Saturday, June 4, 2016

makalah pengaruh gibberellic acid (GA3) terhadap kacang tanah (arachis hypogea l) pada fase generatif

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Kacang tanah  (arachis hypogaea l.) . Merupakan  tanaman  polong -polongan atau legum anggota suku fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang kacangan kedua terpenting setelah kedelai di indonesia. tanaman yang berasal dari benua amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.
 Di indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (sd.), kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai bahasa inggris: peanut, groundnut.
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain. Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO.Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar yang selalu meningkat yang mendunia ini terutama di indonesia angka produksi kacang tanah menempati urutan kedua setelah kedelai .produksi kacang tanah selalu meningkat dari tahun ketahun ,namun produksi ini belum bisa memenuhi permintaan pasaar yang meningkat ,oleh sebab itu diperlukan upaya peningkatan produksi .yang dapat dilakukan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi .intensifikasi adalah peningkatan produksi dengan tanpa memperluas areal panen seperti penggunaan pupuk ,Varietas unggul ,benih unggul,irigasi,pestisidadan penggunaan zat pengatur tumbuh(ZPT) .
Pemberian ZPT pada tanaman kacang tanah bertujuan untuk membuat tanaman lebih produktif dan harus mampu mengeliminasi hambatan biologis yang ada dalam tanaman itu sendiri. Kacang tanah mempunyai bunga yang banyak, tapi bunga tersebut banyak yang gugur, dan ginofor yang menghubungkan polong dengan batang banyak yang pendek sehingga tidak menghasilkan polong yang bagus. Seandainya keguguran bunga dapat diperkecil dan ginofor bertambah panjang maka jumlah polong akan bertambah banyak dengan kualitas yang bagus/ bernas sehingga produksi mungkin meningkat. Keguguran bunya ini dapat diperkecil dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT).
ZPT yang digunakan adalah gibberellic acid (GA3),namun pengertian  Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi giberelin sedikit berbeda dengan auksin. Fungsi giberelin adalah membantu pembentukan tunas/ embrio, Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim α-amilase, maltase, dan enzim pemecah protein Enzim tersebut berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa merupakan sumber energy pertumbuhan. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali. Produksi giberalin yang paling besar berada pada akar dan daun muda. Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang. Giberelin juga berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena setelah sebuah biji mengimbibisi air,giberekin akan dibebaskan dan mengakhiri dormansi biji.
Gardner et al (1991) menyatakan pemberian GA3 pada tanaman saat berbunga dapat meningkatkan kandungan auksin sehingga mencegah 2- 014 94 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_ terjadinya absisi bunga. Salisbury and Ross (1995) menyatakan pemberian GA3 pada tanaman anggur saat berbunga dapat memperpanjang tangkai bunga sehingga buah tidak berdesakan dan mengurangi serangan jamur. Beberapa penelitian yang telah dilaporkan diantaranya adalah: Yennita dan Toten (2013) menyatakan bahwa pemberian GA3 pada tanaman cabe dapat mengurangi keguguran bunga dan meningkatkan kualitas buah. Yennita (2009) menyatakan pemberian GA3 terhadap kedelai dapat mengurangi keguguran bunga dan meningkatkan produksi pertanaman. Hermalina Sinay (2011) Pemberian GA3 terhadap tanaman Gandaria dapat meningkatkan tinggi tanaman. Sedangkan penggunaan GA3 terhadap kacang tanah saat berbunga belum dilaporkan, untuk itu dilakukanlah penelitian yang berjudul Pengaruh Gibberellic acid (GA3) terhadap kacang tanah (Arachis hypogea.L) Pada Fase generatif.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui pengaruh pemberian GA3 untuk peningkatan jumlah bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang tanah
2.      Mengetahui pengaruh pemberian GA3 terhadap saat muncul bunga dan bobot polong  pertanaman kacang tanah
3.      Mengetahui pengaruh pemberian GA3 pada kacang tanah yang paling efektif
4.      Mengetahui fungsi GA3  pada tanaman kacang tanah
5.      Mengetahui Klasifikasi dan Morfologi Tanaman kacang tanah






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L)
 Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L) diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Penanaman kacang tanah di Indonesia baru dimulai pada awal abad ke-18. Kacang tanah yang ditanam adalah varietas tipe menjalar (Wijaya, 2011).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:
          Kingdom : Plantae
          Divisi : Spermatophyta
          Subdivisi : Angiospermae
          Kelas : Dicotyledonae
          Ordo : Leguminales
          Famili : Papilionaceae
          Genus : Arachis
          Spesies : Arachis hypogaea L.
Menurut Marzuki (2007), akar kacang tanah serabut dengan batang tidak berkayu dan berbulu halus. Batang kacang tanah ada yang tumbuh tegak dan menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Daunnya terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiridan bersifat geotropis positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang. Inilah yang disebut 5 ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mulamula ujung ginofora yang runcing mengarah keatas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan memanjang ginofora memanjang terhenti setelah terbentuk polong. Polong-polong kacang tanah berisi antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari berwarna putih, merah atau ungu tergantung varitasnya. Ginofora tidak dapat membentuk polong jika tanahnya terlalu keras dan kering atau batanya terlalu tinggi (Adisarwanto, 2003).

2.2 Sejarah Singkat Giberelin
Awal mulanya giberelin ditemukan oleh eiichi kurowasa, orang jepang, pada tahun 1926. Pada tahun itu pagerang diponegoro sedang giat-giatnya berperang melawan penjajah londo. Kurosawa sebenarnya sedang meneliti tentang penyakit aneh pada padi yang disebut ‘bakane’. Padi yang terserang penyakit ini tumbuh membesar tidak normal. Batang dan daunnya membesar dan memanjang. Kurosawa berhasil mengisolasi jamur penyebab penyakit ini yang dinamakan giberrella fujikori. Ketika jamur ini diinfeksikan ke tanaman yang sehat, tanaman yang sehat memperlihatkan gejala itu.mengikuti postulat koch yang terkenal itu.
Kurang lebih satu dasawarsa kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh yabuta dan hayashi tahun 1939. Kedua orang jepang ini melangkah lebih maju dan berhasil mengisolasi kristal protein yang dihasilkan oleh giberrella fujikori. Kristal ini bisa menstimulasi pertumbuhan akar kecambah.
Setelah perang dunia ke dua, pada tahun 1951 stodola dan teman-temannya melanjutkan penelitian ini dan menemukan ‘giberelin a’ dan ‘giberelin x’. Hasil penelitian selanjutnya ditemukan varian dari giberelin, yaitu ga1, ga2, dan ga3. Pada saat yang hampir bersamaan dilakukan penelitian juga di laboratory of the imperial chemical industries di inggris. Dari penelitian ini juga ditemukan ga3. Selanjutnya nama gibberellic acid disepakati oleh kelompok peneliti itu dan populer hingga jaman sekarang.
Saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 126 macam giberelin. Giberelin diberi nama dengan gan….., diurutkan berdasarkan urutan ditemukannya senyawa giberlin tersebut. Giberelin yang ditemukan pertama kali adalah ga3.

2.3 Fungsi Fisiologis Giberelin
Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995; Mauseth, 1991; Raven, 1992; Salisbury dan Ross, 1992).
1.          Merangsang batang dengan merangsang pembelahan sel dan perpanjangan.
2.          Merangsang lari / berbunga dalam menanggapi hari panjang.
3.          Breaks dormansi benih di beberapa tanaman yang memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan.
4.          Merangsang produksi enzim (a-amilase) di germinating butir serealia untuk mobilisasi cadangan benih.
5.          Menginduksi maleness di bunga dioecious (ekspresi seksual).
6.          Dapat menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji) pengembangan buah.
7.          Dapatkah penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk.
8.          Genetik Dwarsfism

2.3 Ulasan pengaruh gibberellic acid (ga3) terhadap kacang tanah (arachis hypogea l) pada fase generatif
            Dalam jurnal ini metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut: GA3 (0) ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm, sehingga didapatkan 25 pot penelitian.prosedur penelitiannya adalah Prosedur terdiri atas beberapa langkah: Penyediaan bibit, penyedian media tanam, penanaman, pemeliharaan, pemberian perlakuan GA3, dan pengamatan. Anallis data Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA 1 faktor, jika Fhitung besar dari F tabel dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf 5%
1.      Saat muncul bunga dan jumlah bunga
Tabel 1. Rata-rata jumlah saat muncul bunga dan jumlah bunga pada tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasiGA3 .
No
Perlakuan GA3 (ppm)
N
Saat muncul bunga (hari setelah tanam)
Jumlah bunga (buah)
1
A(0)
5
28.0
30,1 a
2
B(20)
5
28.2
35,5 b
3
C(40)
5
29.0
36,4 b
4
D(60)
5
27.7
37,3 b
5
E(80)
5
28.2
35.8 b
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.
Dari Tabel Rata-rata jumlah saat muncul bunga dan jumlah bunga pada tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasiGA3 . dapat dilihat bahwa pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap saat muncul bunga pada tanaman kacang tanah dikarenakan tanaman berbunga hampir serentak yaitu hari ke 27- ke 29 setelah tanam .tapi berparuh nyata meningkatkan jumlah bunga yaitu variabel kontrolnya 30.1 namun variabel bebasnya lebih banyak berbunga yaitu
35,5-37,3 hal ini dibuktika bahwa perlakuan GA3 berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga pada tanaman kacang tanah. Dimana perlakuan Aberbeda dengan perlakuan B, C, D dan E.tapi antara perlakuan B, C, D, dan E tidak berbeda nyata.Pemberian GA3 konsentrasi 20 ppm sampai 80 ppm meningkatkan jumlah bunga pada tanaman kacang tanah, ini disebabkan GA3 adalah hormon pembungaan sehingga dapat merangsang tanaman kacang tanah untuk berbunga sehingga jumlah bunga lebih banyak dengan perlakuan GA3 bila dibanding dengan tidak diberi GA3. Gardner et al (1991). Chen et al(2014), Madhuvanthi et al (2014), JeanMichel et al (2013) menyatakan GA3 dalam tanaman berhubungan erat dengan beberapa bentuk pertumbuhan dan perkembangan seperti meransang pembentukan bunga dan buah. Namun pemberian GA3 tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga cabe keriting (Yennita dan Toten, 2013), juga tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga tanaman kedelai (Yennita, 2009).
2.       Jumlah polong dan bobot polong pertanaman
Tabel 2. Rata-rata jumlah polong dan bobot polong per tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasi GA3 .
No
Perlakuan GA3 (ppm)
N
Jumlah polong (buah)
Bobot polong (gram)
1
A(0)
5
9,5 a
23,5
2
B(20)
5
14,0 b
24,0
3
C(40)
5
15,3 b
23,8
4
D(60)
5
14,5 b
24,0
5
E(80)
5
14,3 b
24,5
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.
Dari tabel Rata-rata jumlah polong dan bobot polong per tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasi GA3 .berpengaruh nyata dikarenakan variabel kontrolnya hanya 9,5 jumlah polong (buah) dan 23,5 bobot polong(gram),namun variable bebasnya jumlah polongnya meningkat hal ini dikarenakan pemberian GA3 terhadap tanaman kacang tanah berpengaruh nyata meningkatkan jumlah polong. Dimana perlakuan A berbeda dengan perlakuan B, C, D dan E. Antara perlakuan B, C, D dan E tidak berbeda antara sesamanya. Ini disebabkan karena GA3 dapat mengurangi bunga yang gugur sehingga jumlah polong yang terbentuk meningkat, dan ini didukung oleh hasil penelitian Yennita (2009).










BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.        Pemberian GA3 berpengaruh nyata meningkatkan jumlah bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang tanah.
2.        Pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap saat muncul bunga dan bobot polong pertanaman kacang tanah.
3.        Pemberian GA3 konsentrasi 20 ppm pada tanaman kacang tanah efektif meningkatkan jumlah bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang tanah.menurut jurnal ini,tapi menurut saya yang paling efektif yaitu Pemberian GA3 konsentrasi 40 ppm pada tanaman kacang tanah  untuk menigkatkan jumlah polong dikarenakan jumlah polong tertinngi yaitu 15,3 bukan pada GA3 konsentrasi 20 ppm hanya 14.0 ,dan pada jumlah bunga (buah) yang efektif yaitu Pemberian GA3 konsentrasi 60 ppm Dikarenakan tertinggi 37,3 bukan 35,5 pada konsentrasi 20 ppm. Menurut saya pemberian GA3 yang efektif yaitu Pemberian GA3 konsentrasi 40-60 ppm
4.        Fungsi GA3 pada kacang meningkatkan jumlah bunga pada tanaman kacang tanah, ini disebabkan GA3 adalah hormon pembungaan sehingga dapat merangsang tanaman kacang tanah untuk berbunga sehingga jumlah bunga lebih banyak dengan perlakuan GA3 bila dibanding dengan tidak diberi.
5.        akar kacang tanah serabut dengan batang tidak berkayu dan berbulu halus. Batang kacang tanah ada yang tumbuh tegak dan menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Daunnya terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah

http://www.ayoberkebun.com/info/gibberellic-acid-ga3-sejarah-dan-manfaatnya.html

No comments:

Post a Comment