Friday, September 23, 2016

laporan praktikum pengenalan alat kultur jaringan



BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap (Tribowo, 2008). Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional (Zulkarnain, 2009).
Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan yaitu sebagai berikut; Botol kultur , Cawan Petri , Oven ,Tabung reaksi, Autoclave , Bunsen, Erlenmeyer,Pinset,Neraca Analitik,Pipet,Hot plate,Lamina air flow,scapel,labu ukur. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan,
menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan.

1.2 Tujuan
  1. Mengetahui fungsi alat-alat Kultur Jaringan.
  2. Mahasiswa memahami prosedur kerja praktikum.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 dasar teori
 Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
            Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri             (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
            Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
            Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).

            Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :
A.        Persiapan
            Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal berikut ini :
1.         Jas laboratorium
2.         Kacamata laboratorium
3.         Sarung tangan laboratorium
4.         Kertas kerja
B         Materi Praktikum
            Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C.        Keselamatan di Laboratorium
            Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang tidak anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D.        Beberapa Petunjuk atau Larangan
            Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik 

BAB 3
METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu
Praktikum pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium kultur jaringan, politeknik negeri jember ,jember , pada hari selasa, 20 september 2016, pukul 07.00-0900.

 3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Alat Kultur Jaringan adalah sebagai berikut; botol kultur ,beker glass,erlenmeyer,gelas ukur,botol stok,cawan petri,pipet ukur,karet penyedot,pipt makra,pipet mikro,pipet tetes,digital PH tester,lampu bunsen,pinset,pisau scalpel,gunting,botol semprot,hot plate ,stir plate,shaker,kompor,destilasi unit,LAF.

3.3 Prosedur kerja
Langkah –langkah  yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah ;
  1. Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam praktikum pengenalan alat  kultur jaringan.
  2. Mengamati alat kultur jaringan beserta fungsinya.
  3. Mengambil gambar .


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
Alat
Fungsi
Cara Kerja
1.
Botol Media (Botol Kultur)
Sebagai tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan

2.
Beker Gelas
untuk sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan kimia, untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai wadah untuk mencampur dan memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup.



3.
Erlenmeyer
Untuk megukur volume dan menampung larutan

4.
Gelas Ukur
untuk mengukur volume segala benda, baik padat maupun cair pada berbagai ukuran volume. Selain itu juga dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci.

5.
Botol Stok
Untuk menakar volume larutan

6.
Cawan Petri
Tempat meletakkan eksplan waktu inokulasi






7.
Pipet Ukur
Mengambil dan memindahkan larutan dalam ukuran tertentu

8.
Karet Penyedot
Untuk mnghisap larutan yang akan diambil dari botol larutan
1. Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit ditekan seperti gambar dibawah ini
Setalah pipet
 2. dihubungkan dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan kanan memegang ruber bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan. Arahkan pipet ke larutan /cairan yang akan diambil / disedot dengan menggunakan tangan kiri. Tekan katup Aspirate(A) kemudian kempeskan Rubber bulp agar angin yang terperangkap didalam ruber bulb keluar.
3. . Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan menekan katup Suction (S), jangan sampai melebihi skala pipet dan  jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena hal ini dapat menyebabkan rubber bulb cepat rusak
4. Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan sesuai yang dibutuhkan kemudian keluarkan larutan cairan ke tempat lain dengan cara mengangkat dengan kedua tangan seperti langkah no 1. Arahkan pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume yang dikehendaki dengan cara menekan katup Exhaust (E) secara perlahan-lahan dan dalam posisi pipet tegak lurus, tunggu bebearapa sampai larutan sudah keluar

9.
Pipet Makro
Alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah banyak secara akurat untuk volume banyak.5 ml
1. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
2. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
3. Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.
4. Benamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan.    
5. Pengambilan sampel
Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Jangan birakan penyedot bergerak cepat dan tiba-tiba. Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan.
6. Berhenti sesaat
7. Penarikan tip dari sampel
    Pengeluaran Sampel                            
10.
Pipet Mikro
Alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah banyak secara akurat untuk volume kurang dari 1 ml
8.      Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
9. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
10.  Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.
11.  Benamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan.    
12.  Pengambilan sampel
      Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Jangan birakan penyedot bergerak cepat dan tiba-tiba. Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan.
13.  Berhenti sesaat
14.Penarikan tip dari sampel Pengeluaran Sampel                            
11.
Pipet tetes
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes
1.    bagian bola karet yang terdapat diatas pipet dipencet
2.   lalu ditahan dan dimasukkan ke dalam cairan.
3.   Saat pipet dimasukkan ke dalam cairan bola karet yang dipencet
4.    di lepaskan dan angkat pipet dari cairan untuk dipindahkan ke wdah lain.
5.   Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan disesuaikan dengan kebutuhan banyaknya tetesan.
12.
Digital pH tester
Mengetahui keasaman pada larutan
1.    Sambungkan catu daya dengan listrik
2.    Masukkan elektroda pH meter ke dalam larutan
3.    Ukur nilai pH

13.
Lampu Bunsen
Untuk memanas larutan dan daat pula digunakan untuk sterilisasidalam suatu proses kuljar
1.    Buka/ putar pengatur keluaran gas di bunsen,
2.    nyalakan api/korek dkat ujung keluaran bakar,
3.    putar/buka kran pangkal selang bunsen
14.
Pinset
Sebgai alat pembantu  dalam mengambil preparat atau eksplan

15.
Pisau Scalpel
Untuk memotong dan merobek eksplan

16.
Gunting
Untuk memotong eksplan

17.
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.


18.
Sealer
Alat untuk mengemas
1.    Pasang catu daya pada listrik
2.    Letakkan plastik pada sealer
3.    Pilih skala panas yang diinginkanan
4.    Tekan pengungkit sealer hingga lampu sealer padam dan lepaskan pengungkit
5.    Lepaskan catu daya

19.
Autoklaf
Mensterilkan alat dan media
  1. Buka tutup tangki
(Pastikan air dalam tangki tidak melebihi saringan)
  1. Masukkan alat ke dalam keranjang (susun rapi)
  2. Masukkan keranjang ke dalam auto clave
  3. Pastikan katub velp tertutup rapat
  4. Setel suhu p (121oC) dan uap udara (17,1 psi) selama 1 jam.
  5. Setelah alarm bunyi tekan off.


20.
Kulkas
Untuk menyimpan bahan
1.      Hidupkan kulkas
2.      Masukkan bahan bahan
3.      3.setelah diperlukan keluarkan bahan bahan
4.      Matikan kulkas kalau sudah tidak diperlukan
21.
Microwave
Untuk mensterilkan alat
  1. Pasangkan catu daya
  2. Masukkan larutan
  3. Atur suhu
  4. Setelah selesai matikan

22.
Timbangan digital+cover
Menimbang dengan ketelitian 10-4
1.      Pasangkan catu daya pada listrik
2.      Hidupkan timbangan dengan menekan tombol on
3.      Setelah muncul angka tekan tombol tare
4.      (Perhatikan kemampuan berat maksimal dan minimal)
5.      Timbang bahan kimia sesuai keinginan
6.      Setelah selesai matikan timbangan (off) dan cabut catu daya

23.
Timbangan digital
Menimbang dengan ketelitian 10-4
1.      Pasangkan catu daya pada listrik
  1. Hidupkan timbangan dengan menekan tombol on
  2. Beri kertas munyak diatas timbangan,
  3. Setelah muncul angka tekan tombol tare
  4. (Perhatikan kemampuan berat maksimal dan minimal)
  5. Timbang bahan kimia sesuai keinginan
7.      Setelah selesai matikan timbangan (off) dan cabut catu daya
24.
Timbangan balance
Menimbang beban dengan ketelitian 10-2
1.      Pastikan timbangan nol
2.      Masukkan eksplan yang akan ditimbang
3.      Geser penanda berat
4.      Catat hasil pengukuran

25.
Oven
Mensterilkan alat
1.      Pasang catu daya pada listrik
2.      Buka tutup oen
3.      Masukkan alat atau bahan yang akan disterilkan
4.      Tekan tombol hijau untuk menghidupkan
5.      T=160oC untuk menghidupkan selama 2 jam

27.
Hot Plate
Memanaskan alat
1.      Pasang catu daya pada listrik
2.      Siapkan larutan dan taruh di atas hot plate
3.      Masukkan stirrer kedalam larutan
4.      Atur suhu dan kecepatan yang dikehendaki
5.      Tunggu hingga larutan tercampur

28.
Stir Plate
Mengaduk dan memanaskan larutan
1. Dimasukan magnetic stirrer dalam wadah yang didalamnya terdapat larutan yang akan diaduk atau dilarutkan yang sedang dipanaskan(mis.di hot plate).
2. Magnetic stirrer akan berputar secara otomatis
3. Dikeluarkan magnetic stirrer dari wadah apabila sudah teraduk atau larut.
29.
Shaker
Menggoyangdan mengocok larutan
1.      Pasangkan catu daya pada listrik
2.      Letakkan larutan di tempat yang disediakan
3.      Stel RPM dan waktu sesuai keinginan
4.      Setelah selesai cabut catu daya

30.
Kompor
Membuat agar
1.      Panic diberikan bubuk agar-agr dan larutan nutrisi .
2.      Letakkan panci diatas kompor gas,
3.       Hidupkan kompor hingga agar-agar larut
31.
Destilasi Unit
Untuk membuat aquadest atau penyulingan
1.      Hidupkan destilation unit,sambungkan ke catu daya
2.      Masukkan air keran ke dalam destilation unit
3.      Setelah air dimasukkan akan diperoleh akuades

32.
Laminer Air Flow
digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman.
1.Nyalakan lampu U.V., minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2.  Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.
3. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF.
4. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5. Nyalakan lampu dalam LAF.
6. LAF sudah siap untuk digunakan.


4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kultur jaringan alat  yang digunakan terdiri atas: ; Botol kultur , Cawan Petri , Oven ,Tabung reaksi, Autoclave , Bunsen, Erlenmeyer, Pinset, Neraca Analitik, Pipet, Hol plate, Laminar air flow, scapel, labu ukur. Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau menanam eksplan. Cawan petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petridish  selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakterikhamirspora, atau biji-bijian. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri,terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakan untuk membiakan bakteri. Selain itu fungsi dari cawan petridish adalah sebagai media perkembangan mikroorganisme (Hallmann, 2001 ). Oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis.Tabung reaksi berfungsi untuk mengukur larutan dan menambahkan. Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan.Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tipe-tube,mortar pestle, dan lain-lain. Bunsen digunakan untuk memanaskan atau mensterilkan. Erlenmeyer dan gelas ukur mempunyai fungsi sama yaitu sebagai menambah larutan. Pinset berfungsi sebagai untuk mengambil eksplan.
          Neraca analitik Berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan pada media. Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekananfiller dengan udara sekitar.tu. Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan(Suryowinoto,1991). Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur jaringan. Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV ( Wetherel, D. F. 1982 ).Scapel adalah alat yang berbentuk catter berfungsi sebagai pemotong atau menyayat. Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat. Totipotensi sel yaitu kemampuan setiap seltumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna.





DAFTAR PUSTAKA











 

2 comments: