PENDAHULUAN
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang
diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan
dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien,
rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh
tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan
tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan
tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Kapan Pengambilan Contoh Tanah Dilakukan
Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.
Beberapa Frekuensi Pengambilan Contoh Tanah
Secara umum, contoh diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman dilpangan. Untuk tanah yang digunakan secara intensif, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam 1 tahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun sekali.
Cara Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Contoh tanah untuk uji tanah sebaiknya merupakan contoh tanah komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh- contoh tanah individu. Contoh tanah komposit harus mewakili bentuk lahan yang akan dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian. Contoh tanah individu diambil dari lapisan olah atau lapisan perakaran. Satu contoh komposit mewakili hamparan yang homogen 10-15 ha. Untuk lahan miring dan bergelombang 1 contoh tanah komposit terdiri dari campuran 10-15 contoh tanah individu. Sebelum pengambilan contoh tanah, perlu diperhatikan keseragaman areal/ hamparan. Areal yang akan diambil contohnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, input (pupuk, kapur, bahan organic, dan sebagainya), dan rencana dapat ditentukan 1 hamparan yang sama (homogen/ mendekati sama). Hamparan tanah yang homogen tidak mencirikan perbedaan- perbedaan yang nyata, antara lain warna tanah dan pertumbuhan tanaman kelihatan sama. Contoh tanah komposit diambil diambil pada tanah yang homogen dan dominant pada suatu hamparan.
Kapan Pengambilan Contoh Tanah Dilakukan
Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.
Beberapa Frekuensi Pengambilan Contoh Tanah
Secara umum, contoh diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman dilpangan. Untuk tanah yang digunakan secara intensif, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam 1 tahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun sekali.
Cara Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Contoh tanah untuk uji tanah sebaiknya merupakan contoh tanah komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh- contoh tanah individu. Contoh tanah komposit harus mewakili bentuk lahan yang akan dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian. Contoh tanah individu diambil dari lapisan olah atau lapisan perakaran. Satu contoh komposit mewakili hamparan yang homogen 10-15 ha. Untuk lahan miring dan bergelombang 1 contoh tanah komposit terdiri dari campuran 10-15 contoh tanah individu. Sebelum pengambilan contoh tanah, perlu diperhatikan keseragaman areal/ hamparan. Areal yang akan diambil contohnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, input (pupuk, kapur, bahan organic, dan sebagainya), dan rencana dapat ditentukan 1 hamparan yang sama (homogen/ mendekati sama). Hamparan tanah yang homogen tidak mencirikan perbedaan- perbedaan yang nyata, antara lain warna tanah dan pertumbuhan tanaman kelihatan sama. Contoh tanah komposit diambil diambil pada tanah yang homogen dan dominant pada suatu hamparan.
Cara mengambil contoh tanah komposit dapat
dilakukan sebagai berikut :
- Menentukan
tempat pengambilan contoh tanah individu, terdapat dua cara yaitu
(1) cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan (2) cara
acak (gambar 1).
- Rumput
rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organic segar/
serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
- Untuk
lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah sebaiknya
pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira-
kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah
sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat
tanaman.
- Contoh
tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung) atau
cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh tanah individu
diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau
lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah
dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian
tanah pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan
cangkul atau sekop (gambar 2)
- Contoh-
contoh tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember
plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan
teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam
kantong plastic (contoh tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan
pecah pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap
dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan
plastic dan dimasukkan diantara plastikpembungkus supaya tulisan tidak
kotor atau basah, sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya
dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan
plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor
contoh tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan,
nama dan alamat pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih
baik jika contoh tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau
peta lokasi contoh.
- Informasi
tambahan yang dibutuhkan antara lain penggunaan lahan ; penggunaan pupuk,
kapur, bahan organik;waktu terakhir penggunaan pupuk, kapur atau bahan
organic; kemiringan lahan; posisi/ letak pada lereng (bagian atas tengah
atau bawah); bentuk lereng (rata, cembung, atau cekung); bentuk wilayah
(datar, berombak, bergelombang atau berbukit); keadaan pertanaman; tanaman
terakhir atau sebelumnya; hasil yang telah dicapai dan yang diinginkan.
Seluruh informasi lokasi pengambilan contoh tanah dicatat dalam formulir
isian yang berlaku.
Peralatan untuk pengambilan
contoh tanah
- Alat
untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul,
sekop.
- Alat
untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
untuk mencampur atau mengaduk
- Ember
plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
- Kantong
plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
- Kertas
manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
- Spidol
(water proof) untuk menulis isi label
- Karung
untuk mengepak contoh bila contoh tanah banyak
- Lembaran
informasi contoh tanah yang diambil
Hal- hal yang perlu diperhatikan :
- Jangan
mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi
sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami,
bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan
ternak.
- Permukaan
tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa
tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
- Alat-
alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat.
Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai
untuk keperluan lain.
No comments:
Post a Comment