakan pupuk
berbahan kimia buatan seperti NPK, dan urea. Pupuk kandang diberikan sebangnyak
2-5 kg pertanaman dengan interval pemberian 2-3 bulan sekali.
e.
Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk memperoleh
bentuk tanaman yang baik sehingga akan memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik
pula, selain itu pemangkasan dilakukan untuk membuang bagian yang sudah tidak
produktif lagi, seperti cabang kerdil alatu lurus. Bagian yang tidak produktif
akan menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetensi dengan
batang produktif dalam memperoleh hara.
Pemangkasan vegetatif dilakukan untuk membentuk batang
dan percabangan yang baik, sementara pemangkasan generatif dilakukan untuk
membentuk cabang produktif.
f.
Seleksi Bunga dan Buah
Tanaman buah naga mulai belajar berbunga
pada akhir bulan k3-7 dan ke-8 setelah tanam di lahan pada cabang produktif
akan muncul kuntum bunga seukuran kelingking. Pada fase ini diperlukan
pemupukan tambahan dengan kadar P dan K yang tinggi seminggu sekali selama 8
minggu, pengairanpun perlu diatur setidaknya 2 minggu sekali untuk mencegah
kerontokan bunga.
Bunga akan muncul lebih dari 1 pada
setiap cabang produktif, karenanya perlu dilakukan seleksi bunga pawa waktu
masih kecil. Pertahankan 2-3 bunga saja per cabang dengan jarak antar kuntum
bunga 30 cm, bunga yang dipertahankan adalah bunga yang besar, sehat, warna cerah,
dan segar serta usahakan yang menghadap ke matahari.
2.6 Budidaya Dalam Pot dan
halaman
A. Penanaman
di pot
Hal
yang membedakan antara pembudidayaan di pot dan di halaman rumah adalah
penyedian pot. Kelebihan penanaman di pot di bandingkan dengan penanaman di
halaman adalah lokasi atau penempatan pot dapat di atur sesuai keinginan.
Adapun hal- hal yang perlu dilakukan dalam pembudidayaan tanaman buah naga di
pot adalah sebagai berikut:
1.
Penyedian pot
Pot
menjadi sarana pokok dalam pembudidayaan buah naga di pot. Pot yang perlu di
siapkan dapat berupa pot tanah liat , pot dari drum bekas , pot semen, pot
plastk. Dari berbagai bahan pot ini, pot dari tanah liat merupakan yang terbaik
karena suhu pada malam hari akan cepat mengalami perubahan , tanaman buah naga
sangat menyukai perubahan suhu yang sangat drastis karena akan berpengaruh baik
pada pembungaan. Ukuran pot yang baik adalah berdiameter 40-50.
2.
Penyediaan tiang panjatan
Tiang
panjatan merupakan tempat bibit atau tanaman tertumpu agar tidak roboh. Oleh
karena itu, harus di pilih tiang panjatan yang sesuai . berat tiangnya harus di
perhatikan jangan sampai pot tidak mampu menahan beban tiang.
Tiang
panjatan terbuat dari bahan besi beton berdiameter 8-10 cm. Tinggi tiang 200
cm. Bagian alas tiang sedikit mengambang dari alas pot. Pada bagian bawah tiang
di buatkan kaki-kaki tiang yang ukurannya di sesuaikan dengan ukuran diameter
alas pot. Kaki –kaki tiang ini panjangnya 35 cm. Kaki –kaki tiang dibentuk
seperti trapesium dengan ukuran alasnya 30cm .
Agar besi yang nantinya akan terpendam di dalam media tidak mudah
berkarat atau keropos, sebaiknya diberi pulasan aspal . sementara bagian ujung
atas tiang di buat kan piringan berdiameter 40 cm yang bagian tengahnya diberi
besi yang dipasang bersilangan .pada pertemuan silangan besi ini diberi tegak
lurus sepanjang 30 cm yang nantinya akan di masukkan pada bagian ujung tiang.
Tiang panjantannya dapat diberi sabut kelapa yang diikatkan.
3.
Penyedian media tanam
Setelah
pot disediakan , langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam. Bahan
media tanam tersebut adalah pasir, tanah, bubuk bata merah, pupuk kandang atau
humus dan kompas dengan pebandingan 2 :1:2:3:1. Setelah bahan media di sediakan
, semua bahan campur merata. Selanjutnya media dimasukkan dalam pot hingga
ketinggian 80 % dari tinggi pot. Pada media disetiap pot perlu di tambahkan
dolomit sebanyak 100-150 g. Jangan lupa media dan hortigro 20 g/pot, lalu di
siram dengan air hingga kondidinya menjadi jenuh. Media tanaman yang sudah di
siram air dibiarkan selama sehari semalam sebelum siap tanam.
4.
Penyediaan bibit
Bibit
yang di siapkan untuk penanaman di pot tidak berbeda dengan bibit yang ditanam
di kebun. Bibit tersebut harus baik, berukuran besar, kekar, sudah berwarna
hijau tua keabuan, sudah berakar serta bebas hama dan penyakit . panjang ideal
bibit setek untuk penanaman di pot adalah 60 cm.
5.
Penanaman
Setelah
bibit sudah tersedia serta media dalam pot sudah diberi perlakuan dan berada
dalam keadaan agak kering, penanaman dapat dilakukan. Namun terlebih dahulu
medianya dibuatkan lubang tanam secukupnya yang dibuat dengan tugal. Diameter
lubang tanam sekitar tiang rambatan.
Setelah
ditanam , media di sekitar bibit ditekan perlahan ke arah bibit agar berdirinya
bibit menjadi kokoh. Tambahkan ajir dan ikat bibit pada ajir tersebut agar
tidak mudah roboh. Setelah itu, permukaan media dibasahi sedikit dengan air,
tetapi diusahakan air tidak mengenai pangkal batang. Bila air langsung mengenai pangkal batang maka akan terjadi
busuk pangkal batang . pot beserta tanamannya perlu di letakkan di tempat atau
lokasi yang terkena sinar matahari atau tidak ternaungi.
B.
Penanaman di halaman
Untuk
pembudidayaan di halaman, pot tidak perlu disiapkan karena langsung ditanam di
tanah. Adapun tahapan penanaman tanaman buah naga di halaman adalah sebagai
berikut.
1.
Pembuatan lubang tanam, perlu dibuatkan
lubag tanam seperti pada penanaman di kebun. Ukuran lubangnyapun sama. Setelah
lubang disiapkan , media tanam dapat dimasukkan dalam lubang tanam.
Media
tanam tersebut seperti pada media tanaman untuk penanaman di pot. Jangan lupa
menambahkan dolomit sebanyak 100-150 g/lubang tanam dan pupuk hortigro sebanyak
20/g lubang tanam.
Media
tanam tersebut kemudian disiram dengan air hingga jenuh lalu dibiarkan sampai
agak kering.
Penanaman
buah naga dihalaman dapat di buat beberapa lubang tanam. Jumlah lubang
yang dibuat tergantung luas halaman yang
tersedia. Perlu diperhatikan bahwa lokasi perbuatan lubang tanam ini harus
berada di tempat yang tidak ternaungi dan mendapat cahaya matahari yang cukup.
2.
Sistem penanaman
Untuk
penanaman di halaman ini dapat diterapkan beberapa macam bentuk atau sistem
tanam , yaitu sistem tunggal maupun sistem tanam, yaitu sistem tunggal maupun
sistem kelompk atau pagar. Pemilihan sistem tanam ini sangat dipengaruhi oleh
luas arealyang tersedia untuk ditanam i
tanaman buah naga. Untuk halaman yang sempit sangat di anjurkan untuk di pilih
sistem tanam pagar. Sementara untuk halaman yang cukup luas, sistem tunggal
menjadi pilihan yang sangat tepat. Sistem pagarpun dapat diterapkan pada lahan
yang berada di sisi tembok aslkan pencahayaan matahri mencukupi.
3.
Penanaman bibit
Bibit
dapat di tanam setelah kondisi medianya sudah menjadi agak kering setengah
kering. Media dinyatakan sudah agak kering bila digenggam oleh tangan dan di
lepaskan kembali maka gumpalannya akan remah. Sebelum bibit di tanam, ditanah
dibuatkan lubang – lubang tanam. Kedalaman bibit sekitar 10 cm. Setelah itu, tanah di siram air secukupnya, tetapi jangan sampai mengenai
pangkal batangnya.
Untuk
penanaman sistem pagar, terlebih dahulu dibuatkan galian sedalam 25-30 cm, lalu
diisidengan media tanam. Panjang galian sesuai dengan keadaan lahan. Jarak
tanam antar bibit sekitar 50-60cm. Setiap lubang tanam dapat diisi sebanyak 1-2
bibit.
C.
Pemeliharaan Tanaman
Tanaman
tanpa pemeliharaan yang baik tidak akan menampilkan keindahan seperti yang di
harapkan dari penanaman dipot dan halaman. Oleh karena itu, kegiatan
pemeliharaan ini sangat penting agar tampilannya indah dan menarik untuk dinikmati.
Kegiatan
pemeliharaan tanaman buah naga yang di tanam di pot dan di halaman antara lain
pemupukan, pemberian air, dan pemangkasan diperlukan untung membuang tunas
cabang yang tidak di perlukan. Sementara pemberian pupuk dan air pada tanaman
yang ditanam di pot dan di halaman secukupnya.
Pemupukan
dapat di berikan dengan dua cara , yaitu tbur dan kocor. Pemberian dengan
sistem tabur di lakukan sebulan sekali. Pada saat pemberian pupuk sistem kocor
maupun tabur , keadaan tanah harus lembap. Keadaan lembab ini harus
dipertahankan selama seminggu,kemudian dilakukan penyiraman dengan air
secukupnya.
Pemberian
pupuk dengan sistem tabur di lakukan secara melingkar pada tanaman. jarak
pemberian pupuk dari pangkal batang tanaman sekitar 10-15 cm. Pupk tersebut
dibenamkan di tanah sedalam 3 cm, kemudian di tutup dengan tanah media. Pupuk
yang dapat di berikan pada tanaman adalah pupuk makro NPK 15:15:15 sebanyak 2-3
sendok eh per tanaman. selain pupuk makro, tanaman pun perlu diberikan pupuk
mikro sebulan sekali, yaitu Multimicro atau Metalik. Konsentrasi pupuk mikro 4
cc/liter air. Dosis pupuk mikro sebanyak 3 liter larutan pertanaman.
Pemberian
pupuk dengan cara kocor di lakukan pada media atau tanah tanpa harus mengenai
pangkal batang tanaman. Cara pemberian adalah dengan disiramkan langsung ke
tanah. Pupuk yang dapat diberikan adalah hortigro 19:19:19 sebanyak 1 sendok
teh untuk 3-4 liter air.
Setelah
tanaman berumur enam bulan , jenis pupuk yang di berikan dapat diganti, baik
untuk sistem tabur maupun sistem kocor. Pupuk untuk sistem tabur dapat
diberikan hortigro power sebanyak 0,5 sendok teh per tanaman. sementra untuk
sistem kocor, jenis pupuknya sama dengan sistem tabur, tetapi pupuknya harus di
larutkan dahulu dalam air sebanyak 3-4 liter. Larutan pupuk tersebut di
siramkan ke media tanah.
Selain
pupuk buatan, tanaman pun perlu diberikan kompos atau humus atau pupuk kandang
kering sebanyak 3 kg yang sudah dicampur dengan pasir sebanyak 5 kg. Penabuhan
kompos atau humus atau pupuk kandang kering ini dilakukan setahun 2 kali.
Ketinggian
penaburannya cukup sekitar 2 cm. Umumnya penaburan kompos atau humus atau pupuk
kandang dilakukan setelah tanaman berproduksi buah.
Selama
melakukan pemeliharaan ini, kegiatan yang harus diperhatikan adalah menjaga
agar tanaman tidak roboh. Oleh karena itu, tanaman perlu diikat pada rambatan
yang sudah disiapkan. Ikatan yang baik biasanya membentuk angka “8”. Ikatan
jangan sampai terlalu kencang karna dapat merusakkan kulit cabang atau batang.
Pada
saat tanaman mulai berbunga dan dijumpai adanya tunas bunga atau calon bunga
pertama dan kedua maka kedua tunas bunga tersebut harus di pangkas atau
dibuang. Bila dibiarkan maka buah yang nantinya akan terbentuk tidak akan
sempurna. Tunas bunga yang dapat di pertahankan atau diperthankan atau di
pelihara atau di pelihara adalah bunga
ketiga karena umumnya akan menghasilkan bentuk buah yang sempurna.
Pada
saat tunas bunga atau buga belum mekar, dapat dilakukan penyemprotan Nutraphos
Super K (K 34%), demikian juga pada saat terbentuk calon buah atau buah belum
mekar. Penyemprotan tersebut dilakukan masing-masing dua kali dengan interval
lima hari. Konsentrasi larutan 4 g/liter air. Tujuan pemberian Nutraphos Super
K ini adalah untuk mengokohkan kuntum bunga yang mekar sehingga dapat membentuk
calon buah.
Pada
saat pengembangan bunga dan buah , tanah harus dalam keadaan cukup lembap. Bila
buah yang sudah mendekati ukuran berat 400 g atau sudah berukuran diameter
25-28 cm, harus di kurangi pemberian airnya, terutama bila buah tampak lambat
atau berhenti membesr. Biasanya buah tersebut sudahmemiliki kulit buah mulai
memerah. Bila perlu, air tidak lagi diberikan sampai buah menjadi matang.
Penghentian pemberian air ini bertujuan untuk mencegah buah menjadi pecah dan daging buah menjadi cukup keras. Bila
terlalu banyak air maka ketahanan buah berkurang dan mudah menjadi lunak.
Hal
yang menarik yang dapat di peroleh pada tanaman di pot dan dihalaman ini adalah
jumlah tanaman dapat diperbanyak melaui penanaman hasil pangkas tunas
cabangnya. Hasil pangkas tunas cabang berukuran 2-4 cm dapat di tanam pada
median campuran pada pasir dan pupuk kandang yang sudah steril. Dengan cara ini
maka akan diperoleh tambahna jumlah tanaman setiap selang waktu sebulan.
2.7 Hama dan Penyakit
1. Hama
Hama yang sering menyerang tanaman buah naga antara lain sebagai berikut:
a. Tungau
(Tetranychus sp)
Tungau (Tetranychus sp), berukuran
sangat kecil tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polybag). Serangga
dewasa panjangnya sekitar 1 mm dengan bentuk yang mirip laba-laba dan aktif di
siang hari dan siklus hidup tungau berkisar 14-15 hari. Pengendalian tungau
dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan pestisida nabati seperti, nimba,
eceng gondok, atau rumput laut untuk mengendalikan tungau.
b. Kutu kebul
Serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm
berwarna putih dan sayapnya jernih ditutupi lapisan lilin yang bertepung,
biasanya berkelompok pada bagian permukaan bawah cabang. Gejala kerusakan
biasanya berupa bercak nekrotik pada cabang akibat rusaknya sel-sel dan
jaringan batang. Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan teknis seperti
menanami pinggiran lahan dengan tanaman jagung atau bunga matahari sebagai
pembatas dan memperbanyak populasi agen hayati, pergiliran tanaman dengan tanaman
bukan inang terutama bukan family Solanaceae, seperti tomat, cabai, kentang dan
mentimun.
c. Kutu sisik
Hama kutu sisik (Pseudococcus sp.)
umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari langsung,
cabang yang terserang akan terlihat kusam dan biasanya menyerang pada sela-sela
tanaman yang ternaungi.
d. Kutu batok
Hama kutu batok (Aspidiotus sp.)
menyerang tanaman dengan menghisap cairan pada batang atau cabang yang
menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning. Pengendaliannya dapat
dilakukan menggunakan cara yang sama dengan kutu kebul dan kutu sisik, atau
dengan menyemprotkan larutan belerang pada batang yang terkena kutu.
e. Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan tanaman
buah naga karena merusak batang atau cabang, terutama pada saat musim kemarau.
Bekicot menggerogoti sehingga batang menjadi layu, penyebab hama ini karena
sanitasi lingkungan yang kuran bersih. Pengendaliannya dapat dilakukan secara
manual, yaitu mengambil satu persatu bekicot yang ada.
f. Semut
Pada umumnya, semut akan muncul pada
saat tanaman buah naga mulai berbunga, karena aroma khas yang dikeluarkan bunga
akan mengundang semut berdatangan. Bunga juga menghasilkan zat yang berasa
manis, semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan menyebabkan kulit
buah berbintik biktik cokelat. Pencegahan buah naga dari semut adalah dengan
menaburkan kabur mengelilingi batang utama buah naga.
g. Burung
Gangguan burung pada buah naga umumnya
jarang terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan, biasanya burung menyerang buah
yang telah matang pata bagian atas, jika memungkinkan pembungkusan buah dengan
plastik atau kain kasa transparan dapat mencegah serangan burung tersebut.
2. Penyakit
a. Busuk
pangkal batang
Menyerang pada awal penanaman dengan
gejala berupa pembusukan pada pangkal batang sehingga mengakibatkan batang
berair dan berwarna kecoklatan dan biasanya diikuti adanya bulu putih di
sekitar daerah yang terserang. Busuk disebabkan karena keadaan yang terlalu
lembab sehingga muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaituSclerotium
rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi pada bibit stek yang belum
tumbuh akar dalam bentuk potongan.
b. Busuk bakteri
Tanaman tampak layu, kusam, terdapat
lender putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Disebabkan
oleh Pseudomonas sp., pengendaliaannya dengan cara mencabut tanaman
yang sakit.
c. Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium
oxysporium Schl, gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu
dan busuk berwarna cokelat. Pencegahan dengan menjaga lahan agar tidak
tergenang oleh air, jika sudah terlanjur terserang maka pangkaslah bagian
tanaman dan buang.
2.8 Memanen
Buah Naga
Beberapa hal yang
harus diperhatikan saat melakukan panen, misalnya waktu yang tepat untuk panen,
dan cara panen yang benar.
1. Pemanenan
buah naga
Musim panen buah naga biasnya diatur pada bulan
September hingga Maret, hal ini berhubungan dengan meningkatnya permintaan
kebutuhan saat Natal, tahun aru Cina, dan hari besar lainnya.
Ciri-ciri buah siap panen:
a.
Umur tanaman sejak kuntum bunga hingga
berbuah telah mencapai 50-55 hari
b.
Pemanenan pada tanaman buah naga
dilakukan pada buah yang memiliki ciri-ciri warna kulit buah merah mengkilap
dengan sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan.
c.
Mahkota buah telah mengecil
d.
Jumbai buah sudah berubah menjadi
kemerahan
e.
Kedua pangkal buah keriput
(kering)
f.
Bentuk buah bulat sempurna
dan besar, bobot buah diperkirakan 400-600 g.
2. Waktu
panen
Lakukan pemanenan buah naga pada pagi hari (pukul 09.00-11.00) atau sore
hari (15.00-17.00), sebaiknya dilakukan pada cuaca yang cerah.
3. Cara
pemanenan
Tahap-tahap pemanenan buah naga adalah:
a. Kenakan
sarung tangan saat akan memetik buah agar tidak melukai kulit buah.
b. Siapkan gunting
pangkas ranting yang salah satu sisinya tajam untuk memanen buah.
c. Potong
buah pada tangkainya tanpa merusak percabangan yang merupakan letak buah
tersebut.
d. Untuk buah yang
memiliki tangkai panjang maka pemetikannya lebih mudah, potong tangkai buah
antara buah dan cabang kemudian buang tangkainya.
e. Usahakan
buah yang telah dipanen tidak terjatuh, bila pohon mulai meninggi maka
pemanenan bisa dibantu dengan menggunakan tangga.
f. Bungkus
buah yang telah dipanen dengan koran atau langsung dimasukkan ke dalam kotak.
Tujuannya untuk mencegah gesekan atau benturan antar buah yang dapat
menyebabkan buah memar.
g. Letakkan buah
pada posisi berdiri dengan tangkai buah menghadap bawah.
h. Lapisi setiap
lapisan buah dengan bantalan yang sama, tinggi tumpukan buah hendaknya tidak
terlalu tinggi yakni cukup 2-3 susun saja.
Kelas sortasi:
1.
Super, bobot buah > 500 g
2.
Kelas A, bobot buah 400-500 g
3.
Kelas B, bobot buah 300-400 g
4.
Kelas C, bobot buah <300 g
Untuk memudahkan penyortiran selain timbangan juga
bisa dengan menggunakan gelang yang dibuat sendiri dari kawat atau plastik yang
disesuaikan dengan ukuran masing-masing kelas.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
- Buah
naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa
jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah
ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika selatan .
- Pesyaratan
untuk penanaman buah naga meliputi unsur-unsur iklim, yaitu ketinggian
tempat, temperatur, curah hujan, intensitas cahaya, kelembapan udara, dan
kecepatan angina. Sifat tanah yang perlu diperhatikan antara lain:
struktur tanah, tekstur tanah, kemasaman tanah (pH), salinitas, dan bahan
organik
- cara perbanyakan buah naga itu ada 2 yaitu
generatif dan vegetatif.
Cara perbanyakan
menggunakan biji atau generatif buah naga dilakukan karena dapat diperoleh
bibit dalam jumlah besar (1 buah berisi minimal 1000 biji), namun cara ini
kurang popular dan jarang digunakan karena membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan bibit siap tanam di lapang.
Perbanyakan vegetatif
yang berhasil pada tanaman buah naga adalah setek batang atau cabang.
Perbanyakan setek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih
tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas
tinggi karena serupa dengan induknya.
- Perbedaan
teknik pebanyakan di kebun dan di pot
Sebenarnya pada teknik
penanaman di kebun dan di dalam pot tidak jauh berbeda hanya saja , kebutuhan
lahan dan pemeliharannya terdapat sedikit perbedaan . pada buah naga yang di
tanaman dalam pot tidak terlalu memerlukan lahan yang luas dan pada
pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit.
DAFTAR
PUSTAKA
Kristanto, D. 2003. Buah
Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta.
Anonim.
2012. Paduan Teknis Buah Naga.. http://alamtani.com/budidaya-buah-naga.html . Diakses pada tanggal 31 maret 2016.
Hardjadinata, S. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Simatupang,
L. 2007. buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php. Diakes pada tanggal 31 maret 2016
Wahyu, 2008. Dragon Fruit. http://wahyusite.blogspot.co.id/2008/02/buah-naga-dragon-fruit.html.
diakses pada tanggal 31 maret 2016
No comments:
Post a Comment