Monday, June 12, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris) TANPA BIJI

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


LAPORAN
BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA  (Citrullus vulgaris) TANPA BIJI

 Program Studi:           Produksi Tanaman Hortikultura         
Semester/Golongan:    4/A
Description: LOGO POLITEKNIK NEGERI  JEMBER (1).png






Oleh:
CITRA HELDA ANGGIA
NIM : A31151077
Dosen : Ir.Kasutjiangiati, SP.,MP
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017

Telah Diperiksa dan Dinilai



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Semangka merupakan tanaman yang termasuk kedalam komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan). Semangka merupakan  salah satu buah yang digemari dan mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat indonesia dikarenakan rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal dari Benua Afrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya ke India, China dan Amerika dilakukan oleh para pelayar dari pedagang. Buah semangka memiliki daya tarik tersendiri dari buahnya yang segar dan manis. Kandungan airnya mencapai 92 %, karbohidrat 7 % dan sisanya adalah vitamin. Semangka termasuk tanaman musim kering, tetapi akhir-akhir ini dengan teknologi yang makin berkembang, semangka dapat ditanam kapan saja. Agar dapat tumbuh dengan baik dan cepat, tanaman semangka membutuhkan iklim yang kering, panas dan tersedia cukup air (Mulyanto, 2012)
Menurut  mulyanto, Iklim yang basah akan menyebabkan pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit, serta produksi dan kualitas buahnya akan menurun. Perkembangan teknologi budidaya semangka di daerah Sub-tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya (tropika). Jenis-jenis baru baik, hibrida yang diploid (semangka berbiji) maupun yang triploid (semangka tak berbiji), telah banyak dikembangkan dengan kualitas buah dan hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan semangka tropis
Terdapat puluhan varietas semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa yang diminati para petaniataukonsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya (Samadi, B. 1996)
Budidaya tanaman semangka di Indonesia masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Padahal terbuka peluang yang sangat luas bahwa semangka dapat diekspor ke luar negeri, sebab kondisi alam Indonesia sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam negara produsen lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia akan semangka mencapai 1.506.000 ton. Sampai saat ini Indonesia mendapat peluang ekspor semangka cukup besar yaitu 1.144 ton per tahun (Rukmana, R. 1994).

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.      Menegetahui teknologi budidaya semangka tanpa biji
2.      Mengetahui pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji
3.      Mengetahui permasalahn produksi semangka tanpa biji

1.3 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teknologi budidaya semangka tanpa biji
2.      Bagaimana  pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji
3.      Apakah permasalahn produksi semangka tanpa biji














BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semangka Tanpa Biji
Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1 juga. Namun tetua atau induknya masing-masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid.
 Teknik pembenihan semangka tanpa biji ditemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering disebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin.
Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat. Daya kecambah rata-rata biji semangka triploid adalah antara 27,5 – 85 % dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian, biji kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur hara phospor (P205.).






2.2.1. Klasifikasi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S)adalah tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji.
Gambar 2. Buah Semangka (BAPPENAS, 2005).
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio    : Magnoliophyta
Kelas      : Magnoliopsida
Ordo       : Violales
Familia    : Cucurbitaceae
Genus     : Citrullus
Spesies  : Citrullus vulgaris
Semangka merupakan setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil dan panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang 2 – 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009).
Gambar 3. Bagian-bagian Tanaman Semangka (Syukur, 2009).

2.2.2. Stadia atau Fase Pertumbuhan Tanaaman
Menurut Endang Dwi Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat. Dari pengertian pertumbuhan tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pertumbuhan Tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk semulanya.Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase pertumbuhan vegetatif menghendaki suhu sekitar 25 derajat celcius. Pada suhu tersebut tanaman semangka akan tumbuh cepat dan kuat sehingga akan diperoleh tanaman yang berbatang kuat dan ukuran daun besar. Tanaman dengan kondisi fisik kuat dan didukung dengan perawatan yang baik akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi
Sesudah itu pada fase generative terutama pada proses pemasakan buah, tanaman semangka menghendaki suhu udara harian sekitar 30 derajat celcius untuk pembentukan gula pada daging buahnya. Jika pada periode ini kondisi suhu terlalu rendah, kadar gula pada daging buah juga akan rendah dan umur panen lebih lama. Buah semangka yang diproduksi pada kondisi panas dan kering memiliki kadar gula sekitar 11%. Sebaliknya pada kondisi dingin kadar gulanya hanya mencapai 8 % (BAPPENAS, 2005).

2.3 Budidaya Tanaman Semangka
Dalambudidayanya, tanaman buah semangka memiliki syarat pertumbuhan yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah  hujan ideal 40-50 mm/bulan karena curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang.Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen.Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25OC (siang hari).Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm.Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman (Doring, dkk. 2006)
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. Sedangkanuntuk ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl (Sarpian, 2003).

2.3.1        Pembibitan
Menurut Wihardjo S. (1993) dalam melakukan budidaya tamanam buah semangka tentunya harus mengetahui tahapan-tahapan dalam tekni budidaya yang terdiri antara lain pembenihan. Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam.Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi. Kemudian bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari (Samadi, 1996).
Polibag-polibag diberi disungkup (kanopi) plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
              
Gambar 4. pembenihan hingga pembibitan (Syukur, 2009).

2.3.2        Pengolahan Tanah
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus (ajir), lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus(ajir) dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate (Prajnanta, 1996).
Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 812 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.
Gambar 5. Jarak Tanam Semangka (Syukur, 2009).
2.3.3        Penanaman
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi 3.5004.000 tanaman/ha.Kemudian persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap digunakan. Kemudian dilakukan pelubangan pada tanah lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar dan sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution.Laluuntuk urutan penanaman adalah sebagai berikut, kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah(Sarpian, 2003).

2.3.4        Pemeliharaan Tanaman
            Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan   bibit baru yang telah disiapkan tetapi penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat.Selainitu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat  pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi selain itu gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
Tabel 1.Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha(BAPPENAS, 2005).
Nama Pupuk
Pupuk
Dasar (Kg)
Pupuk Susulan ( Kg )
I
II
III
IV
V
Pupuk Kandang
TSP
ZA
KCl
12.000
350
150
130
-
50
50
20
-
200
150
100
-
-
150
-
-
-
200
50
-
-
100
-
             
              Jika tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi borak 5 Kg untuk per Ha.Pupuk susulan ditugalkan 10 – 15 Cm dari batang. Pemberian pupuk cair SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5 l air dan semprotkan pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali sampai 15 hari menjelang panen
Padabudidayasemangkadapatdilakukanperlakuanmulsa PHP untukmenghasilkansemangkatanpabiji .Manfaat mulsa PHP Sesuai namanya, mulsa PHP terdiri dari dua lapis warna,pada bagian atas berwarna perak danbagian bawah berwarna   hitam. Padasaat   pemasangan mulsa jangan sampai terbalik karena bila pemasangan terbalik maka pengaruh mulsa akan berbeda. Manfaat penggunaan mulsa PHP tersebut adalah merangsang perkembangan akar, mempertahankan struktur suhu dan kelembaban tanah,mencegah erosi tanah,menekan pertumbuhan gulma,mengurangi penguapan air dan pupuk, Meningkatkan proses fotosintesis, dan menekan perkembangan hama dan penyakit

Gambar 6. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).
              Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau   cabang   sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja.Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder   dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yangdigunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l (Duljapardan Setyowati, 2000).Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali   rafia atau  tali dari pelepah pisang batu.
              Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi   hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur  tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina  yang   berada pada ruas   ke-13 dan  ke  20, hal   ini disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina.
              Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST.Buah yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar.
              Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.
              Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Adapun jenis hamadan penyakit yang sering menyerang yaitu Thrips (Thrips parvispinus Karny), Layu (Fusarium ),Bercak daun, Busuk buah,Ulat perusak daun (Spodoptera litura), Tungau merah merah (Tetranychus cinnabarinus) dan Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)dll.

2.3.5        Panen Dan Pasca Panen
Menurut Sarpian (2003), menentukan saat panen dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang.Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah. Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah masak atau tua.
Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat dipanen pada umur 85 hari. Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan (Sarpian, 2003).
Kemudian masuk dalam tahap pasca panen dimana buah hasil panen melalui beberapa proses seleksi sebelum buah di jual kepasaran karena adanya buah yang tercampur dalam buah baik dapat menurunkan nilai jual dari buah tersebut proses ini disebut sortasi.kemudian yang terakhir proses penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4°C, dan kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi (Rukmana, 1994).

2.4 Penggunaan Mulsa pada Tanaman Semangka
Pemberian mulsa bermanfaat  dalam hal kompetisi dengan tanaman pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah, benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya tanamanadalah menekan kompetisi hara dengan gulma, menjaga kestabilan agregat tanah, menjaga ketersediaan air,menekan erosi, menurunkan suhu tanahdan memudahkan dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi air hujan sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air hujan. Oleh karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Menurut Prajnanta (1999) mulsa sintetis yang baik adalah mulsa plastik hitam perak. Mulsa ini terdiri dari dua lapisan, yaitu perak dibagian atas dan hitam dibagian bawah.Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan (refleksi) radiasi matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki efek ganda. Efek pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah sehingga kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua ialah memperperbesar radiasi matahari yang dapat diterima oleh daun-daun tanaman sehingga kemungkinan proses fotosintesis dapat ditingkatkan danmengurangi serangan hama (seperti Thrips dan Aphis) dan penyakit. Permukaan hitam dimaksudkan untuk lebih membatasi radiasi matahari yang menembus sampai ke permukaan tanah sehingga keadaan permukaan tanah menjadi gelap total. Keadaan ini akan menekan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) (Umboh, 1999).
Setelah pupuk kimia diaduk rata bercampur dengan tanah, bedengan dirapikan dan disirami air secukupnya agar pupuk segera bereaksi. Pemasangan mulsa dilakukan tepat setelah pemupukan kimia selesai. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap.
Mulsa dipasang dengan menarik kedua ujung mulsa pada kedua ujung bedengan. Kaitkan terlebih dahulu salah satu ujungnya dengan bedengan dengan pasak penjepit mulsa. Kemudian disusul ujung satunya. Secara bersamaan, kaitkan kedua sisi mulsa dengan bedengan dengan pasak penjepit. Pemasangan mulsa harus pada saat ada cahaya matahari karena pada saat itu mulsa akan mudah meregang sehingga mudah ditarik kencang. Hasilnya permukaan bedengan menjadi tertutup mulsa secara kencang sehingga terkesan rapi dipandang. Pemasangan mulsa pada saat cuaca mendung, pemasangan sebaiknya ditunda sampai ada sinar matahari karena apabila dipaksakan, meskipun hasil pemasangan rapi, tetapi pada saat cuaca panas mulsa terlihat mengendor. Setelah mulsa PHP terpasang diamkan selama 5 hari, kemudian buat lubang tanam dengan jarak tanam 85 cm. Lubang tanam dibuat melingkar dengan di ameter 10 cm. Cara membuatnya dengan menggunakan kaleng bekasa susu yang permukaanya bergerigi ataupun dengan menggunakan plat panas (Prajnanta, 1999).
Gambar 7. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).
Gambar 8. Mulsa jeramih (BAPPENAS, 2005).
BAB 3. METODOLOGI

3.1     Waktu Dan Tempat
Praktikum budidaya tanaman buah semangaka tanpa biji dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret 2017 sampai Tanggal 2 Juni 2017 di Lahan Pertanian Politeknik Negeri Jember.

3.2     Alat Dan Bahan
3.2.1  Alat
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah Kebutuhan
Cangkul
Cangkul Pertanian
1 buah
Koret
Koret
1 buah
Gembor
Ukuran 9 Liter
1buah
Tali Rafia
Tali plastik
1 roll
Gunting
Gunting Rumput
1 buah
Timba
Timba Plastik
1 buah
Knapsack spreyer
Untuk pestisida dan pupuk
2 buah
Kaleng
Pelubang mulsa
1 buah
Gunting kuku
Gunting kuku
1 buah
Kardus
Kardus
1 buah
Lampu
Lampu
1buah
Timbangan
Timbangan Analitik
1 buah
Sendok
Sendok makan
1 buah
Gelas air mineral kemasan
Gelas 200 ml
1 buah
Trei
Trei pertanian
1 buah
Plastic
Plastic bening
1 buah
Kertas merang
Kertas merang
1 buah

3.2.2  Bahan
Nama Bahan
Spesifikasi
Jumlah Kebutuhan
Benih Semangka
Black sweet, Kidung dan Spring
1 pack
NPK
Organik
1 kg
Pupuk Kandang
Pupuk Kandang
1,5 kg
Dolomit
Dolomit
1,5 kg
Sp 36 
Pupuk padat
100 gr/tanaman
KNO3
Merah Dan Putih
2 gr/ tanaman
Salveter
Pupuk organikcair
3 gelas
Biooost
Pupuk organik cair
3 gelas
Pupuk Grower
PupukMajemuk
1 gr/tanaman
Brom M
Fungisida
3 sdm
Acrobat
Fungisida
1,5 lt/ tangki
Dithan M 45
Fungisida (Tempung)
4 gr
Apsa
Bahan Perata Pestisida
5 cc
Arang
Arang kayu
1 plastik
Mulsa
Mulsa plastik
1.5m x 4.5 m

3.3     Metode Pelaksanaan
3.3.1  Persiapan bibit
Benih  semangka yang digunakan untuk pembibitan harus diseleksi  kemudian Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air selama 6-8 jam untuk memecah doemansi setelah itu direndam dalam fungisida dan ditiriskan pada kertas yang telah dilapisi plastik. Pada tahap selanjutnya benih di peram untuk siap dikecambahkan, pada pemeraman ini dapatmenggunakan kardus dan lampu sebagai penyeimbang suhu. Benih yang dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali sehari untuk menjaga kelembabanya. Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan pada trei yang telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga bibit dari panas sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat dibuka pada pagi dan sore hari.
3.3.2     Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukandengan membajak tanah terlebih dahulu agar gulma dapat terangkat dan hal ini juga bertujuan untuk menyubukan tanah kemudian tanah dibentuk bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap awal yang harus dilakukan yaitu mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit pada lahan dapat ditentukan.
a.       Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 1.2 x 4 m, jarak antar bedengan sekitar 3 m. Bedengan dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak terjadi genangan pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b.      Pemberian pupuk dasar
Pupuk  yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK organik (1 kg ),  pupuk kandang (1kg) setelah itu ditambahkan dolomit (1,5 kg) dan ditambah pupuk sp 36 100 gr/ tanaman.
c.       Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya yaitu memasang mulsa plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang hari agar dapat ditarik secara elastik,mulsa harus menutupi seluruh tanaman agar gulma tidak lagi tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.
d.      Pelobangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu menggunakan kaleng berdiameter 10 – 12 cm   yang telah dipanaskan lalu lobangi pada mulsa yang telah ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan metode zig zag untuk lubang tanam. Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah lubang tanam yaitu  disediakan untuk lubang pemupukan.

3.3.3     Penanaman
Bibit tanaman semangka yang telah siap dipindahkan penanaman jika telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan dengan hati hati jangan sampai merusak akar tanaman. kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm ,kira – kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanam.

3.3.4     Pemeliharaan Tanaman
Bibit semangka yang telah ditanam masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan sekitar, terutama cuaca dan ketersediaan air dalam tanah. Selama tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi akan selalu mengalami berbagaikendala, baik yang berasifat ekternal maupun internal  yang umumnya kurang menguntungkan bagi tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam tanah dan gangguan hama penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar tanaman daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a.       Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik pertumbuhannya saat telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena panas mata hari.
b.      Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diberikan pada minggu ke dua hari setelah tanam
c.       Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan mulsa, gulma akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan lubang pupuk
1.      Perompesa daun
Perompesan daun dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan terfokus pada pembentukan vase generatf.


2.      Pemangkasan Cabang
Pemangkasan cabang setiap ada cabang yang tumbuh 1 tanaman semangka ditumbuhkan 3 cabang dan setiap cabang ditumbuhkan 2 buah
3.3.5        Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan fungisida dan bakterisida

3.4 Parameter Pengamatan
Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan lain-lain. Adapun parameter pengamatan yang digunakanadalahsebagaiberikut:

3.4.1        Pengamatan Tinggi Tanaman
Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman menggunakan penggaris panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.

3.4.2        Pengamatan Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 3 hari sekali  sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.
.
3.4.3        Pengamatan Jumlah Buah
Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap tanaman sampel dengan menghitung jumlah buah yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan pada saat buah mulai tumbuh hingga pada saat panen.
   


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 KegiatAn Budidaya Semangka
TANGGAL DAN GAMBAR
KETERANGAN
20 Maret 2017
1.      Pengolahan lahan
2.      Pemupukan dasar (bokasi kambing, dolomit, sp36)
20-22 Maret 2017
Pemeraman
22 Maret 2017
Transplating/ Pembibitan
23 Maret 2017
Pemulsaan
27 Maret 2017
Pelubangan mulsa
3 April 2017
Penanaman
10 April 2017,  2. 17 April 2017, 3. 26 April 2017 
1.      Pemupukan KNO3 (2 gram/ 250 ml pertanaman) +pupuk grower (1 gram /tanaman)
2.      Pupuk tunggal: Boost + KS
3.      Dithane (1 kg) + acrobart (2 pack:100cc))
12 April 2017
     
Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
15 April 2017
                               
1.      Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
2.      Pemulsaan jerami
Maret sampai Mei                               
Penyiangan dan penyiraman setiap waktu
Setiap ada bunga betina pagi hari dan sore
Persilangan
9 Juni 2017      
Pemanenan
4.1.2 Hasil Pengamatan Budidaya
Tabel 4.1 pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah Semangka
No.
Tanggal Pengamatan
HST
Rata-RataTinggi Tanaman
Rata-Ratan Jumlah daun
Jumlah buah
1
5 April 2017
2
8.2
4
-
2
8 April 2017
5
9.88
6
-
3
13 April 2017
8
14.33
6
-
4
16 April 2017
11
17.25
8
-
5
19 April 2017
14
27.9
10
-
6
22 April 2017
17
39.9
Banyak
-
7
25 April 2017
20
50.9
Banyak
-
8
28 April 2017
23
79.8
Banyak
3
9
1 Mei 2017
27
110
Banyak
9
10
4 Mei 2017
30
130.9
Banyak
11
11
7 Mei 2017
33
150.6
Banyak
12
12
10 Mei 2017
36
180.6
Banyak
12
13
13 Mei 2017
39
230.8
Banyak
12
14
17 Mei 2017
42
255.8
Banyak
12
15
20 Mei 2017
45
265.12
Banyak
12
16
23 Mei 2017
48
280.9
Banyak
12
17
27 Mei 2017
51
290.9
Banyak
Panen
18
30 Mei 2017
54
310
Banyak
Panen
19
2 Juni 2017
57
310
Banyak
Panen
Pengambilan sample 3 tanaman dimulai dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (S1, S2 dan S3).
Ket: S1 = Semangka sample 1                               
        S2 = Semangka sample 2
        S3 = Semangka sample 3
Diagram garis 4.1.1 Kurva Sigmoid tinggi tanaman semangka tanpa biji
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kegiatan Budidaya Semangka
Budidaya semangka membutuhkan teknik persilangan antara semangka tanpa biji (4n) disilangkan dengan semangka berbiji (2n) menghasilkan semangka triploid yaitu tanpa biji. Cirri-ciri bunga betina mempunyai bakal buah dan bunga jantan mempunyai serbuk sari, serbuk sari produk terbaik yaitu pada pagi hari dan sore hari karena tidak terkena sinar matahari, apabila serbuk sari tidak sampai pada bakal buah maka bunga akan jatuh atau busuk apabila serbuksari jatuh pada bakal buah maka bakal buah semakin besar dan bentuknya optimal.

4.2.1.1 Pengolahan Lahan
            Lahan untuk budidaya semangka sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah dicangkul Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 4  meter dan jarak antar bedengan 300 cm.

4.2.1.2 Pemupukan Dasar
pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang kambing sebanyak 12.5 kg perbedeng . Tambahkan juga SP-36 Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari. Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya semangka kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 gram pertanaman. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.

4.2.1.3 Pembibitan
Pembibitan dilakukan dengan cara di peram di germinator setelah keluar akar dan daun siap ditransplanting ke sosis dan di pindahkan ke green house untuk aklimatisasi

4.2.1.4 Pemulsaan
            Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik dan menghasilkan produksi yang optimal.
 Pemberian/pemasangan mulsa pada permukaan bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus pada komoditas hortikultura tertentu seperlu semangka mulsa dapat mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah yang kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut.  Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan menahan panas matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif rendah suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan sehingga air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya.

4.2.1.5 Penanaman
Bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam. Kemudian siram untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

4.2.1.6 Pemeliharaan
            Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan dimulai sejak benih berkecambah agar bibit tumbuh normal. Pengairan tidak dilakukan pada penelitian ini karena dilakukan pada musim hujan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengendalikan meldew dengan menggunakan fungisida. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal pertanaman

4.2.1.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
Budidaya semangka di daerah tropis seperti Indonesia cukup rentan dengan serangan hama dan penyakit.
. Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

4.2.1.8 Pemupukan
Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair organik atau pupuk kimia buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.

4.2.1.9 Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mencegah Hama dan penyakit beserta mengurangi persaingan pengambilan. Penyiangan yaitu membuang guma disekitar tanaman

4.2.1.10 Pemangkasan unsur hara antara tanaman dengan gulma
            Pemangkasan dan Seleksi Buah. Pemangkasan dilakukan pada tanaman yaitu setiap tanaman terdapat 3 cabang percabang ditumbuhkan 2 buah
 
4.2.1.12 Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat buah beraroma segar dan gampang pengmbilannya dengan cara dipotong dengan gunting

4.2.2 Semangka Tanpa Biji
Pada kurva sigmoid semangka  mengalami pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan sangat lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya mencapai hamper 3 meter setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman semangka yaitu 11 buah dan pada tanggal 9 juni di panen 7 dan tinggal 4











BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Budidaya semangka mempunyai teknologi yang harus dipatuhi yaitu dari pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pembibitan, pemulsaan, penanaman, pemangkasan, penalian, pemberian pupuk susulan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan harus sesuai SOP dan GAP karena melon sangat membutuhkan intentensif dalam budidaya.
Budidaya semangka tanpa biji yaitu hasil penyilangan antara 4n dengan 2n disilangkan menjadi triploid, triploid yang menghasilkan buah semangka tanpa biji

5.2 Saran
Pada saat budidya semangka tanpa biji sebaiknya memperhatikan kapan waktunya pemangkasan dan ruas ke berapa yang akan dipelihara agar hasilnya optimal


           










DAFTAR PUSTAKA

Bappenas.2005. Budidaya pertanian semangka (Citrullus vulgaris).Jakarta. Penebar Swadaya.
Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.
Doring T., U. Heimbach, T. Thieme, M. Finckch, H. Saucke. 2006. Aspectof straw mulching inorganic  potatoes-I, effectson microclimate,Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani. Nachrichtenbl. Deut.Pflanzenschutzd. 58 (3):73-78.
Duljapar, K, dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam SemangkaSistem Turus. Jakarta. Penebar Swadaya.
Endang Dwi Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu
Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta: Media Unika
Prajnanta, F. 1999. Kiat sukses bertanam semangka berbiji.Jakarta. PenebarSwadaya.
Prajnanta, F. 1996. Agribisnis SemangkaNon-biji.Jakarta. Penebar Swadaya.         
Purseglove, 1968. Tropical Crops Dicotyledones. London. Longman Green and Co Ltd.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: kanisius
file:///G:/semangka/BUDIDAYA%20SEMANGKA%20TANPA%20BIJI%20_%20foragri.h
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan           tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Bogor. Departemen            Agronomi dan Hotikultura IPB. 284 hal.
Umboh, Andry Harits. 1999. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta:             Penebar Swadaya.

Wihardjo, Suwandi.1993. Bertanam Semangka. Yogyakarta: Kanisius

2 comments: