Friday, May 27, 2016

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAWANG DAUN (Allium Fistolum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersil. Di Jawa Tengah bawang daun merupakan salah satu produk tanaman sayur yang diunggulkan. Luas areal panen bawang daun di Indonesia pada tahun 2009 seluas 53.637 Ha dan pada tahun 2011 seluas 55.611 Ha (BPS, 2011). Pemasaran produksi bawang daun segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri (ekspor). Permintaan bawang daun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari perusahaan mie instan yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap rasa (Sutrisna et al., 2003) Ketersediaan bibit bawang daun yang berkualitas dan bermutu sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas. Pangsa pasar yang cukup terbuka serta kebutuhan yang terus meningkat mensyaratkan kontinyuitas ketersedian bibit bawang daun.
Pemupukan dapat menambahkan unsure hara yang ada pada tanah dan memperbaiki kerusakan tanah terutama pupuk organic Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang menyadari bahwa tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya. Tidak sedikit petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang banyak maka akan memperoleh hasil yang sangat banyak pula.
 Pada saat ini banyak sekali para pelaku (petani) yang menggunakan bahan kimia untuk pemupukannya, dan mempunyai kecendrungan akan semakin banyak memberi pupuk kimianya, dikarenakan hasil yang diharapkan tinggi akan tetapi dari waktu kewaktu bukannya meningkat malah semakin menurun.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian, menunjukkan data yang sangat mengerikan terhadap lahan pertanian kita, banyak lahan dinegara Indonesia memiliki kadar bahan organok yang kurang dari 1 %. Sedangkan dari berbagai pengalaman dan penelitian para ahli menyatakan kadar bahan organik yang tinggi dalam tanah akan sangat membantu memaksimalkan hasil yang didapat pelaku usaha (petani).Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang menyadari bahwa tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya. Tidak sedikit petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang banyak maka akan memperoleh hasil yang sangat banyak pula k Pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam sangat tinggi kandungan unsur N (2,71%), dibandingkan pupuk yangberasal dari kotoran hewan lain..
 Menurut Lingga dan Marsono (2003) pupuk kandang atau kompos diperlukan sebagai pupuk dasar sebanyak 10-15 ton/ha. Pemberiannya dilakukan sebelum tanam dengan cara ditebarkan merata pada tanah olahan. Oleh karena yang dihasilkan dari bawang daun adalah daunnya maka pupuk yang terbanyak adalah pupuk nitrogen (Urea dan Za). Pemberian jenis, dosis, aplikasi, hingga waktu pemupukan yang tepat dapat memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada tanaman bawang daun.  
Pemupukan dengan pupuk organik seperti pupuk kandang ayam dapat memberikan pengaruh yang baik karena selain menambah unsur har juga dapat memperbaiki sifat fisik dan aktifitas mikroorganisme tanah. Dosis pupuk kandang ayam yang dapat diberikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor , antara lain jenis tanaman yang di pupuk, tingkat kesuburan tanah, jenis pupuk kandang dan iklim (Sastrosoedirjo dan Rifai, 1981).






1.2 Tujuan
Menentukan dosis pupuk kandang ayam yang tepat bagi pertumbuhan tanaman bawang daun.
1.3 Manfaat
a. Memberdayakan pertanian organik yang menjunjung tinggi aspek kelestarian lingkungan
b. Memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk organik dalam menunjang pertumbuhan tanaman bawang daun.
c. Mengoktimalkan penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian organik



















BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

a.    Faktor luar

1.      nutisi

2.      cahaya

3.      suhu

4.      Kelembaban atau kadar air

b. Faktor dalam

1.      Giberelin 

2.      Sitokinin 

3.      Asam Absisat (= dormin) 

4.      Gas etilen

5.      Kalin

6.      Asam traumalin 

 

 

2.3 klasifikasi bawang daun

               Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
               Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
               Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
               Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
               Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
               Sub Kelas: Liliidae
               Ordo: Liliales
               Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
               Genus: Allium
               Spesies: Allium fistulosum L.

2.3  ulasan jurnal pertumbuhan dan hasil bawang daun (Allium fistulosum L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.
Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam.
Minggu Setelah Tanam
Perlakuan

2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
D0
24.19a
30.59a
35.08a
36.86a
51.53a
D1
26.81ab
32.4ab
38.98a
43.72b
58.98b
D2
31.80b
36.34b
40.78a
45.20b
59.00b
D3
30.84b
35.16b
40.39a
44.56b
58.89b
D4
32.09b
41.13b
46.08b
50.64b
65.60b
D5
30.93b
37.74b
40.98b
45.42b
55.70ab
D6
29.68b
35.54b
42.22b
46.50b
60.06b
D7
30.64b
39.19b
44.96b
49.05b
60.63b
Ket : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%.
            Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pengamatan 2 MST, 3 MST,4 MST, 5 MST dan 6 MST menunjukkan bahwa pada perlakuan pupuk kandang ayam 12 ton/ha (D4) memperlihatkan tinggi tanaman tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang (D0), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada pengamatan 3 MST menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam 12 ton/ha (D4) berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang ayam (D0), 3 ton/ha (D1), 6 ton/ha (D2) dan 9 ton/ha (D3) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan 15 ton/ha (D5), 18 ton/ha (D6) dan 21 ton/ha (D7).
            Hal ini menunjukkan bahwa Pupuk kandang yang optimal diberikan pada bawang daun adalah 10-15 ton/ha. Kandungan unsur hara N (2,71%) Yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu pertumbuhan tanaman secara umum. Nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, dan enzim.Sedngkan unsur hara P (6,31%) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar. Unsur K (2,01%) membantu pembentukan protein dan mineral serta meningkatkan daya tahan tanaman terdapat penyakit ( Purwa, 2009). Epstein (1972) dalam Gardner et al., (1991) membagi status nurient dalam jaringan tanaman dan pertumbuhan tanaman yaitu: a.defisiensi, b.peralihan,c.beracun. di zona defisiensi penambahan nutrient berakibat meningkatkan produk berat tanaman.
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman (cm) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam.
Perlakuan
2 MST
D0
6.00a
D1
7.00a
D2
7.20a
D3
8.10b
D4
7.90ab
D5
9.50b
D6
8.00b
D7
8.10b
Ket : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%.

Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam 15 ton/ha (D5) memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi dibandingkan Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam 15 ton/ha (D5) memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi dibandingkan
Menurut Jumin (1992), bahwa adanya unsur nitrogen akan meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif seperti daun.hal ini sesuai dengan pendapat linggar dan Marsono (2003), bahwa peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun.

Tabel 3. Rata-rata Berat Segar Tanaman (ton/ha) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan
6 MST
D0
30.80a
D1
32.80ab
D2
37.60ab
D3
39.60b
D4
46.40c
D5
40.80b
D6
38.00ab
D7
34.80ab
Ket : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%.

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis 12 ton/ha menghasilkan bobot segar tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dengan rata – rata 30.93 ton/ha. Akan tetapi penambahan dosis berikutnya (D5, D6 dan D7) tidak lagi meningkatkan bobot segar tanaman. Walaupun pada Tabel 2 penggunaan dengan dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan jumlah daun tetapi berat segarnya rendah. Pemupukan yang tidak sesuai justru tidak efisien, karena membuat tanaman tidak dapat menyerap lagi unsur hara tersebut. Unsur hara itu menjadi racun/toksin bagi tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat agar dapat memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal bagi tanaman.
 Kandungan nitrogen yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu laju pertumbuhan untuk pertumbuhan bagian –bagian vegetatif tanaman daun, batang, dan akar, (Sutedjo, 2002).
















BAB 3
PENUTUP
Perlakuan pupuk kandang ayam dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun. Dosis pupuk kandang ayam dengan dosis 12 ton/ha memberikan hasil tertinggi dan berat segar tanaman. Kandungan nitrogen yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu laju pertumbuhan untuk pertumbuhan bagian –bagian vegetatif tanaman daun dan batang
bahwa Pupuk kandang yang optimal diberikan pada bawang daun adalah 10-15 ton/ha. Kandungan unsur hara N (2,71%) Yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu pertumbuhan tanaman secara umum. Nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, dan enzim.Sedngkan unsur hara P (6,31%) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar. Unsur K (2,01%) membantu pembentukan protein dan mineral serta meningkatkan daya tahan tanaman terdapat penyakit














DAFTAR PUSTAKA




No comments:

Post a Comment