Monday, November 21, 2016

Laporan pembuatan larutan stock Vacin dan Went (V & W)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KULTUR JARINGAN
PEMBUATAN LARUTAN STOCK VW (Vacin dan Went)Description: LOGO POLITEKNIK NEGERI  JEMBER (1).png








Disusun Oleh :
Nama : Citra Helda Anggia ( A31151077 )
Dosen : 1. Ir. Kasutjianingati, MSi
Teknisi : 1. Pak. Didik


PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016


Telah Diperiksa dan Dinilai


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kultur jaringan (tissue culture) merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman. Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium aseptik yangmengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai.
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang-terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.
Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kultur jarigan banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional.

1.1  Tujuan
1.      Mengetahu cara pembuatan media VW
2.      Mengetahui kandungan media VW





















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan (Tissue culture) adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yangmempunyai sifat sama dengan induknya. Juga Merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti protoplas, sel, jaringan dan organ (daun,batang, akar, biji,bunga,buah) dan menumbuhkan dalam kondisi aseptik (Rahardja 1989). Menurut Nugroho dan Sugito (2004) Bagian tanaman yang akan dikulturkan disebut eksplan. Jadi eksplan bisa berupa mata tunas, anthera, batang, daun dan akar yang masih muda dan terdiri dari sel-sel meristematis, yang mana sel-selnya masih aktif membelah-belah dan apabila dikulturkan pada media tumbuh yang sesuai secara in vitro, maka eksplan tersebut akan tumbuh dan berkembang biak menjadi banyak.
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak buah dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif untuk kasus tertentu untuk tanaman.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam kultur jaringan tanaman adalah bahwa kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan yang optimum sangat berbeda antar spesies sehingga tidak ada satu medium pun yang dapat di anjurkan untuk digunakan secara universal (Taji et al,. 1997). Oleh karenanya tidaklah mengherankan bila dewasa ini terdapat ratusan komposisi medium yang telah dikembangkan untuk berbagai spesies atau kultivar tanaman.
Tanaman yang tumbuh pada kondisi normal merupakan individu ototrop sejati dan mampu mensintesis seluruh kebutuhan organiknya. Walaupun tanaman yang ditumbuhkan secara in vitro sebenarnya mampu mensintesis senyawa – senyawa  ini, namun tanaman tersebut memproduksinya dalam jumlah yang tidak mencukupi, sehingga satu atau beberapa macam senyawa, misalnya vitamin harus ditambahkan kedalam medium.
Selain senyawa – senyawa organik, senyawa – senyawa kompleks juga sering digunakan didalam medium kultur jaringan tanaman, termasuk ekstrak ragi, hidrilesat kasein, air kelapa, jus jeruk, daging buah nenas, dan banyak lagi yang lainnya. Penambah satu atau lebih senyawa – senyawa kompleks ini menghasilkan medium yang disebut undefined medium(Doods dan Roberts, 1985). Dengan penelitian yang memadai, mungkin saja dapat menggantikan senyawa – senyawa kompleks dengan suatu senyawa tunggal, barangkali sebagai vitamin atau asam amino tambahan.
Untuk lebih memahami komposisi nutrisi yang diberikan didalam medium kultur, topic pertama pada praktikum yang akan dilaksanakan ini adalah pembuatan larutan stok medium dan pembuatan medium. Stok medium yang akan dibuat pada praktikum ini adalah komposisi VW (Vacin danWent) dan zat pengatur tumbuh IAA dan BAP. Komposisi medium VW selengkapnya disajikan pada Tabel 3. 1
Tabel 3.1 Komposisi Medium Vacin dan Went (VW) (1994) pada pH 5,6 – 5,8
No
Senyawa
Per liter stok
Pemakaian
Stok
Per liter medium
A
(NH4)NO2
25,000 g
20,00 ml
500,00 mg
B
KNO3
26,250 g
20,00 ml
525,00 mg
C
KH2PO4
50,000 g
5,00 ml
250,00 mg
D
MgSO4. 7H2O
MnSO4.4H2O
50,000 g
1,560 g
5,00 ml
250,00 mg
7,00 mg
E
(Ca2)3PO4
50,000 g
5,00 ml
250,00 mg
F
Fe3-Tartat
2,800 g
5,00 ml
28,00 mg
Sukrosa
20,000,000 mg
Agar
7,000,000 mg

BAB 3
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat        
Praktikum Kultur Jaringan Tanaman ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 November 2016 pada pukul 07.00-09.00 WIB di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan  


Alat             
botol kultur
 Erlenmeyer
 gelas ukur
 hot plate
 timbangan analitik
 kertas label
 stir plate,
polpipet
 autoclaf.
Bahan
(NH4)NO2
 KNO3
 KH2PO4
 MgSO47H2O
MnSO4 4 H2O
(Ca2)3PO4
Fe3-Tartat
           Alkohol steril



3.3 Cara Kerja
  1. Menyiapkan bahan- bahan yang seperti (NH4)NO2, KNO3, KH2PO4, MgSO47H2O, MnSO4 4 H2O,   (Ca2)3PO4 dan Fe3-Tartat.
  2. Menimbang masing – masing bahan tersebut dengan menggunakan timbangan.
  3. Melarutkan bahan tersebut dengan menambahkan alkohol sebanyak 50 ml dahulu
  4. Jika sudah larut maka tambahkan dengan alkohol sampai mencapai 250 ml
  5. Masukkan ke dalam botol yang tersedia dan tutup rapat
  6. Beri label dan simpan ke lemari pendingin
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Bahan kimia
V&W
mg/l

Kepekatan

Larutan stock
V&W
g/250
(NH4)NO2
500
50x
6,25
KNO3
525
50x
6,563
KH2PO4
250
100x
6,25
MgSO4.7H2O
250
100x
6,25
Ca3(PO4)2
200
100x
5
MnSO4.4H2O
7.5
200x
0.375
Fe3-Tarttrat
28
100x
0,7

4.2 Pembahasan
Dalam hasil praktikum, dapat kita lihat bahwa dalam pembuatan larutan stok untuk kultur jaringan diperlukan teknik khusus salah satunya dalam teknik pencampuran senyawa-senyawa dan massa dari senyawa-senyawa tersebut. Kebutuhan larutan stok diartikan sebagai kebutuhan akan jumlah bahan media dan larutan stok yang harus dipenuhi pada waktu  yang diperlukan pada beberapa macam/tahap kegiatan kultur jaringan.  Dalam pembuatan media untuk kultur jaringan, langkah pertama yang dilakukan adalah membagi senyawa penyususn media ke dalam masing-masing kelompok larutan stok sesuai dengan sifat dan tingkat kelarutannya. Dengan adanya pembuatan larutan stok akan mempermudah proses pembuatan media karena proses pencampuran dan penimbangan hanya dilakukan sekali untuk penggunaan berkali-kali untuk botol-botol kultur secara massal. Tujuan pembuatan larutan stok adalah untuk menghemat dan memudahkan pekerjaan menimbang bahan kimia setiap kali pembuatan media.
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan larutan stok. Diawali dengan penimbangan media komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah dilakukan penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan kepekatan atau konsentrasi yang dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan menggunakan aquades murni yang tidak mengandung ion. Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.





















BAB 5
PENUTUP
5.1Kesimpulan

1.    Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan larutan stok yang terdiri dari stok melalui beberapa tahapan antara lain: penimbangan persenyawaan, pelarutan senyawa kimia dengan menggunakan aquades, penetapan volume akhir, pelabelan dan panyimpanan pada lemari es.
2.    Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil.
3.    Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda, untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.
4.  Larutan stok merupakan larutan bahan-bahan komponen media yang  besarnya telah dikalikan menjadi beberapa konsentrasi dan berperan dalam menghindari kesalahan penimbangan bahan-bahan yang diperlukan dalam  jumlah yang relatif kecil











DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment