Monday, June 12, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN MELON VARIETAS MERLIN DAN EKSIS

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


LAPORAN
BUDIDAYA TANAMAN MELON VARIETAS MERLIN DAN EKSIS

 Program Studi:           Produksi Tanaman Hortikultura         
Semester/Golongan:    4/A
Description: LOGO POLITEKNIK NEGERI  JEMBER (1).png








Oleh:
CITRA HELDA ANGGIA
NIM : A31151077

Dosen : Ir.Kasutjiangiati, SP.,MP
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI TANANMAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017

Telah Diperiksa dan Dinilai



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Melon merupakan tanaman buah yang termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman melon ini akhirnya menyebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Bahkan ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis. Kini berbagai varietas melon telah banyak dikembangkan,  namun varietas yang banyak diminati oleh petani hanya varietas-varietas tertentu yang banyak pula diminati oleh konsumen, yaitu : Sky Rocket dari Taiwan, Ten Me dari Taiwan, Delicate dari Taiwan dan Action 434 dari Thailand. Melon menurut ukuran  lidah orang Indonesia dianggap lebih mirip blewah karena aroma buahnya. Oleh karena itu, nama melon menurut beberapa referensi disebut juga dengan blewah (Ganiez, 2012)
Kebutuhan akan melon  di Indonesia cukup tinggi yang dimanfaatkan sebagai buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian tahun 1997, luas areal tanaman melon dan semangka sekitar 16.280,23 ha; jumlah tanaman 14.514.654 tanaman dan produksinya 643.568,29 ton/tahun. (Setiadi & Parimin, 2001). Selain itu tanaman melon merupakan penghasil devisa urutan ke-5 kelompok buah-buahan.
Tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapat perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Tanaman melon menghendaki tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik.3 Bahan organik memegang peranan penting dalam tanah, susunannya sangat komplex dan senantiasa mengalami perubahan karena aktivitas milrobia tanah. Pada penguraian bahan organik ini dilepaskan C02 sehingga harga C/N senantiasa menurun mendekati harga C/N tanah. Beberapa fungsi bahan organik diantaranya memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, mempertinggi kemampuan menampung air, memperbaiki drainase dan tata udara tanah, meningkatkan pengaruh pemupukan dari pupuk buatan dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah tercuci oleh air.4 Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang sangat penting yang memiliki daya pengaruh yang cukup lama sehingga tanaman yang dipupuk dengan pupuk kandang dalam jangka waktu yang lama masih dapat memberikan hasil yang baik. Fungsinya antara lain adalah menambah unsur hara makanan tanaman, menambah kandungan humus atau bahan organik tanah, memperbaiki kehidupan jasad renik tanah.
 Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dapat mempertinggi produksi tanaman. Kompos yang telah matang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperkaya bahan organik tanah disamping pupuk organik yang lain.

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.      Menegetahui teknologi budidaya melon merlin dan eksis
2.      Mengetahui pertumbuhan dan produksi melon merlin dan eksis
3.      Mengetahui permasalahn produksi melon merlin dan eksis

1.3 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teknologi budidaya melon merlin dan eksis
2.      Bagaimana  pertumbuhan dan produksi meon merlin dan eksis
3.      Apakah permasalahn produksi melon merlin dan eksis








BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Melon
Melon (Cucumis melo) termasuk dalam suku timun-timunan. Masih satu kerabat dengan semangka, blewah dan timun suri. Seperti halnya suku timun-timunan lain, melon tumbuh merambat tetapi tidak bisa memanjat. Bila tidak ditopang, tanaman ini akan tumbuh menjalar di atas permukaan tanah.
Tempat ideal untuk budidaya melon berada pada kisaran ketinggian 250-700 meter dpl. Bila ketinggian kurang dari 250 meter, tanaman melon cenderung menghasilkan buah yang kecil. Sedangkan di dataran tinggi dengan suhu dibawah 18oC, tanaman ini sulit untuk berkembang.
  • Reticalatus. Jenis melon ini merupakan kultivar paling populer. Bentuknya membulat dengan kulit buah berwarna hijau dan teksturnya berjala, seperti terlapisi jaring. Daging buah berwarna hijau muda hingga oranye. Contohnya : Merlin
  • Inodorus. Jenis ini memiliki kulit buah yang mulus tidak berjala. Bentuknya membulat hingga lonjong. Warna kulit buah kuning hingga kuning pucat kehijauan. Warna dagingnya ada yang hijau, oranye hingga putih. Daging buah tidak beraroma. Contohnya : Eksis

2.3 Syarat Tumbuh Melon
2.3.1 Pemilihan Lokasi Lahan
Lokasi lahan yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman melon, yaitu lahan yang memiliki ketinggian berkisar antara 200 hingga 2000 m dpl dan suhu yang dibutuhkan 12-27 °C. Lahan yang dipergunakan diusahakan berstruktur miring dan tidak berangin kencang. Hal ini dimaksudkan agar pengaturan irigasi yang diperlukan tanaman saat tumbuh dapat dengan mudah tercukupi, sedangkan tanah tidak dalam keadaan kondisi becek atau tergenang air.
Tanaman melon memiliki keunikan dalam pembudidayaannya karena varietasi-varietas tertentu saja yang dapat dibudidayakan sesuai dengan ketinggian tempatnya. Berikut ini pembudidayaan melon berdasarkan ketinggian tempatnya :
* Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas :
   Musk Melon dan Oriental Sweet Melon
* Ketinggian tempat 200-650 m dpl, dengan suhu 25-23,5°C dan 26-24 °C, yaitu    varietas : Jade, Golden Light, Silver Light, Cantaloupe (Halest Best)
* Ketinggian tempat 650-1.000 m dpl, dengan suhu 23,5-18°C dan 72.,4-19°C, yaitu  varietas : Casaba Melon, Melon (Jade Dew, Honey Dew)
* Ketinggian 1.000-2.000 m dpl, dengan suhu 18,7-12 °C, yaitu varietas : Cantaloupe, dan Casaba Melon.
         Tanaman melon sebenarnya dapat dibudidayakan pada lahan yang bersuhu tinggi atau antara 30°C hingga 35°C, namun yang perlu diperhatikan pada penanaman disuhu tinggi tersebut adalah pengairan yang baik karena tanaman melon memerlukan banyak air pada saat tumbuh.
Pada saat penyemaian benih, temperature lahan yang sesuai adalah sekitar 26 °C. apabila kondisi temperature lebih tinggi maka hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas pada benih tanaman melon. Pada saat tanaman melon mengalami pertumbuhan akan memerlukan temperature antara 35 °C hingga 37 °C, sedangkan pada saat tanaman berbuah maka proses pembentukan buah hingga matang buah akan memerlukan temperature antara 26 °C pada siang hari, dan pada malam hari 16 °C.
            Kelembapan udara yang dibutuhkan tanaman melon pada saat pertumbuhan berkisar antara 70 hingga 80%. Sedangkan tanaman melon muda yang tumbuh hingga dewasa memerlukan kelembapan udara maksimal 80% serta minimal 60%.
Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.
            Sinar matahari langsung sangat penting bagi tanaman melon karena dapat membantu proses fotosintesis tanaman, tanaman melon akan menghasilkan buah yang mani apabila pada fase pembentukan buah, sinar matahari yang diterima intensitasnya lebih tinggi. Hal ini karena pada fase pembentukan buah tanaman memproduksi vitamin C yang tersimpan dalam buah sehingga kadar gula yang terkandung pada buah juga ikut meningkat.
            Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman melon yaitu, daerah dengan curah hujan berkisar antara 2.000 hingga 3.000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga 250 mm/bulan.
             Tanaman melon sebaiknya ditanam dengan jarak yang lebih lebar apabila waktu penanaman bibit dilakukan pada musim penghujan. Pembuatan bedengan untuk lahan tanaman dibuat dengan lebar sekitar ± 120 cm dan tinggi tanah bedengan sekitar 50 hingga 60 cm. pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk memberikan kelembaban yang sesuai bagi tanaman pada saat tumbuh.
            Akar pada tanaman melon hanya mampu menembus tanah sedalam 15 hingga 20 cm serta menyebar dalam radius 30 hingga 40 cm. Dengan kondisi seperti itu maka pengairan yang cukup harus dilaksanakan agar kebutuhan air yang diperlukan tanaman dapat sesuai.

2.3.2 Kondisi Tanah
                Tanaman melon dapat tumbuh pada lahan terbuka dengan menanamnya pada tanah yang dibuat bedengan ataupun dengan menggunakan media tanah yang disiapkan dalam pot, polybag, atau wadah tertentu. Kondisi tanah yang ideal yang dipergunakan untuk pembudidayaan tanaman adalah tanah yang bertektur liat, berpasir, gembur, drainase baik, subur, serta mengandung pH tanah antara 6,0 hingga 7,0.
            Tanah yang dipergunakan untuk budidaya menggunakan pot tidak berbeda dengan tanah yang digunakan di lahan terbuka, namun diperlukan pengaturan yang sesuai agar dapat diciptakan komposisi yang ideal bagi pertumbuhan melon.
            Menurut penelitian para ahli tanaman di Indonesia, penggunaan medium tanah yang dicampur dengan humus daun bambu dengan perbandingan 1 : 1 akan lebih meningkatkan pertumbuhan tanaman melon. Sedangkan medium tanah yang dicampur dengan campuran humus daun bamboo serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 akan memengaruhi kondisi buah melon hingga mencapai diameter buah yang maksimal. Pilihan lain campuran tanah yang disarankan oleh para ahli tanaman yang diperlukan bagi budidaya tanaman melon yaitu dengan campuran tanah dengan unsure lempung, pasir, humus, serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1.
            Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan campuran harus dipastikan bahwa campuran dalam keadaan steril. Sterilisasi campuran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu pengukusan atau dioven dengan suhu berkisar 100 °C dan waktu pengukusan 30 menit. Sterilisasi campuran dapat juga dilakukan dengan mencampurkan atau memfumigasikan dengan zat Basamid-G. alternative lain penggantian campuran pupuk kandang adalah dengan memberikan pupuk organic Super TW plus.
            Sebelum penanaman tanah terlebih dahulu digemburkan, proses penggemburan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya tanah mudah dihancurkan dan diremahkan. Proses penggemburan dilakukan dengan mencangkulnya hingga kedalaman ± 30 cm, kemudian membalikan tanah, yang tadinya tanah bagian bawah dibalik supaya berada di bagian atas. Hal ini supaya gulma tidak dapt tumbuh dan berkembang.
            Setelah tanah dibalik-balikan biarkan tanah selama 1 minggu supaya tersinari dan terangin-anginkan. Kalau sudah cukup baru tanah dibuat bedengan tempat tanaman akan ditanam. Ukuran yang ideal untuk pembuatan bedengan adalah panjang 5-7 m dan lebar antara 30-50 cm untuk penanaman satu baris tanaman atau lebar 1-1,25 m apabila penanaman dua baris. Masing-masing bedengan dengan gundukan tanah dengan ketinggian 30-50 cm.

2.4 Budidaya Melon
Apabila lahan yang akan digunakan pernah dipakai sebagai lahan budidaya tanaman sejenis ddan terserang penyakit fusarium, maka sebaiknya lahan tersebut tidak digunakan, atau dengan menanam tanaman lain yang tidak sejenis hingga ± 3-5 tahun. Kalaupun ingin dipakai dengan tanaman sejenis maka harus melalui proses pengolahan tanah secara kimiawi, dan lahan pun bisa digunakan kembali.
Prosesi kimiawi bisa mengunakan Basamid-G, dengan lahan yang basah dan lembap campuran basamid bisa dilakukan, kemudian aduk tanah dengan basamid sampai merata dan mencapai kedalaman 20-30 cm. sesudah rata tercampur basahi tanah sampai lembap selama 7 hari, kemudian tutup permukaan tanah dengan plastic hingga 1 minggu, setelah itu lakukan pencangkulan kembali sampai merata, dan sirami sampai lembap dengan air bersih.
Setelah bedengan telah siap ditanami maka lahkah selanjutnya pemasangan mulsa 3-7 hari sebelum bibit ditanam, mulsa atau penutup permukaan tanah dapat menggunakan plastic hitam perak (mulsa PHP). Penggunaan mulsa bertujuan agar kelembapan dan suhu tanah tetap stabil, juga dapat mencegah pertumbuhan gulma.
Setelah pemasangan mulsa selesai maka dapat dilakukan pembuatan lubang tanam, alat bantu untuk melubangi mulsa bisa menggunanakan besi ata kaleng bekas yang dipanaskan agar plastic dapat ditembus dengan diameter ± 10 cm.
Setelah lubang tanam siap, selanjutnya memasang ajir pada bedengan. Ajir atau cagak digunakan tanaman sebagai penopang tanaman atau sulur tanaman. Ajir ditanam disamping lubang tanam dan menyilang dengan masing-masing. Ajir yang menyilang dibentuk segitiga sama kaki dengan jarak ± 25 cm.

2.4.1 Pemilihan Bibit
Bibit yang ideal dapat kita peroleh dib alai pertamanan atau produsen dengan jaminan kualitas yang baik, dan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim dimana bibit ini akan ditanam.

2.4.2  Pupuk organic dan anorganik
Pupuk yang diperlukan bagi tanaman melon berbeda dari tiap fasenya. Untuk itu perlu dipersiapkan jenis-jenis pupuk yang akan diperlukan. Pupuk organic yang perlu dipersiapkan antara lain jenis kompos, pupuk kotoran ternak, super TW plus, muhus, Gro-Mate, dan Stratos. Sementara untuk pupuk anorganik dapat dipilih seperti, Urea, TSP, ZA, KCI, ZK, SP-36, NPK dan beberapa jenis pupuk daun yang biasanya berupa pupuk cair.
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bisa menggunakan seperti, Rootone F, IBA, IAA, Atonik 6,5L, Dekamon, dan lain-lain sedangkan untuk zat yang diperlukan tanah bisa menggunakan seperti, Dolomit, Zaegro-1, kapur hidrat, kalsit, dan lain-lain.

 2.4.3 Obat tanaman
Obat tanaman diperlukan bila tanaman mengalami gejala terserang penyakit ataupun untuk menghilangkan hama tanaman yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Obat tanaman yang perlu disiapkan dan dipergunakan antara lain insektisida, bakterisida, fungisida untuk jamur, serta nematisida.

2.4.4 Pembibitan Tanaman Melon
Setelah menentukan biji dan varietas yang akan kita tanam, maka biji-biji tersebut disemai terlebih dahulu sebelum ditanam pada media tanam yang tersedia. Penyemaian perlu dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan kerdil hingga benih menjadi mati.
Penyemaian dapat dilakukan dengan menggunakan wadah plastic atau polybag atau juga menggunakan lahan penyemaian tersendiri. Jika ingin menggunakan polybag atau kantong plastic maka kita pilih polybag yang berukuran 8 x 10 cm, setelah polybag tersedia maka dapat dimasukan media tanam berupa tanah yang telah dicampur yang terdiri dari tanah, pasir serta pupuk organic dengan perbandingan 1 : 1 : 1 untuk masing-masing jenisnya.
Biji yang sudah siap rendam dahulu untuk mensterilkan hama dan penyakit dengan air yang dicampur pestisida selama 1- 2 jam, kemudian biji tiriskan sampai kering. Sebelum ditanam biji didiamkan dan ditutupi kain yang steril selama semalam dengan suhu 25 °C.
Setelah didiamkan semalam barulah benih di masukan pada masing-masing polybag dengan kedalaman 5 cm, benih yang berada dalam polybag harus disiram secara kontinyu, yuitu pada pagi jam 06.00 dan sore hari pukul 16.00, diusahakan jangan terlalu becek.
Setelah 10 hingga 14 hari maka tanaman akan mulai memproduksi daun, kalau sudah tumbuh daun penyemprotan bisa menggunaka pupuk daun agar daun terhindar dari serangan hama atau penyakit.
Setelah bibit berumur 2 minggu atau lebih maka bibit siap dipindahkan ke lahan budidaya. Jarak tanam sesuaikan dsengan lubang pada mulsa yang telah disediakan, kedalaman lubang tanam sekitar 10-15 cm. setelah 5 hari maka dapat diberikan pupuk anorganik dengan membenamkannya pada lubang tanam. Selanjutnya lakukan penyiraman yang sesuai agar tanaman melon tumbuh dengan baik.



















BAB 3. METODOLOGI
3.1  Waktu Dan Tempat
Praktikum budidaya melon varietas merlin dan eksis dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret 2017 sampai Tanggal 2 Juni 2017 di Lahan Pertanian Politeknik Negeri Jember
3.2     Alat Dan Bahan
3.2.1        Alat
Nama Alat
Spesifikasi
Jumlah Kebutuhan
Cangkul
Cangkul Pertanian
1 buah
Koret
Koret
1 buah
Gembor
Ukuran 9 Liter
1buah
Tali
Tali bening
1 roll
Tali Rafia
Tali plastic
1 roll
Gunting
Gunting Rumput
1 buah
Timba
Timba Plastik
1 buah
Knapsack spreyer
Untuk pestisida dan pupuk
2 buah
Kaleng
Pelubang mulsa
1 buah
Gunting kuku
Gunting kuku
1 buah
Kardus
Kardus
1 buah
Lampu
Lampu
1buah
Timbangan
Timbangan
1 buah
Sendok
Sendok makan
1 buah
Gelas air mineral kemasan
Gelas 200 ml
1 buah
Nampan
Nampan
2        Buah
Trei
Trei pertanian
1 buah
Plastic
Plastic bening
1 buah
Kertas merang
Kertas merang
1 buah

2.1.1  Bahan
Nama Bahan
Spesifikasi
Jumlah Kebutuhan
Benih Melon
Merlin dan Eksis
1 pack
NPK
Organik
1 kg
Pupuk Kandang
Pupuk Kandang
1,5 kg
Dolomit
Dolomit
1,5 kg
Sp 36 
Pupuk padat
100 gr/tanaman
KNO3
Merah Dan Putih
2 gr/ tanaman
Salveter
Pupuk organikcair
3 gelas
Biooost
Pupuk organik cair
3 gelas
Pupuk Grower
PupukMajemuk
1 gr/tanaman
Brom M
Fungisida
3 sdm
Acrobat
Fungisida
1,5 lt/ tangka
Dithan M 45
Fungisida (Tempung)
4 gr
Apsa
Bahan Perata Pestisida
5 cc
Arang
Arang kayu
1 plastik

2.2     Metode Pelaksanaan
2.2.1     Persiapan bibit
Benih  melon yang akan digunakan untuk pembibitan harus diseleksi  setelah itu Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air selama 6-8 jam untuk memecah dormansi setelah itu direndam dalam fungisida dan ditiriskan pada kertas yang telah dilapisi plastik. Pada tahap selanjutnya benih di peram untuk siap dikecambahkan, pada pemeraman ini dapatmenggunakan kardus dan lampu sebagai penyeimbang suhu. Benih yang dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali sehari untuk menjaga kelembabanya. Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan pada krei yang telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga bibit dari panas sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat dibuka pada pagi dan sore hari.
2.2.2        Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukandengan membajak tanah terlebih dahulu agar gulma dapat terangkat dan hal ini juga bertujuan untuk menyubukan tanah kemudian tanah dibentuk bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap awalyang harus dilakukan yaitu mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit pada lahan dapat ditentukan.
a.       Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 4 x 1.2 m, jarak antar bedengan sekitar 1 m. Bedengan dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak terjadi genangan pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b.      Pemberian pupuk dasar
Pupuk  yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK organik (1 kg ),  pupuk kandang kambing (12.5 kg) setelah itu ditambahkan dolomit (2 gram/tanaman) dan ditambah pupuk sp 36 100 gr/ tanaman.
c.       Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya yaitu memasang mulsa plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang hari agar dapat ditarik secara elastik,mulsa harus menutupi seluruh tanaman agar gulma tidak lagi tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.
d.      Pelubangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu menggunakan kaleng berdiameter 10 – 12 cm   yang telah dipanaskan lalu lobangi pada mulsa yang telah ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan metode zig zag untuk lubang tanam. Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah lubang tanam yaitu disediakan untuk lubang pemupukan.

2.2.3        Penanaman
Bibit tanaman melon yang telah siap dipindahkan penanaman jika telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan dengan hati hati jangan sampai merusak akar tanaman. kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm ,kira – kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanam.
2.2.4        Pemberian Ajir
Konstruksi ajir yang digunakan ajir 2 palang. Ajir palang dipasang pada setiap baris tanaman ditepi lingkaran sebelah dalam. Pada titik potong diikat kuat dengan rafia.

2.2.5     Pemeliharaan Tanaman
Bibit melon yang telah ditanam masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan sekitar, terutama cuacadan ketersediaan air dalam tanah. Selama tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi akan selalu mengalami berbagaikendala, baik yang berasifat ekternal maupun internal  yang umumnya kurang menguntungkan bagi tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam tanah dan gangguan hama penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar tanaman daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a.       Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik pertumbuhannya saat telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena panas mata hari.
b.      Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diberikan pada minggu ke dua setelah tanam
c.       Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan mulsa, gulma akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan lubang pupuk
d.      Perlakuan Khusus Pada Tanaman
1.      Pengikatan Tanaman Pada Turus
Pengikatan tanaman melon pada turus dimulai saat tanaman berumur 12 hari setelah tanam, pengikatan ini dilakukan setiap 3 hari sekali sehingga pertumbuhan tanaman mencapai tinggi 1,8 -2 m. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman lebih teratur, sirklus udara lancar, dan sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman melon.
2.      Perompesa daun
Perompesan daun dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan terfokus pada pembentukan vase generatf.
3.      Pemangkasan tunas
Tunas tunas baru yang mencul pada ruas ke 1 sampai 7 tidak ada gunanya sehingga perlu dipangkas, sementara tunas yang tumbul pada ruas ke 8 – sampai 12, tidak perlu dipangkas tetapi dipelihara untuk memperoleh buah sementara sebelum seleksi dilakukan. Tunas –tunas pada ruas tersebut perlu dipelihara karena tanaman sudah cukup umur untuk menghasilkan buah .diatas ruas ke -12 tunas dan bunga harus dipangkas  lagi. Disampingitu ujung turus yang telahmencapai (ruas ke 25 )makatitik tumbuhnya harus dipangkas agar perkembangan buah \berlangsung normal. Titik tumbuh diatas buah yang telah dipelihara juga dibangkas dengan menyisakan satu daun saja. Buah yang muncul pada tunas lateral disiskan dua daun diatas buah.
4.      Seleksi dan Penggantungan Buah
Seleksi bunga betina yang merupakan calon buah sebaiknya diatur mulai dari cabang pada helai daun ruas ke -9 hingga cabang padahelai daun ke – 12. Menurut pengamatan, bungabetina yang keluar pada ruas tersebut biasanya terjadi pada saat tanaman melon berumur 21 – 24 hari setelah pindah tanam.
Setelah buah dari bunga telah membentuk sepertitelur ayam,maka dipilih satu buah yang tumbuh paling baik (tidak cacat, dan bentuknya lonjong)kemudian dapat dilakukan pengikatan pada tangkai buah pada saat buah telah besar atau telah mulai kendor.

2.2.6        Pengendalian Hama Penyakit
a.       Hama
Hama yang sering kali menyerang melon diantaranya Ulat daun, tungau,  aphis, trips oteng oteng dan cacing tanah
b.      Penyakit
- Layu bakteri
- Layu fusarium, dapat dikendalikan dengan pemberian dolomit pada saat pengolahan laan dan fungisida benlate pada saat perendamanbenih
- Busuk daun, pada daun yang terserang muncul bercak kuning diantara urat – urat daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

3.4 Parameter Pengamatan
Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan lain-lain. Adapun parameter pengamatan yang digunakanadalahsebagaiberikut:


3.4.1        Pengamatan Tinggi Tanaman
Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman menggunakan penggaris panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.

3.4.2        Pengamatan Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 3 hari sekali  sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.
.
3.4.3        Pengamatan Jumlah Buah
Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap tanaman sampel dengan menghitung jumlah buah yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan pada saat buah mulai tumbuh hingga pada saat panen.
   















BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kegiatan Budidaya Melon
TANGGAL DAN GAMBAR
KETERANGAN
20 Maret 2017
1.      Pengolahan lahan
2.      Pemupukan dasar (bokasi kambing, dolomit, sp36)
20-22 Maret 2017
Pemeraman
22 Maret 2017
Transplating/ Pembibitan
23 Maret 2017
Pemulsaan
27 Maret 2017
Pelubangan mulsa
3 April 2017
Penanaman
8 April 2017
1.      Pengajiran tanaman Melon
2.      Penyiangan
3.      Pengajiran kurang lebih 15 cm dari perakaran
4.      Pemupukan KNO3 Merah 2gram/tanaman
1.      10 April 2017,  2. 17 April 2017, 3. 26 April 2017
 
1.      Pemupukan KNO3 (2 gram/ 250 ml pertanaman) +pupuk grower (1 gram /tanaman)
2.      Pupuk tunggal: Boost + KS
3.      Dithane (1 kg) + acrobart (2 pack:100cc)
12 April 2017
     

Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
15 April 2017
                                            
1.      Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
2.      Pewiwilan
Maret sampai Mei                               
Penyiangan dan penyiraman setiap waktu
9 Juni 2017
     
Pemanenan
4.1.2 Hasil Pengamatan Budidaya
Tabel 4.1 pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah  (Merlin)
No.
Tanggal Pengamatan
HST
Rata-RataTinggi Tanaman
Rata-Ratan Jumlah daun
Jumlah buah
1
5 April 2017
2
10.88
4
-
2
8 April 2017
5
11.38
6
-
3
13 April 2017
8
12.75
7
-
4
16 April 2017
11
18
8
-
5
19 April 2017
14
24.56
10
-
6
22 April 2017
17
31.77
Banyak
-
7
25 April 2017
20
43.22
Banyak
-
8
28 April 2017
23
52.8
Banyak
2
9
1 Mei 2017
27
63
Banyak
6
10
4 Mei 2017
30
81.5
Banyak
7
11
7 Mei 2017
33
99
Banyak
7
12
10 Mei 2017
36
113.1
Banyak
7
13
13 Mei 2017
39
135.7
Banyak
7
14
17 Mei 2017
42
150.1
Banyak
7
15
20 Mei 2017
45
165
Banyak
7
16
23 Mei 2017
48
176
Banyak
7
17
27 Mei 2017
51
190
Banyak
Hilang 1 = 6
18
30 Mei 2017
54
197
Banyak
6
19
2 Juni 2017
57
197
Banyak
Panen 5 = 2
Pengambilan sample 3 tanaman dimulai dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (M1, M2 dan M3).
Ket: M1 = Merlin sample 1                                    
        M2 = Merlin sample 2
        M3 = Merlin sample 3
Diagram garis 4.1.1 Kurva Sigmoid tinggi tanaman Melon Merlin
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)

Tabel 4.1.1 pengamatan tinggi tanaman,  jumlah daun dan jumlah buah (Eksis)
No.
Tanggal Pengamatan
HST
Rata-RataTinggi Tanaman
Rata-Ratan Jumlah daun
Jumlah buah
1
5 April 2017
2
9.96
2
-
2
8 April 2017
5
10.34
4
-
3
13 April 2017
8
11.9
6
-
4
16 April 2017
11
18.77
8
-
5
19 April 2017
14
23.6
12
-
6
22 April 2017
17
30.4
Banyak
-
7
25 April 2017
20
42.1
Banyak
-
8
28 April 2017
23
51.2
Banyak
3
9
1 Mei 2017
27
59.4
Banyak
5
10
4 Mei 2017
30
79.3
Banyak
6
11
7 Mei 2017
33
88.1
Banyak
6
12
10 Mei 2017
36
100.6
Banyak
6
13
13 Mei 2017
39
125.5
Banyak
6
14
17 Mei 2017
42
140.5
Banyak
6
15
20 Mei 2017
45
163.6
Banyak
6
16
23 Mei 2017
48
170.1
Banyak
6
17
27 Mei 2017
51
187
Banyak
6
18
30 Mei 2017
54
192
Banyak
Panen 3 =3
19
2 Juni 2017
57
197
Banyak
3
Pengambilan sample 3 tanaman dimulai dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (E1, E2 dan E3)
Ket : E1 = Eksis sample 1
         E2 = Eksis sample 2
         E3 = Eksis sample 3

Diagram garis 4.1.2 Kurva Sigmoid tinggi tanaman Melon Eksis
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)

Diagram garis 4.2. Kurva Sigmoid tinggi tanaman Melon Merlin dengan Eksis
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)


Diagram batang 4.1. jumlah buah tanaman Melon dan Eksis
Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kegiatan Budidaya Melon
Pada praktikum budidaya buah melon ini teknik budidaya yang menonjol adalah pada teknik pemangkasan. Teknik pemangkasan berbeda pada teknik pemangkasan pada umumnya yaitu dengan memangkas semua cabang pada ruas daun pertama sampai kelima. Namun pada budidaya kali ini teknik pemangkasan yang digunakan adalah dengan meninggalkan satu cabang pada ruas pertama sampai kelima. Cabang ini digunakan sebagai cabang pembantu fotosintesis, karena untuk menanggulangi serangan penyakit mildew. Karena sejatinya budidaya buah melon merupakan budidaya daun, jika daunnya selamat maka perkembangan buah juga akan maksimal.
Teknik lainnya yaitu dengan menanam dua varietas melon dalam satu bedeng. Melon yang ditanam yaitu varietas eksis dan merlin. Tujuan dari penanaman dua varietas ini adalah untuk meminimalisir serangan penyakit mildew, karena melon varietas merlin merupakan varietas yang tahan penyakit, sedangkan melon varietas eksis kurang tahan penyakit. Selain itu juga untuk membandingkan hasil produksi dari kedua varietas tersebut karena kebutuhan pupuknya juga sama.
Pola tanam yang digunakan adalah pola zig-zag. Pola ini diterapkan untuk meminamalisir kompetisi pengambilan unsur hara pada setiap sisi tanaman. Selain itu juga untuk memperkuat tegaknya tanaman, karena ajir dipasang dengan pola zig-zag sehingga dapat memperkuat tegaknya tanaman.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 21 HST. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan berbeda beda karena menghendaki kebutuhan dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu pengendalian OPT utamanya mildew juga menggunakan pestisida yang berbeda – beda, hal ini dilakukan agar penyakit tidak kebal terhadap pestisida tertentu.



4.2 2 Kondisi Umum
Kesuburan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kesuburan tanah, iklim, bibit unggul, serta hama dan penyakit. Walaupun faktor-faktor untuk kesuburan tanah dipenuhi, tentu saja tanaman tidak akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika hama dan penyakit masih merajalela. Pada kenyataan dilapangan untuk pemeliharaan tanaman buah yang dilakukan sudah memenuhi atau persayaratan teknik budidaya yang baik namun kegagalan yang terjadi pada produksi melon karena serangan penyakit mildew.
Pertumbuhan dan perkembangan melon varietas eksis dan merlin relatif bagus, dilihat dari produksi buah yang dihasilkan. Namun pada melon varietas eksis ini buah yang dihasilkan kurang bagus, karena kemungkinan kurangnya kesesuaian kondisi lingkungan dan kelembaban.

4.2.3 Kendala Umum
Pada praktikum budidaya tanaman melon ini kendala utamanya adalah penyakit mildew. Mildew mulai menyerang saat tanaman berumur 21 HST. Selain itu juga kami mengalami keterlambatan dalam melakukan pemangkasan, sehingga bakal buah yang telah muncul, pembesaran buahnya juga melambat. Hal ini terjadi karena pertumbuhan tanaman banyak terfokus pada pertumbuhan vegetative bukan generative. Seharusnya pemangkasan dilakukan sesegera mungkin agar pembesaran buah bisa maksimal dan tidak terlambat sampai tanaman menua.
Perkembangan buah pada melon varieras eksis tidak begitu bagus, karena sebenarnya melon varietas eksis ini cocoknya ditanam di greenhouse bukan di lapang. Tetapi pada praktikum ini sebenarnya ingin melakukan percobaan menanam melon varietas eksis di lapang. Dalam pertumbuhannya melon merlin ini bagus dan maksimal, namun dalam pembuahannya yang kurang maksimal. Banyak buah melon eksis yang mengalami kebusukan dikarenakan ulat. Selain itu banyak buah melon eksis yang kerdil dan pembesaran buahnya lambat.

4.2.4 Hama dan Penyakit
a. Mildew
Mildew atau busuk daun (embun bulu) merupakan salah satu penyakit penting tanaman cucurbitaceae. Penyakit ini bisa disebut dengan sebutan Penyakit Trotol atau Kresek. Disebut demikian, karena sebutan tersebut didasarkan pada gejala dan akibatnya terhadap tanaman. Daun tanaman yang terserang oleh penyakit ini akan menunjukkan gejala bercak berwarna kuning agak bersudut, seperti mengikuti alur tulang daun dan dapat menyerang dalam satu daun secara terpisah-pisah. Jika serangan penyakit parah, daun-daun tersebut dapat mengering sehingga daun akan mudah hancur dan mengeluarkan bunyi “renyah” menyerupai suara plastik kresek jika diremas. Meskipun dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada daun, penyakit ini tidak dapat menyerang dan membuat kerusakan buah secara langsung. Penurunan produktifitas buah disebabkan oleh kinerja daun yang terganggu karena kerusakan sel-selnya (nekrosis), dengan demikian pertumbuhan tanaman terhambat dan meyebabkan buah terpapar matahari. Namun, menurut Celetti dkk. (2009), pada suatu waktu pathogen juga dapat menyerang buah. Buah yang dihasilkan dari tanaman yang terinfeksi berukuran kecil dan tidak bagus (marketable). Pengendalian utamanya yaitu penyemprotan dengan menggunakan fungisidan dan bakterisida seperti dithane, acrobat, dan bion-M.
b. Busuk buah
Busuk buah disebabkan oleh Phytoptora nicotianae B. De haan var parastica (Dast).Serangan di batang ditandai dengan bercak cokelat kebasahan yang memanjang. Serangan yang serius dapat menyebabkan tanaman mati layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas . Serangan buah ditandai dengan bercak kebasahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Makin lama bercak mengerut dan mengendap. Buah yang busuk diselimuti kumpulan cendawan putih. Pengendalian dilakukan dengan memangkas daun atau cabang yang berlebihan untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanah, merotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sefamili dengan melon, serta mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
c. Antraknosa,
Antraknosa disebabkan Colletotrichum lagenarium (pass) Ell.Et Halst. Daun, batang muda, bunga dan buah yang terserang memiliki bercak-bercak berwarna cokleat kelabu hingga kehitaman. Bercak tersebut sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu. Jaringan tanaman yang terdapat di bawah bercakpun membusuk. Pengendalian penyakit dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang tepat (45 x 60 cm, 50 x60 cm, atau 60 x 70 cm), merendam benih dengan fungisida berbahan aktif azoksisitrobin 250 g/l atau propineb 70 % dan membersihkan bagian-bagian tanaman yang mati.

4.2.1.1 Pengolahan Lahan
            Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah dicangkul Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 4  meter dan jarak antar bedengan 100 cm.

4.2.1.2 Pemupukan Dasar
pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang kambing sebanyak 12.5 kg perbedeng . Tambahkan juga SP-36 Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari. Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 gram pertanaman. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.

4.2.1.3 Pembibitan
Pembibitan dilakukan dengan cara di peram di germinator setelah keluar akar dan daun siap ditransplanting ke sosis dan di pindahkan ke green house untuk aklimatisasi
4.2.1.4 Pemulsaan
            Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik dan menghasilkan produksi yang optimal.
 Pemberian/pemasangan mulsa pada permukaan bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus pada komoditas hortikultura tertentu seperlu melon dan eksis mulsa dapat mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah yang kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut.  Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan menahan panas matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif rendah suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan sehingga air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya.

4.2.1.5 Penanaman
Bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam. Kemudian siram untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

4.2.1.6 Pemeliharaan
            Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan dimulai sejak benih berkecambah agar bibit tumbuh normal. Pengairan tidak dilakukan pada penelitian ini karena dilakukan pada musim hujan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengendalikan meldew dengan menggunakan fungisida. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal pertanaman

4.2.1.7 Pengajiran
Untuk menghasilkan buah yang bagus, tanaman harus ditopang dengan ajir atau tongkat dari bilah bambu. Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.
Pemasangan ajir hendaknya dilakukan sebelum tanaman tumbuh besar. Biasanya sebelum umur tanaman 3 hari terhitung sejak pertama ditanam. Hal ini dimaksudkan agar ajir yang ditancapkan tidak melukai akar tanaman.
Siapkan ajir sepanjang 1,5 meter. Tancapkan ajir tersebut pada lubang tanam secara menyerong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang dan letakkan secara horisontal diantara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali rafia.

4.2.1.8 Pengendalian Hama dan Penyakit
Budidaya melon di daerah tropis seperti Indonesia cukup rentan dengan serangan hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang budidaya melon antara lain kutu daun, lalat buah, ulat daun, thrips, tungau. Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain antraknosa, busuk buah, busuk batang dan meldew.
Untuk menghindari serangan hama dan penyakit lakukan kultur teknis seperti rotasi tanaman, pemupukan berimbang dan menjaga sanitasi kebun. Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

4.2.1.9 Pemupukan
Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair organik atau pupuk kimia buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.

4.2.1.10 Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mencegah Hama dan penyakit beserta mengurangi persaingan pengambilan. Penyiangan yaitu membuang guma disekitar tanaman

4.2.1.11 Pemangkasanunsur hara antara tanaman dengan gulma
            Pemangkasan dan Seleksi Buah. Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon yaitu dengan pembuangan tunas-tunas baru dan bunga yang tumbuh pada  ketiak daun. Tunas yang dipangkas adalah tunas yang muncul pada ruas ke-1 sampai ke-6, sedangkan tunas yang tumbuh di ketiak daun pada ruas ke-7 sampai ke-11 dipelihara untuk memperoleh buah sementara sebelum dilakukan seleksi. Seleksi dilakukan dengan memilih buah yang berbentuk agak lonjong. Dalam satu tanaman disisakan 1 buah, selanjutnya tangkai buah diikat dengan tali rafia pada turus bambu agar buah tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau mulsa. 
 
4.2.1.12 Pemanenan
Biasanya budidaya melon siap dipanen setelah berumur 3 bulan. Ciri-ciri melon siap panen untuk jenis reticalatus antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma dan bagi melon Eksis berwarna kuning pekat dan beraroma
Buah melon sebaiknya dipetik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Hal ini berguna untuk memberikan waktu lebih pada distribusi.
Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting. Tangkai dipotong seperti huruf  T, jadi bagian yang dipotong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih buah yang benar-benar telah siap dipanen
4.2.2 Melon Merlin
Pada kurva sigmoid melon merlin mengalami pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan sangat lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya mencapai hamper 2 meter setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman merlin yaitu 7 buah dan pada tanggal 9 juni di panen 5 dan tinggal 7

4.2.3 Melon Eksis
Pada kurva sigmoid melon merlin mengalami pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan sangat lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya mencapai hamper 2 meter setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman merlin yaitu 6 buah dan pada tanggal 9 juni di panen 3 dan tinggal 3

4.2.4 Perbandingan Melon Merlin dan Eksis
Parameter
Melon merlin
Melon eksis
Jumlah buah
7
6
Ukuran buah
Besar
Kecil
Warna buah(panen)
Hijau kekuningan
Kuning pekat
Jarring
Berjaring
Tidak berjaring
Pertumbuhan
Lebih cepat
Lambat







BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Budidaya melon mempunyai teknologi yang harus dipatuhi yaitu dari pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pembibitan, pemulsaan, penanaman, pengajiran, pemangkasan, penalian, pemberian pupuk sususlan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan harus sesuai SOP dan GAP karena melon sangat membutuhkan intentensif dalam budidaya.
Melon merlin sangat mudah pertumbuhannnya dan apabila unsur hara tercukupi maka pertumbuhannya optimal namun pada eksis semakin unsur hara tercukupi maka membutuhkan air yang sangat banyak, apabila kebutuhan airnya tidak tercukupi maka mengkerut dan pruduksinya tidak optimal.

5.2 Saran
Pada saat budidya melon sebaiknya memperhatikan kapan waktunya pemangkasan dan ruas ke berapa yang akan dipelihara agar hasilnya optimal












DAFTAR PUSTAKA










1 comment: