BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan pestisida
belakangan ini mulai menunjukkan kenaikan yang signifikan , akibatnya banyak
dari penngunaan pestisida yang menyebabkan kerusakan pada tanaman dan juga
mengganggu ekosistem yang ada di lingkungan. Maka dari itu perlu di ketahui
bahwa memilih pestisida yang baik dan tidak menimbulkan efek samping sangat
dianjurkan. Untuk meminimalisir kerusakan maka dapat menggunakan perangkap hama
yang terbuat dari bahan yang dapat
mengurangi populasi hama tapi tidak merusak ekosistem.
Perangkap adalah tempat atau akat yang
digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalia hama terpadu
merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia.
Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian
fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara
penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan
dengan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau
melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya,
warna, aroma makanan atau bau tertentu. Serangga tentu juga lebih tertarik
terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras
seperti kuning cerah.
1.2
Tujuan
1.
Mengetahui banyakknya hama pada lahan
tomat
2.
Mengetahui warna yang di sukai oleh
serangga hama
3.
mengetahui mekanisme kerja Perangkap
Metilat maupun Petrogenol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama tanaman yang menyerang berbagai komodits umumnya berupa serangga.sifat
khas serangga umumnya tertarik kepada cahaya, maka cahaya tersebut sering di
gunakan untuk menangkap serangga. Maksud penangkapan serangga yaitu untuk
memonitor keadaan serangga di suatu daerah pertanaman, khususnya daerah yang
berperan sebagai hama tanman. Namun selain memonitor hama juga dapat di gunakan
untuk memonitor musuh- musuh alami hama tersebut. Junis perangkap hama lainnya
yang juga sering di gunakan di pertanaman khususnya tanaman sayur-sayuran
adalah water trap, stieky trap, dan yellow trap.
Water trap dan stieky trap biasanya menggunakan sexoheromone sebagai
traecent dari serangga, sedangakan yellow trap menarik serangga yang menyenangi
warna kuning misalnya ham Myzus persicae pada kentang dan kubis.
Metil eugenol merupakan zat yang bersifat volatile atau menguap dan melepaskan aroma
wangi. Metil eugenol adalah turunan dari eugenol. Eugenol memiliki nama lain
yaitu: 2-metoksi-4-(propenil) fenol,
4-allil-2-metoksi-fenol,alliguakol, asam eugenat,
asam kariofilat. Rumus molekul metil eugenol adalah C6H12O2 dengan bobot
molekul 164,20, atom C 73,14%; H 7,37%; O 19,49% terdapat dalam berbagai bahan
alami baik pada ekstrak daun dan bunga selasih (Tan 2006).
Sifat
fisik dari metil eugenol yaitu cairan yang berwarna kuning muda atau tidak berwarna,
akan menjadi gelap jika lama terkena udara (oksidasi). Berbau seperti cengkeh
dan rasanya tajam eugenol termasuk senyawa terpen. Terpen merupakan molekul
paling lemah dan mudah menguap. Tingkah laku serangga seperti mencari makanan,
meletakkan telur, dan berhubungan seksual dikendalikan dan dirangsang oleh
bahan kimia yang dikenal sebagai semiocemicals. Salah satu dari semiocemicals yang dapat merangsang alats
ensdorik (olfactory) serangga adalah metil eugenol yang merupakan attractan lalat buah.
Pengguaan attractantdengan menggunakan
bahan metal eugenol merupakan pengendali yang ramah lingkungan dan telah
terbukti efektif (Kardinan 2003). Metil eugenol merupakanfood lure atau bahan makanan yang dibutuhkan
oleh lalat buah jantan untuk dikonsumsi. Jika mencium aroma metal eugenol,
lalat buah berusaha untuk mencari sumber aroma tersebut dan memakannya. Radius attractant dari metal eugenol ini mencapai
20-100 m, tetapi jika dibantu angin, jangkauan dapat mencapai 3 km (Kardinan
2003). Dalam tubuh lalat buah jantan, metil eugenol diproses menjadi zat
pemikat yang berguna dalam proses perkawinan. Dalam proses perkawinan tersebut,
lalat buah betina memilih lalat buah jantan yang telah mengkonsumsi metil
eugenol karena lalat buah jantan tersebut mampu mengeluarkan aroma yang
berfungsi sebagai sex
pheromone (daya pikat
seksual) (Kardinan 2003). Hasil metabolis ini disimpan rectal gland kemudian dilepaskan pada waktu
kawin pada sore hari sebagai komponen sex
pheromone (Tan 2006). Sex pheromone tidak selalu dihasilkan oleh
serangga betina. Pheromone bukan menghasilkan respon terhadap
seks saja, tetapi juga menghasilkan senyawa-senyawa lainnya.
.
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Alat :
1. Cutter
2. Staples
3. Tang
4. Kuas
Bahan
:
1. Metilat
2. Petrogenol
3. Mika
warna
4. Kapas
5. Kawat
6. Botol
aqua
7. Solasi
8. Benang
wol
9. Lidi
3.2
Cara kerja
1. Untuk
pemasangan Petrogenol
a. Ambil
botol aqua buat lubang pada tutup botol
dan lubangi dengan berbentuk bagian tengah botol
b. pasang
tali kawat pengikat di tengah tutup botol yang sudah dilubangi. Hingga perangkap nanti mudah digantungkan.
Pada ujung yang nantinya terletak di dalam botol buat kaitan untuk tempat kapas
yang sudah dicelupkan pada larutan Petrogenol.
c. Botol
kemudian diisi dengan air beberapa centimeter
kemudian digantung pada area kerja penangkapan
2. Untuk
pemasangan Metilat
a. Ambil
botol aqua, buat lubang pada tutup botol yang berfungsi sebagai pengantung
perangkap.
b. Lapisi
botol aqua menggunakan mika (kuning,
biru, hijau) jika sudah tempelkan mika pada botol menggunakan solasi atau
memakai staples.
c. Jika
sudah ikat lagi mika pada bagian atas menggunakan benang wol aga tidak lepas.
Kemudian lapisi kembali ika menggunakan cairan Metilat menggunakan kuas.
Lalu pasang ke dua perangkap tersebut pada lahan
yang ingin dipasan
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
A. Lahan : Tanaman Tomat
Nama
Perangkap : Perangkap Metilat
Hari
|
Metilat
|
||
Warna
& Jumlah Hama
(Kuning)
|
Warna
& Jumlah Hama
(Hijau)
|
Warna
& Jumlah Hama
(Biru)
|
|
1
|
8
(Lalat Buah)
|
8
(Lalat Buah)
|
Lalat
buah (3)
|
2
|
10
( Lalat Buah )
2
( Kutu putih )
3 ( Tom cat )
|
5 ( Kumbang hitam )
1
( Lalat buah )
|
2
( lalat buah )
|
3
|
3
( Lalat buah )
|
3
( Kutu putih )
|
4 ( Kumbang hitam )
|
4
|
2
(Ladybug)
17
( Kutu putih )
3
( Lalat buah )
1
( Tom Cat )
1
( Nyamuk )
Binatang
–binatang kecil
|
1
( Kumbang )
7 ( Lalat Buah )
1
( Nyamuk )
4
( Kutu Putih )
|
1
( Tom cat )
2
( Kumbang )
Kutu
|
5
|
3(
Tom Cat )
( Lalat buah )
|
5
( Kumbang )
3
( Lalat buah )
|
3
( Lalat Buah )
|
6
|
Lalat
buah mata hijau
|
5
( Lalat buah )
|
1
( Tom cat )
2
( Kumbang )
Kutu
Kumbang
hitam
|
B. Lahan : Tanaman Tomat
Nama
Perangkap : Perangkap Petrogenol
Hari
|
Petrogenol
|
Jumlah
Hama
|
|
1
|
8
( Lalat buah )
|
2
|
5 ( Lalat buah )
|
3
|
4
( Lalat buah )
|
4
|
7
( Lalat buah )
|
5
|
3(
Lalat buah)
|
6
|
10
( Lalat buah )
|
4.1 Pembahasan
Pemasangan perangkap color trap tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Agar tingkat keberhasilannya tinggi dalam menjebak serangga hama,
maka pemasangan harus dilakukan sesuai dengan cara dan prosedur yang tepat.
Menurut Sinubulan dkk., (2013), ketinggian perangkap dapat mempengaruhi jumlah
hama yang terperangkap, dimana pada ketinggian 10 cm lebih banyak hama yang
terperangkap. Hal tersebut karena lalat pengorok daun menyerang pada saat
tinggi tanaman sekitar 10 – 15 cm. Hal tersebut membuktikan bahwa tinggi
pemasangan perangkap berpengaruh nyata terhadap efektifitas penangkapan hama.
Semakin menjauhi kanopi maka semakin sedikit hama yang terperangkap. Begitu
pula sebaliknya, semakin mendekati kanopi maka semakin efisien menangkap hama.
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pemasangan perangkap warna yakni pemilihan
warna itu sendiri. Sihombing dkk., (2013) berpendapat bahwa serangga dapat
membedakan warna-warna karena adanya perbedaan sel-sel retina pada serangga, kisaran
panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah sekitar 2540 – 6000 nm.
Perangkap dengan warna kuning lebih kontras dan mengkilap, sehingga serangga
lebih mudah tertarik dibandingkan dengan jenis perangkap warna lainnya. Hal
tersebut karena warna kuning memiliki panjang gelombang 610 nm, warna hijau
memiliki panjang gelombang 510 nm dan warna biru memiliki panjang gelombang 460
nm.
Pada
perangkap petrogenol, yang lebih mendominasi terjerat adalah lalat buah karena
memiliki Mekanisme kerja perangkap Petrogenol yaitu memancing lalat buah masuk
ke dalam perangkap dengan menggunakan Petrogenol yang ditempatkan di dalam
botol perangkap.
Di dasar botol perangkap bisa diisi air sehingga sayap lalat buah akan lengket
jika menyentuh air tersebut dan akhirnya lalat buah akan mati tenggelam.
Petrogenol ini mengeluarkan aroma wangi yang dibutuhkan lalat buah jantan,
sehingga lalat buah jantan dari jarak 20 - 10 m akan teratrik masuk perangkap.
jika lalat buah jantannya terperangkap, artinya populasi lalat buah bisa
diminimallisir karena lalat betina tidak ada yang membuahi.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada
praktikum kali ini diketahui bahwa lahan buah tomat terdapat banyak hama yang
menyerang seperti halnya lalat buah, untuk mengatasinya maka di dilakukan
pemasangan perangkap yaitu perangkap metilet dengan mengandalkan warna, seperti
warna kuning hijau dan biru. Diketahui bahwa warna yang paling dominan
terperangkapnya serangga hama adalah warna kuning dan hijau.
Mekanisme
kerja perangkap Petrogenol adalah memancing lalat buah masuk ke dalam perangkap
dengan menggunakan Petrogenol yang ditempatkan di dalam botol perangkap. Di dasar botol
perangkap bisa diisi air sehingga sayap lalat buah akan lengket jika menyentuh
air. Petrogenol ini mengeluarkan aroma wangi yang dibutuhkan lalat buah jantan,
sehingga lalat buah jantan dari jarak 20 - 10 m akan teratrik masuk perangkap.Mekanisme kerja metilat Aroma yang ada
dalam kandungan Metilat ini akan berfungsi sebagai sex feromon.
Zat inilah yang akan merangsang lalat buah jantan melakukan aksinya yaitu
kawin, sehingga lalat buah jantan akan terperangkap dalam botol air mineral
(atau tempat lain yang digunakan) dan mati. Otomatis tidak akan terjadi
perkawinan dilapangan sehingga lalat buah tidak bisa berkembang biak
5.2
Saran
Pada
saat melakukan pemasangan perangkap sebaiknya di letakkan di tempat yang
strategis agar lebih efisien, dan saat melakukan pengamatan haruslah lebih memahami hama apa saja yang terperangkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Eko S., Komcinta., 2010.,perangkap hama yellow trap., http://komunitascintatanaman.blogspot.co.id/2010/05/perangkap-serangga-yellow-trap.html.,
diakses pada tanggal 2 april 2016
Oky B., 2015.,Pemanfaatan Perangkap Kuning Untuk Memantau
Perkerbangan Populasi Hama., http://okybrilian.web.unej.ac.id/2015/11/10/pemanfaatan-perangkap-kuning-untuk-memantau-perkembangan-populasi-hama/.,
diakses pada tanggal 2 april 2016
Cucu E.,2015., Laporan Praktikum Pengolahan Hama Terpadu
“Perangkap Lalat Buah”.,https://www.academia.edu/10885828/Laporan_praktikum_Perangkap_lalat_Buah.,
diakses pada tanggal 2 april 2016
No comments:
Post a Comment