Monday, April 30, 2018

jual anggrek berbunga

1. Catleya fritz nicoise
sudah berbunga minat wa 083839775516
Rp. 19.5000


2. Dendrobium draconis
sudah berbunga minat wa 083839775516
Rp. 225000


3. Cattleya haadya deligt x mahina yahiro
Rp195000
sudah berbunga minat wa 083839775516

4. Coelogyne pandurata
 Atau Anggrek hitam
Rp135000
minat wa 083839775516
sudah berbunga

5. Oncidium sharry baby
Rp195000
minat wa 083839775516 sudah berbunga

6. Oncidium shant baht
Rp.195000
minat wa 083839775516
sudah berbunga

7. Bulbophyllum grandyflorum
Rp. 145000
minat wa 083839775516
sudah berbunga

8. Bulbophyllum blumei
Rp 70000
minat wa 083839775516
bebunga

9. Dendrobium macrophyllum
Rp145000
minat wa 083839775516
berbunga

10. Brassavola nodosa
Rp 165000
minat wa 083839775516
berbunga

jual seedling anggrek

minat wa 083839775516
1. Anggrek Cattleya memiliki bunga yang sangat anggun, berukuran lebar dan sangat menarik. Warna bunga bermacam-macam, molai dominan putih, pink, kuning, orange, merah, ungu bahkan biru..
Tanaman masih berukuran kecil, berumur sekitar 9-10 bulan.
Rp. 18000



2. Seedling Dendrobium Stratiotes berumur 5-6 bulan.
anggrek jenis ini sangat suka dengan intensitas cahaya yang tinggi. Cocok dibudidaya di dataran rendah. Bisa ditanam di media arang, papan pakis atau ditempel di pohon.
Rp. 35000



3. Dendrobium Schulleri seedling umur 5-6 bulan dari aklimatisasi.
dendrobium schulleri merupakan anggrek epifit, cocok di dataran rendah, dengan bunga nya unik berwarna kuning dengan corak bergaris lurus dan labelum berwarna kuning semburat coklat.
Rp.35000



4. Dendrobium Helix pomeo brown umur 5-6 bulan dari aklim.
dendro yang satu ini disukai banyak pecinta anggrek, dengan bunga melintir berwarna coklat yang unik, anggrek ini sudah sangat langka dan jarang ditemui di habitatnya, cocok di dataran rendah.
Rp. 35000



5. Anggrek angraecum eburneum memiliki bunga besar dan unik, dengan warna hijau dan putih. mempunyai pohon yang berumur panjang. anggrek ini berasal dari madagaskar
Rp. 30000



6. Gramatophillum scriptum disebut juga anggrek macan, karena warnanya kuning dan memiliki bentol atau belang coklat seperti macan, kondisi tanaman seedling atau bibit, umur 8 bulan
Rp. 35000



7. Dendrobium Parnatanum sedling umur 5-6 bulan dari aklim.
anggrek ini berasal dari papua, termasuk anggrek yang langka, sudah agak jarang ditemukan di pasaran, bunga nya cukup unik berwarna kuning dengan ujung sepal dan petal berwarna coklat, anggrek ini cocok di tanam di dataran rendah.
Rp.35000



8. Seedling anggrek Bulan hasil persilangan atau hybrid
Beraneka macam varian hasil persilangan anggrek bulan
barang akan kami kirim acak varianya
warna dasar putih kombinasi dengan ungu, merah, pink
Rp. 12000




9. seedling anggrek dendrobium hybrid, berbagai varian hasil persilangan,
BUNGA BESAR (kupu-kupu)
besar x cibling
semi alba/sakda red x mini compacta
genting blue x larat
semi alba/sakda red x little princes
biggibum x larat semi alba
semi alba x callophylum
semi alba/sakda red x cibling
BUNGA BINTANG MELINTIR
gouldii brown x violaceoflaven
finistrae x musciferum
callophylum x helix
johanis x helix
Rp. 12000


10. Seedling anggrek Vanda hybrid, ada beberapa varian hasil persilangan, barang kami kirim random
beberapa varian diantaranya:
3141 -- V metusalae (bintang coklat pinggir kuning lidah kuning) x V sandriana (kupu2 besar pink sepal bawah hijau gurat bentol coklat, lidah hijau kecoklatan)
3139 -- V tricolor suavis ( bintang putih bentol merah) x V sandriana/pak chong syam pink (kupu2 besar pink sepal bawah hijau gurat bentol)
3144 3026 #1 (coklat pink bintik gurat coklat lidah coklat) x 3026 #2 (kupu bulat kuning kehijauan lidah coklat)
3140 -- v tricolor/rasri gold (bintang kuning bentol mrah ungu) x v (sandriana x pak chong syam pink/sandriana alba) (kupu2 besar pink gurat bentol merah lidah hijau kecoklatan)
3142 -- v tricolor var suavis (bintang putih bentol merah lidah merah garis putih bau harum) x v lilacinia (bintang putih bercak merah bagian ujung lidah ungu)



11. Anggrek Doritis pulcherima blue ini memiliki bentuk bunga sangat kecil (1-1,5 cm). Berwarna putih kebiruan. Sangat lucu dan unik untuk dikoleksi.
Habitat tumbuhnya tersebar di Asia Tenggara, India, dan China. Untuk Indonesia, anggrek berada di Sumatera dan Kalimantan.
Kondisi tanaman masih kecil berumur 6-7 bulan.



12. Anggrek ini ditemukan didaerah Papua dan kepulauan Solomon. Termasuk jenis dendrobium yang paling diincar oleh para kolektor anggrek, karena harganya yang mahal dan bunganya yang aneh seperti cumi-cumi. Karena anehnya sering disebut sebagai "the alien orchid
Rp. 37000


Friday, April 6, 2018

studi perbanyakan violces secara generatif dengan metode polinasi di Handoyo budi orchids malang

STUDI PERBANYAKAN VIOLCES SECARA GENERATIF
DI HANDOYO BUDI ORCHIDS
MALANG

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG









oleh

Citra Helda Anggia
NIM A31151077


PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018


STUDI PERBANYAKAN VIOLCES SECARA GENERATIF
DI HANDOYO BUDI ORCHIDS
 MALANG


LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG







Sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.)
di Program Studi Produksi Tanaman Hortikultura
Jurusan Produksi Pertanian




oleh


Citra Helda Anggia
NIM A31151077



PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018

BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Perusahaan Handoyo Budi Orchids (HBO)
Ir. Budi Sugiarto merupakan pencetus berdirinya Handoyo Budi Orchids (HBO) pada tahun 2000. Handoyo Budi Orchids (HBO) merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pembibitan tanaman anggrek dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Ir. Budi Sugiarto yang merupakan alumni Program Studi Ilmu Penyakit Bakteri Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Perusahaan ini awalnya bernama Budi Orchids (BO) dan berlokasi di Jalan S. Parman 101, Malang, Jawa Timur dan memiliki empat orang karyawan. Kapasitas produksi saat masih bernama Budi Orchids (BO) terbatas, yaitu hanya mencapai 300 botol setiap bulannya dan memiliki ruang inkubasi yang mampu menampung kurang lebih 3.000 botol.
Dalam satu botol terdapat 20 - 30 bibit yang mampu berkembang menjadi tanaman anggrek, namun dalam perjalanan untuk dapat dibesarkan hingga menjadi tanaman utuh ada beberapa plantlet yang mati sehingga secara umum, dalam satu botol yang dijual berkisar antara 20-25 plantlet.  Pada awal berdiri perusahaan ini, Ir. Budi Sugiarto hanya mencoba-coba saja, namun setelah melihat bahwa bisnis anggrek sangat digemari oleh masyarkat dan semakin meningkatnya permintaan konsumen, akhirnya Ir. Budi Sugiarto membentuk perusahaan swasta Budi Orchids (BO).
Berkat pendidikan, kecintaan, dan kemauan untuk berwirausaha dari Ir. Budi Sugiarto, perusahaan ini berkembang pesat. Hingga pada April 2003, terjadi perubahan nama perusahaan dari Budi Orchids menjadi Handoyo Budi Orchids yang merupakan kerjasama antara Ir. Budi Sugiarto dengan Ir. Budi Handoyo, M.M yang merupakan kakak kandungnya. Usaha ini dirilis dengan menggunakan modal bersama dengan beberapa pihak. Setelah berubah nama menjadi Handoyo Budi Orchids, lokasi perusahaan perpindah ke Jalan Bondowoso 9A, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Malang, Jawa Timur. Pada tahun yang sama, Handoyo Budi Orchids (HBO) membuka diri sebagai fasilitator untuk mahasiswa yang ingin melakukan kerja praktek, kunjungan pabrik, pelatihan ketrampilan sampai mahasiswa yang melakukan penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut, dimanfaatkan Handoyo Budi Orchids (HBO) sebagai sarana pembelajaran dan pelaksanaan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi baik yang sudah didapatkan maupun belum didapatkan dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun universitas.
Untuk memenuhi permintaan konsumen yangsemakin meningkat, akhirnya Handoyo Budi Orchids (HBO) membuka lahan perkebunan pada tahun 2005 yang terletak di Jalan Telasih, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Malang, Jawa Timur. Kemudian, di tahun 2007, dibuka pula kebun seluas 1.700 m2 di daerah Tidar yang merupakan hasil kerjasama dengan notaris Eko Handoko, S.H. Saat ini, Handoyo Budi Orchids (HBO) memliki 14 karyawan dengan kapasitas produksi sekitar 2.500-3.500 botol per bulan sepanjang tahun dan kapasitas ruang inkubasi sekitar 23.000-25.000 botol.

2.2 Struktur Perusahaan Handoyo Budi Orchids (HBO)
Handoyo Budi Orchids (HBO) memiliki pimpinan umum yang dipegang oleh pemilik perusahaan yang bertugas untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan operasional, mengawasi dan mengevaluasi jalannya perusahaan, merencanakan serta mengawasi seluruh aktivitas jual beli yang terjadi di dalam perusahaan. Dibawah pemimpin umum terdapat kepala operasional yang menerima tugas dari pimpinan umum untuk melaksanakan rencana kegiatan operasional yang telah disusun dan membantu dalam pengawasan proses produksi dan melaporkan apa saja yang terjadi dalam jalannya proses produksi tersebut. Handoyo Budi Orchids (HBO) juga memiliki bendahara yang bertugas sebagai pengontrol segala macam pengeluaran, arus keuangan, transaksi keuangan, hingga gaji karyawan dilakukan oleh bendahara. Terdapat empat koordinator yaitu koordinator laboratorium, koordinator pemasaran, koordinator pemasaran,koordinator kebun Karangploso, dan koordinator kebun Tidar. Tiap koordinator memiliki anggota dan tugas yang berbeda.
Divisi laboratorium terdiri atas delapan orang karyawan yang terbagi menjadi empat sub bagian yaitu bagian sterilisasi botol, preparasi dan pemeliharaan media, pembibitan anggrek, dan bagian seedling. Bagian sterilisasi serta preparasi dan pemeliharaan media dilakukan oleh tiga orang yang bertanggung jawab mulai pencucian hingga pengeringan botol serta menyiapkan segala macam keperluan pembuatan media dari preparasi, sterilisasi, hingga inkubasi media yang siap digunakan, serta memelihara dan merawat tanaman. Bagian pembibitan anggrek terdiri dari tiga orang yang bertugas bekerja dengan entkas untuk melakukan penebaran benih dalam botol, sub kultur, ataupun transplanting. Bagian seedling terdiri dari dua orang yang dibantu oleh sub bagian diatas yang sedang tidak melalukan tugasnya, bagian ini bertanggung jawab dalam proses seedling.
Divisi pemasaran terdiri atas dua orang yang bertanggung jawab terhadap proses promosi, penjualan bibit dan tanaman anggrek, tanaman hias, serta produk lainnya pada masyarakat luas. Divisi pemasaran bertujuan untuk meningkatkan jumlah penjualan per tahun.
Divisi kebun masing-masing terdiri atas empat orang. Divisi ini bertanggung jawab terhadap pemuliaan dan tanaman induk, manajemen bibit  yang tidak terpakai, serta pengurus tanaman yang telah dewasa.

 
Gambar 2.1 Struktur Perusahaan Handoyo Budi Orchids (HBO)

2.3 Kondisi Lingkungan Handoyo Budi Orchids (HBO)
Handoyo Budi Orchids (HBO) memiliki laboratorium pembibitan dan pengembangan anggrek di lokasi yang cukup strategis karena berada di tengah kota yang merupakan jalan utama di Kota Malang, sehingga memudahkan dalam dalam hal pemasaran maupun perolehan bahan baku. Selain itu, sarana transportasi yang memadai karena banyak angkutan umum yang melalui kawasan tersebut, seperti angkutan kota, taksi, dan becak. Sumber daya manusia yang diperoleh juga mudah karena terletak dikawasan yang padat penduduknya dan berdekatan dengan sekolah maupun universitas.
Laboratorium pembibitan dan pengembangan tanaman anggrek Handoyo Budi Orchids (HBO) berada pada ketinggian sekitar 490 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara pada siang hari sekitar 25-30ºC dan pada malam hari 18–21ºC. Kelembaban relatif udara rata – rata sekitar 57-92% dan curah hujan rata-rata sekitar 1.987 mm/tahun. Kondisi ini sangat kondusif dan cocok untuk budidaya tanaman anggrek.
Handoyo Budi Orchids (HBO) memiliki 2 bagian ruangan, yaitu ruangan produksi dan ruangan inkubasi. Ruangan produksi terdiri atas laboratorium, kantor, kamar mandi, dan ruangan inkubasi terdiri atas rak yang digunakan untuk proses inkubasi anggrek dalam botol maupun untuk aklimatisasi. Laboratorium berisi tujuh buah entkas dan rak untuk menyimpan media. Handoyo Budi Orchids (HBO) juga memiliki satu buah Laminar Air Flow (LAF) cabinet dan satu buah shaker yang merupakan hibah dari pemerintah.
Handoyo Budi Orchids (HBO) memproduksi dan menjual berbagai macam jenis anggrek dari bibit dalam botol, seedling, remaja, dewasa, dan yang telah berbunga. Handoyo Budi Orchids (HBO) juga menjual beberapa keperluan bagi tanaman anggrek, seperti pupuk, pestisida, hormon, vitamin, moss, pot, serta prasarana lain yang mendukung pertumbuhan anggrek. Selain itu dijual pula lukisan dan foto bunga anggrek dengan anatomi dan morfologi tanaman anggrek yang benar. Untuk kebun yang memiliki luas sekitar 1.780 m2digunakan seluruhnya untuk inkubasi anggrek yang remaja maupun yang telah dewasa. Kondisi geografis kebun hampir sama dengan laboratorium pembibitan dan pengembangan anggrek Handoyo Budi Orchids (HBO).
BAB 3.  KEGIATAN LAPORAN DI HANDOYO BUDI ORCHID

3.1 Polinasi 
     Polinasi dilakukan pada tanaman anggrek yang telah berbunga mekar sekitar 3–5 hari. Polinasi dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bunga anggrek menggunakan bantuan lidi atau tusuk gigi, kemudian memasukkan pollen kedalam putik bunga anggrek. Setelah proses polinasi selesai, berikan identitas yang berisi tentang nama indukan anggrek yang disilangkan (indukan betina ditulis lebih dulu dari indukan jantan), serta tanggal polinasi. Hal ini dimaksudkan agar identitas dari polinasi anggrek jelas. Bunga anggrek yang telah disilangkan akan menghasilkan buah anggrek. Buah hasil polinaasi bisa dipetik setelah beberapa bulan tergantung jenis anggrek. Misalnya anggrek Phalaenopsis, buahnya masak pada umur 3-4 bulan, anggrek dendro sekitar 4-5 bulan, angggrek catleya sekitar 7-9 bulan dan anggrek vanda sekitar 5-6 bulan.
     Polinasi tanaman hias khusunya tanaman violces dan begonia sama dengan peolinasi pada tanaman anggrek yaitu memasukkan benangsari ke putik bunga. Berdasarkan tujuan polinasi juga hampir sama yaitu terbentuknya variasi pada tanaman, baik variasi warna bunga, bentuk bunga, bentuk tanaman dan aroma bunga.

3.2   Perawatan Tanaman indukan
     Perawatan tanaman anggrek dilakukan dengan cara memberikan asupan nutrisi pada tanaman anggrek selama proses pembuahan berlangsung. Nutrisi yang digunakan ialah pupuk growmore dengan kandungan kalium tinggi. Selain memberikan asupan nutrisi, bunga anggrek yang telah disilangkan juga perlu terus di pantau perkembangannya. Setelah buah anggrek matang pada usia sekitar ± 6 bulan, maka telah siap dipetik untuk kemudian di tebar pada media tebar. Pada tanaman hias juga mempunyai perawatan yang hampir sama.

3.3   Mencuci Botol 
Mencuci botol adalah kegiatan yang dilakukan dalam upaya membersihkan botol dari kotoran yang menempel. Kegiatan ini dilakukan untuk menyediakan botol kultur untuk produksi setiap hari. Cara mencuci botol adalah dengan cara merendam botol dengan air dan ditambahkan detergen. Setelah proses perendaman selama ± 15 menit cuci botol menggunkan alat bantu seperti kasa kawat, atau sabut kelapa untuk membersihkan bagian dalam botol. Botol yang telah dicuci kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir setelah itu tiriskan botol di rak botol yang telah disediakan. 

3.4   Pembuatan dan Sterilisasi Media Anggrek 
     Pembuatan media tanam dalam perbanyakan tanaman secara in vitro merupakan kegiatan awal yang paling penting sehingga memerlukan ketelitian serta pemahaman yang jelas dalam proses pembuatannya. Keberhasilan dalam penggunaan metode kultur in vitro, sangat bergantung pada media yang akan digunakan. Media kultur menyediakan tidak hanya unsur – unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula guna menggantikan karbon yang biasanya didapat dari atmosfer melalui fotosintesis.
     Komposisi yang terdapat pada media kultur in vitro Anggrek Dendrobium dan Catleya  menggunakan komposisi dasar dari media VW (Vacin & Went) dan juga menambahkan bahan – bahan organik lain yang dibutuhkan oleh anggrek. Komposisi media dibagi menjadi dua komposisi yaitu bahan organik, anorganik, dan hormon alami yang lain seperti pisang, nanas, air kelapa muda, dan lain – lain. Media tersebut digunakan untuk media tebar benih, sub kultur, dan transplanting Anggrek. 
     Pembuatan media kultur pada Anggrek Dendrobium dan Catleya secara umum dimulai dengan penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam proses pembuatan media. Alat yang akan digunakan yaitu pipet tetes, beaker glass, botol kultur, autoclaf, timbangan anual, pisau, corong, pengaduk, panci, blender. Bahan yang digunakan yaitu bahan yang digunakan yaitu bahan yang di perlukan untuk pembuatan media VW, pisang, nanas, air kelapa, air , arang aktif agar – agar dan gula. Bahan pembuatan media VW berupa bahan organik dan anorganik yang ditimbang dan di masukkan kedalam dua wadah yang berbeda. Setelah larutan media VW jadi selanjutnya menghaluskan potongan pisang dan nanas untuk media catleya sedangkan pada dendrobium hanya pisang saja dengan cara di blender hingga halus serta menambahkan arang aktif dan air. Selanjutnya memasak agar dan gula di dalam wadah panci dengan menambahkan sedikit air,  lalu memasukkan larutan media VW dan mengaduknya hingga homogen. Mengukur pH hingga pH 5,6. Apabila kurang dari 5,6 harus menambahkan larutan KOH dan apabila pH lebih dari 5,6 maka perlu menambahkan larutan HCl. Setelah itu menambahkan air hingga volume akhir menjadi 4000 ml atau 4 L. Menuangkan larutan media yang telah mendidih kedalam botol kultur menggunakan corongan lalu menutup botol dengan penutup karet yang tersedia. Botol kultur yang telah berisi media disterilkan menggunakan autoclaf manual hingga tekanan 17,5 Psi selama 23 menit, sebelum autoclaf ditutup, menambahkan air setinggi leher botol kultur.  

3.5   Sterilisasi Buah dan Tebar Benih Anggrek 
     Sterilisasi buah pada Anggrek perlu dilakukan inisiasi kultur terlebih dahulu agar buah bebas dari kontaminasi. Oleh karena itu, buah yang akan dikulturkan sebelumnya harus disterilisasikan dahulu. Sterilisasi eksplan bertujuan agar terhindar dari mikroorganisme, jamur dan bakteri yang akan menyebabkan kontaminasi. Anggrek Dendrobium dan Catleya dipotong pada tangkai buah yang terdapat labelnya. Perlengkapan yang dibutuhkan di dalam enkas yaitu lampu bunsen, rak botol, korek api, spidol, botol yang berisi media tebar, tissue, alkohol, kaporit, pengaduk, pinset panjang, kapas, serta petridish.
     Sebelum melakukan sterilisai buah di dalam enkas, terlebih dahulu melakukan sterilisasi enkas dengan membersihkan enkas dari debu – debu menggunakan tissue yang di beri larutan kaporit dan di diamkan selama 24 jam. Selanjutnya melakukan sterilisasi alat – alat yang akan digunakan menggunakan alkohol dan membakarnya menggunakan lampu bunsen selama 3 menit. Kemudian mensterilisasikan leher botol tebar dengan mengolesinya dengan kaporit dan membakarnya. Setelah itu, mengolesi buah anggrek dengan alkohol dan membakarnya secara merata. Buah anggrek kemudian dibelah melintang dan sejajar sehingga buah dapat dibuka, lalu benih yang berada pada buah ditebar di dalam botol tebar secara merata dan menutup botol dengan penutup botol yang ujungnya telah dicelupkan pada larutan kaporit. Selanjutnya yaitu menuliskan label pada botol yang berisi nama penebar benih, tanggal, dan kode. Membersihkan alat – alat dan enkas menggunakan tisu. Sebelum botol di letakkan pada rak inkubasi terlebih dahulu menutup tutup dengan plastik dan diikat menggunakan karet. Benih yang telah ditebar akan berkembang menjadi protocorm-like bodies (plb) setelah 1 – 2bulan.

3.6   Sub Kultur Anggrek Vanda
     Subkultur adalah tahap pemindahan benih ke media baru agar kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dapat terpenuhi. Alat dan bahan yang akan digunakan dimasukkan ke dalam enkas terlebih dahulu dan medua sub kultur di bersihkan menggunakan lap basah lalu memasukkanya kedalam enkas. Mensterilisasikan pinset dan spatula dengan mengoleskan alkohol keseluruh bagian yang akan digunakan, lalu membakarnya dengan lampu bunsen. Setelah itu mensterilkan mulut botol yang berisi media sub kultur dan botol yang berisi benih tebar yang siap di sub dengan mengolesi larutan kaporit dan membaranya dengan lampu bunsen. 
     Botol yang berisi benih tebar yang akan di sub kultur atau yang biasa disebut dengan PLB (protocorm like bodies) atau bahan tanamam setelah berumur 3 bulan dari awal tebar. PLB diambil menggunakan sendok sub dan meletakkannya pada botol berisi media sub, lalu meratakannya sehingga PLB menempel pada media secara merata. Kemudian menutup botol dengan penutup karet yang telah dicelupkan pada larutan kaporit serta memberi label pada botol yang berisi nama penanam, kode serta tanggal menggunakan spidol. Alat – alat dan enkas yang telah digunakan, dibersihkan menggunakan tisu. Botol sub kultur yang berisi PLB di tutup menggunakan plastik dan diikat dengan karet, lalu menyimpannya pada rak inkubasi.
 
3.7   Transplanting Anggrek 
     Transplanting merupakan proses pemindahan PLB yang di sub kulturkan. Transplanting dilakukan pada saat PLB berumur 5 bulan setelah di sub kulturkan. Pada proses transplanting tahapan – tahapan yang dilalui hampir sama dengan sterilisasi eksplan dan sub kultur, yaitu sama – sama melakukan proses sterilisasi alat dan penyiapan enkas terlebih dahulu sebelum digunakan. Alat dan bahan yang akan digunakan di masukkan ke dalam enkas, lalu melakukan sterilisasi pada alat. Alat yang perlu di sterilisasi yaitu pinset yang di olesi alkohol dan di bakar menggunakan lampu bunsen, lalu mensterilkan mulut botol yang berisi indukan dan botol media dengan mengolesi mulut botol dengan larutan kaporit dan dibakar menggunakan lampu bunsen.
     Indukan atau planlet pada botol sub kultur dipindahkan dan ditata satu per satu ke dalam botol media menggunakan pinset sampai terdapat 25 planlet dalam botol media. Setelah proses transplanting selesai, menutup botol menggunakan penutup karet yang telah dicelupkan ke dalam larutan kaporit serta memberikan label pada botol yang berisikan nama transplantor, kode, dan tanggal transplanting dengan spidol. Botol hasil dari transplanting ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet dan disimpan di rak inkubasi.

3.8   Pengelolahan Ruang Inkubasi
     Botol media yang telah ditebari benih, kemudian di subkultur, dan di transplanting , selanjutnya diletakkan di atas rak – rak botol dalam ruang inkubasi. Botol – botol diletakkan berdasarkan jenis dan ukuran (tebar benih, sub kultur, dan transplanting). Pada rak pertama dari bawah adalah tempat botol hasil subkultur, deret rak kedua tempat botol hasil tebar benih, dan deret rak ke tiga  tempat botol hasil transplanting. Pada umur 1 bulan masa tebar benih, subkultur, dan transplanting dilakukan pengendalian kualitas yaitu dengan memilih botol kontaminasi, revisi, dan bibit yang baik. 
     Pemanenan dilakukan apabila planlet lengkap (batang  dan daun) dengan jumlah akar yang cukup, lalu dipindahkan pada satu deret rak diatasnya. Setelah itu melakukan pelabelan. Pelabelan berisi tentang kode dan jenis anggrek pada botol yang telah dipanen.
     Pengepakan dilakukan dengan hati – hati karena botol yang digunakan terbuat dari pecah belah. Botol dibungkus dengan kertas koran, lalu menata botol ke dalam kardus, kondisi leher botol miring ke atas dan disangga dengan gulungan kertas koran supaya tidak pecah.

3.9   Aklimatisasi Anggrek 
     Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian fisiologi atau adaptasi tanaman hasil kultur terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya dengan cara memindahkan planlet dari botol ke dalam fleksible cup atau pot apabila tanaman akan di kompot(komunitas pot). Planlet yang siap diaklimatisasi yaitu saat planlet berumur 7 bulan setelah transplanting atau pada saat organ planlet lengkap. Proses aklimatisasi diawali dengan penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses aklimatisasi yaitu kawat , sterofoam, pot, air dalam timba, label, planlet anggrek, media mos hitam. Selanjutnya mengisi botol berisi planlet dengan air serta mengkocoknya supaya media dapat larut guna mempermudah proses pemindahan planlet ke dalam pot dengan menggunakan kawat dan dilkukan dengan perlahan dengan meletakkannya ke dalam air.
     Tanaman yang sudah di keluarkan terlebih dahulu membersihkan akarnya dari media agar yang menempel, planlet kemudian ditiriskan di atas hamparan koran. Setelah itu, membuat media tanam dengan memasukkan sterofoam terlebih dahulu hingga sepermpat bagian dari flesible cup atau pot dan menanam planlet dengan menggunakan mos hitam. Selanjutnya memberi label sesuai jenis dan di letakkan di atas rak yang terkena cahaya matahari dan berangin. Bibit yang sehat ditandai dengan munculnya akar yang baru dan daun yang kaku. 

3.10 Penyiraman Anggrek 
     Penyiraman pada tanaman anggrek dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 07.30 dengan air yang cukup. Penyiraman dilakukan pada pagi hari juga di lakukan karena stomata terbuka pada pagi hari senhingga memudahkan tanaman untuk menyerap air. Penyiraman biasanya dilakukan pada pukul 06.00 di harapkan air akan cukup diserap oleh tanaman sampai pukul 03.00 sore dan media mengering saat pukul tersebut. Apabila Anggrek kelebihan air dapat menyebabkan akar membusuk, sehingga menghilangkan kemampuan tanaman untuk menyerap air karena kerusakan pada akar. Tanda jika anggrek kelebihan air adalah akar berwarna gelap dan lembek.

3.11 Pemupukan Anggrek
     Pemupukan dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman. Pemupukan dilakukan sekali dalam seminggu dengan pupuk daun yang mengandung unsur hara N yang tinggi. Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprot tanaman pada pagi hari sebelum pukul 07.30 karena pada pagi hari stomata terbuka dan di harapkan pupuk bisa langsung di serap oleh tanaman. 

3.12 Revisi media tanam anggrek
     Revisi media anggrek merupakan kegiatan mengganti media tanam anggrek yang sudah berlumut dan berjamur. Media yang sudah berlumut dan berjamur merupakan tanda bahwa media tersebut terserang penyakit atau media sudah asam, sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Revisi ini bertujuan untuk membersihkan lumut dan jamur yang menempel pada media mos tanaman anggrek supaya pertumbuhan anggrek dapat tumbuh secara normal.

3.13 Perbanyakan anggrek 
     Perbanyakan anggrek dilakukan dengan cara split atau pemotongan rumpun. Hal tersebut dilakukan karena dapat mempercepat keluarnya tunas baru dan bunga. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting atau cutter. Pada saat pemotongan anggrek, dalam 1 rumpun terdapat 3-4 bulb. Setelah dilakukan split, lalu tanaman di tanam dalam media pakis dan tanaman ditempatkan pada tempat yang tidak terkena air dan tidak boleh disiram 7 hari karena dapat membuat busuk luka hasil split. Setalah 7 hari, maka tanaman diberi label dan bisa dilakukan penyiraman.

3.14 Pemindahan anggrek dari trey ke fleksible cup
Pemindahan ini bertujuan untuk peremajaan anggrek, karena akar anggrek yang sudah tumbuh besar membutuhkan tempat yang cukup besar juga agar dapat tumbuh optimal. Pemindahan ini dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari trey dan usahakan akar tidak patah, lalu masukkan tanaman ke dalam larutan insektisida, kemudian tanam ke dalam fleksible cup yang telah di beri potongan sterofoam dengan menggunkan mos hitam.

3.15 Revisi tanaman hias hoya
     Revisi tanaman hoya merupakan suatu kegiatan mengganti media tanam hoya yang rapuh atau berjamur dengan mengganti menggunakan pakis baru. Revisi ini juga dilakukan dengan merapikan tanaman Hoya yang menggantung atau bentuk tidak rapi. Hal tersebut dilakukan karena tanaman Hoya yang mempunyai media rusak atau tanaman yang tumbuh secara tidak beraturan kurang diminati oleh konsumen.  

3.16 Pencucian mos
     Pencucian mos dilakukan untuk membersihkan sisa kotoran yang menempel pada mos hitam. Cara mencuci mos yaitu dengan melarutkan kapur atau dolomit dalam bak lalu masukkan mos hitam dan mencuci mos, setelah bersih lalu bilas sampai tidak ada kotoran atau kapur yang masih menempel.

3.17 Pengendalian hama dan penyakit 
     Pengendalian hama dan penyakit pada anggrek di lakukan 2 kali dalam 1 minggu sedangkan pada tanaman hias dilakukan hanya 1 bulan sekali. Pestisida yang di gunakan yaitu campuran antara Dithane dengan ukuran 135gr/45 liter air, Orthane dengan ukuran 45gr/45liter, ditambahkan dengan perekat menggunakan Agister, sedangkan apabila untuk anggrek di tambahkan dengan Nurel. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari. 

3.18 Perbanyakan tanaman cryptanthus
Perbanyakan dilakukan dengan cara mencabut atau memotong anakan dari tanaman criptantus indukan kemudian di pindahkan ke dalam pot baru. Media yang digunakan untuk menanam anakan criptantus yaitu campuran arang sekam dan kompos. 

3.19 Perbanyakan  aglonema
     Perbanyakan dilakukan dengan cara memisahkan anakan yang sudah tumbuh besar. Pemisahan dilakukan dengan mengeluarkan tanaman begonia lalu memotong anakan dari aglonema menggunakan gunting. Menanam kembali aglonema anakan dan indukan ke dalam pot secara terpisah. Penanaman aglonema menggukana media kompos dan sekam. 

3.20 Pembumbunan aglonema
    Pembumbunan adalah penimbunan tanah di pangkal rumpun tanaman. Pembubunan juga dilakukan untuk menegakkan tanaman. Tanah di sekitar tanaman seringkali terkikis oleh air terutama air irigasi maupun air hujan sehingga tanah yang ada di sekitar tanaman tidak mampu lagi menopang tegaknya tanaman. Pembubunan juga dilakukan dengan menambahkan media tanam lalu di gemburkan. 

3.21 Pindah tanam tanaman episcia
     Pemindahakan dilakukan dengan cara mencabut tanaman episcia dari tanah dan di pindahkan ke dalam pot. Media yang di gunakan yaitu campuran antara sekam dan kompos. Penanaman dilakukan dengan cara pemberian sterofoam pada dasar pot lalu memasukka media tanaman dan tanaman episcia. 

3.22 Pembuatan media tanaman hias
     Tanaman hias yang ada di kebun HBO umumnya menggunakan media campuran antara kompos, sekam, arang, cacahan pakis dengan perbandingan 1:1:1:1. Mencampurkan semua bahan sampai media sudah tercampur rata. Pembuatan dilakukan padaa saat akan melakukan revisi media tanaman hias atau pada saat akan melakukan perbanyakan. 

3.23 Pemberian gantungan untuk tanaman hias
     Pemberian gantungan dilakukan untuk menggantung tanaman hias. Alat yang digunakan yaitu kawat yang sudah di bentuk kaki 3. Pot yang sudah di tanami tanaman hias di beri lubang pada atas pot sebanyak 3 lubang untuk memasukkan gantungan kawat. 

 BAB 4. STUDI PERBANYAKAN VIOLCES SECARA GENERATIF


4.1 Perbanyakan Violces
4.1.1 Pemilihan Indukan
Indukan dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses perbanyakan yaitu terciptanya variasi warna bunga baru dari tanaman violces. Indukan dipilih merupakan indukan yang mempunyai bunga lengkap yaitu ada putik dan benang sarinya. Berdasarkan warna bunga, bunga dipilih yang mempunyai warna berbeda diantara dua indukan yang disilang sehingga diharapkan akan muncul variasi warna yang berbeda dan lebih bagus dari indukannya. Semakin banyak pilihan warna yang ditawarkan maka semakin banyak pilihan bagi konsumen dalam memilih warna. 
Pemilihan bunga yang akan dipolinasi yaitu warna putih, ungu dan merah. Tanaman dalam kondisi sehat, bunga mekar secara sempurna (tidak cacat), berumur 1-2 hari setelah mekar sempurna.

 
Gambar 4.1 Pemilihan indukan


4.1.2 Polinasi
Polinasi yang dilakukan menggunakan dua induk dimana kedua induk berperan sebagai pejantan (benang sari) dan betina (putik). Bunga violces siap dipolinasi apabila sudah mekar sempurna selama 1-2 hari. Keberhasilan dalam polinasi ditandai dengan layunya bunga dan membesarnya tangkai bunga akibat pembuahan pada ovarium.
Langkah-langkah polinasi violces
1. Memilih bunga yang akan dipolinasi (bunga memiliki warna yang cerah, sehat, mekar secara sempurna (tidak cacat), berumur 1 - 2 hari setelah mekar sempurna).
2. Membersihkan bagian tanaman yang letaknya berada disekitar bunga dan membuang benang sari (kastrasi).
Cara kastrasi:
Bunga yang akan dikastrasi dipilih dari pohon yang akan dijadikan induk betina. Bunga yang akan dikastrasi dipilih benang sari belum matang, Kuncup bunga dipilih yang sehat dan berasal dari pohon induk yang sehat dan unggul. Proses pemotongan dibuka hati-hati menggunakan pinset. Setelah mahkota terbuka benang sari dicabut dan setelah kastrasi selesai diberi label.
3. Benang sari diambil menggunakan pinset
4. Menempelkan benang sari pada putik menggunakan pinset
5. Memberikan label berisi keterangan tanggal penyilangan, deskripsi warna induk (induk betina ditulis lebih dulu dari indukan jantan) dan nama penyilang
 
Gambar 4.2 Polinasi violces
4.1.3 Tahapan Perkembangan Bunga 


















 











4.2 Pembibitan Violces
4.2.1 Penyemaian Benih
Penyemaian dilakukan setelah berumur 3 bulan dan dilaksanakan  di dalam ruangan (indoor) dengan menggunakan wadah. 
Langkah-langkah penyemaian biji violces
1. Menebar biji diatas media tanam berupa cocopeat, media cocopeat pada dasarnya memiliki kemampuan mengikat dan menyimpan air yang sangat kuat. Serbuk sabut kelapa merupakan media yang memiliki kapasitas menahan air cukup tinggi sehingga ketersediaan air lebih tinggi (Irawan, 2015)
2. Menempatkan media ditampat yang ada cahaya matahari
3. Media semai disiram air sampai lembab satu hari sekali
4. Violces mulai berkecambah 1 bulan setelah semai
 
Gambar 4.4 proses penebaran benih

4.2.2  Pindah Tanam
Pindah tanam dilakukan setelah  tanaman berumur 6 bulan menggunakan media subur. Proses pemindahannya yaitu :
1. Menyiapkan alat (pot, gunting, sekop kecil, ) dan bahan ( sterofoam, pakis cacah, sekam, kompos)
2. Tanaman diambil dari media semai dan dilakukan sortasi pada daun yang busuk atau kecoklatan. 
3. Masukkan sterofoam kedalam pot ukuran 12 cm seperempat pot
4. Tanaman violces ditanam pada media subur yaitu campuran pakis cacah, sekam dan kompos masing-masing dengan perbandingan 1:1:1.
5. Tanaman ditempatkan pada tempat yang terang

 
Gambar 4.5 proses pemindahan tanaman

4.3 Perawatan
4.3.1 Penyiraman 
Penyiraman dilakukan sehari sekali pada pagi hari. Usahakan kondisi media lembab (tidak basah). Media sampai terlalu basah tanaman akan mudah busuk. Penyiraman secara teratur untuk menjaga kelembapan tanah (Bambang, 2015). Violces lebih menyukai media yang selalu lembab. Kelembaban Udara mempunyai kemampuan mengikat air. Jika jumlah air itu banyak, maka udara akan menjadi lembab. Sebaliknya, bila kandungan air di udara sedikit, maka udara akan menjadi kering.
 Tanaman umumnya menyukai kondisi lingkungan yang lembab, termasuk tanaman violces. Kelembapan yang tinggi mampu mencegah penguapan air melalui daun yang terlalu cepat (Deni, 2012)

4.3.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan di awal penanaman setelah pemindahan dari media semai menggunakan kompos selanjutnya menggunakan pupuk susulan 1 bulan sekali. Pemupukan dasar menggunakan pupuk kompos yaitu hasil uraian dari daun dan bahan organik yang ada di kebun handoyo budi orchids.
Kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, meningkatkan daya menahan air, kimia tanah dan biologi tanah. Sumber bahan pupuk kompos antara lain berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (Mulyadi, 2008).
4.3.3 Pengendalian OPT (Organisme pengganggu tanaman)
OPT yang sering ditemui yaitu gulma berdaun lebar, cara pengendaliannya yaitu dengan perngendalian mekanis (dicabut). Penyakit pada tanaman busuk batang dan kutu dikendalikan dengan plant catalist (perekat) dan  orthene.
4.3.4 Revisi violces
Revisi violces dilakukan jika media sudah asam atau media sudah berkurang. Kondisi tersebut mengakibatkan tanaman kekurangan nutrisi dan akar menjadi busuk karena media asam. Media lama diganti dengan media subur yang baru sehingga pertumbuhan tanaman tetap normal. Dalam pertumbuhannya, konsentrasi sel yang tinggi menyebabkan produksi asam laktat dan berkurangnya nutrisi untuk pertumbuhan sel. Guna mencapai kondisi sel yang pertumbuhannya optimum diperlukan penggantian media pertumbuhan (Hermawan, 2015).

4.4 Panen 
Panen dilakukan pada tanaman yang sudah layak jual, yaitu tanaman dengan kondisi sehat, mempunyai bunga yang kompak, tidak terkena penyakit. Harga violces rata Rp. 10.000 
 


4.5 Analisa Usahatani
Di bawah ini adalah hasil dari analisa usahatani budidaya tanaman violces secara generatif di Handoyo Budi Orchids Malang :
4.1.1 Biaya produksi
Tabel 4.2  Biaya Tetap
Uraian Kebutuhan Satuan Harga  Satuan Nilai
Biaya Tetap
Selang Air 30 Meter Rp       10.000 Rp      300.000
Pompa Air 1 Unit Rp     250.000 Rp      250.000
Sewa Lahan 4 Meter persegi Rp     100.000 Rp      400.000
Green house 1 Unit Rp     500.000 Rp      500.000
Gaji 1 HOK/bulan Rp.    83.333 Rp.  1.000.000
Total Rp.  2.450.000

Total biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan oleh Handoyo Budi Orchids sebesar Rp. 2.450.000

Table 4.3 BiayaVariabel
Uraian Kebutuhan Satuan Harga Satuan Nilai
Biaya Variabel
Kompos 10 Kg 0/Kg Rp       0 
Pakis cacah 10 Kg 10.000 /kg Rp   100.000 
Sekam 10 Kg 500/kg Rp       5.000 
Pot ukuran 12 cm 420 unit 400/unit Rp   168.000 
Total Rp    273.000 

Total biaya variabel yang dikeluarkan oleh Handoyo Budi Orchids dalam produksi tanaman violces adalah sebesar Rp. 273.000
Dari biaya tetap dan biaya variabel diatas dapat diketahui bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan oleh Handoyo Budi Orchids adalah :
 
= Rp.  2.450.000 + Rp.  273.000
= Rp.2.723.000
Jadi total biaya yang dikeluarkan Oleh Handoyo Budi Orchids adalah :
Rp. 2.723.000
Dalam satu tahun (satu kali produksi), Handoyo Budi Orchids mampu menghasilkan sebanyak 420 tanaman violces yang dijual dengan harga Rp. 12.000 per Pot. Dari data tersebut dapat dihitung total pendapatan dari Handoyo Budi Orchids sebagai berikut :
 
= Rp. 12.000 × 420 tanaman
= Rp. 5.040.000
Jadi total penerimaan yang didapatkan Handoyo Budi Orchids dalam satu kali produksi tanaman violces dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 5.040.000
Pendapatan (profit) didapatkan dengan cara mengurangi total penerimaanyang masuk dengan total biaya.yang dikeluarkan. Dengan begitu, dapat dihitung pendapatan yang didapatkan oleh Handoyo Budi Orchids dalam satu kali produksi tanaman violces.adalah sebagai :
 
= Rp. 5.040.000 – Rp.2.723.000
= Rp. 2.317.000
Dari perhitungan diatas diketahui dalam satu kali produksi tanaman violces dalam satu tahun sebanyak 420 tanaman memperoleh pendapatan sebesar Rp. 3.317.000
4.1.2 Analisa Untung dan Rugi
Dari data diatas dapat dilakukan analisa untung dan rugi untuk mengetahui seberapa layak dan efektifnya usaha perbanyakan tanaman violces.
Total penjualan tanaman violces  : 420 tanaman
Harga tanaman violces / pot : Rp. 12.000
Total biaya produksi : Rp. 2.723.000
Pendapatan : Rp. 5.040.000
a Analisa R/C Ratio
Salah satu ukuran efisien suatu usaha adalah dapat dilihat dari rasio perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya – biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Pada usahatani tanaman violces di Handoyo Budi Orchids dapat diketahui sebagai berikut :
 
= Rp. 5.040.000/ Rp. 2.723.000
= 1,85 
Dari kriteria yang digunakan adalah jika R/C ratio >1, artinya usahatani perbanyakan tanaman violces tersebut efisien dan layakdiusahakan. Berdasarkan nilai R/C ratio di Handoyo Budi Orchids yaitu 1,85 > 1 maka dapat dikatakan bahwa usahatani perbanyakan tanaman violces sudah efisien dan layak untuk diusahakan. Nilai R/C ratio ini menggambarkan bahwa setiap Rp.1 pengeluaran dalam usahatani perbanyakan tanaman violces tersebut menghasilkan 1,85 satuan penerimaan.
b Analisa B/C Ratio
Untuk melihat kelayakan dan manfaat suatu usahatani perbanyakan tanaman violces salah satunya dapat dilihat dari rasio perbandingan antara keuntungan atau pendapatan dengan total biaya usaha pada usahatani perbanyakan anggrek Vanda spp. Rasio B/C ratio dapat diketahui sebagai berikut :
 
         = Rp. 2.317.000/ Rp. 1.723.000
         = 1,34
Nilai B/C ratio ini menggambarkan bahwa setiap Rp. 1 pengeluaran dalam usahatani perbanyakan tanaman violces yang dilakukan tersebut menghasilkan 1,34 satuan pendapatan.
c Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan maupun menderita kerugian usaha, atau berada pada titik impas. Ada dua macam perhitungan BEP yang bisa dilakukan untuk melakukan analisa usahatani terhadap usaha perbanyakan tanaman violces. yang dilakukan di Handoyo Budi Orchids, yaitu BEP Produksi dan BEP Harga. Berikut adalah analisa BEP Produksi dan BEP harga untuk usahatani perbanyakan anggrek Vanda spp. di Handoyo Budi Orchids.
BEP produksi
 
= Rp.2.723.000/ Rp. 12.000
= 227 unit
Dari analisa BEP produksi yang telah dilakukan terhadap usahatani perbanyakan tanaman violces di Handoyo Budi Orchids dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai titik impas (BEP) Handoyo Budi Orchids harus menjual sebanyak 227 pot tanaman violces.
BEP harga
 
= Rp.2.723.000/ 420 botol
= Rp. 6.483
Dari analisa BEP harga yang telah dilakukan terhadap usahatani perbanyakan tanaman violces di Handoyo Budi Orchids dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai titik impas (BEP) Handoyo Budi Orchids harus menjual 1 pot tanaman violces dengan harga Rp. 6.483.

4.6 Pembahasan
Hasil dari analisa usahatani dari perbanyakan tanaman violces secara generatif dalam satu tahun atau satu kali produksi yaitu 420 tanaman, dengan harga jual perpotnya sebesar Rp. 12.000/pot, maka di peroleh pendapatan sebesar Rp. 5.040.000, dengan total biaya sebesar Rp.2.723.000, sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.317.000
Usaha perbanyakan tanaman violces secara generatif mempunyai prospek yang bail, hal ini dibuktikan dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,85 sehingga dapat dikatakan usaha perbanyakan tanaman tanaman violces di Handoyo Budi Orchids layak untuk diusahakan karena memiliki nilai R/C Ratio > 1.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah disampikan dapat diambil kesimpulan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang yang telah dilakukan di Handoyo Budi Orchids Malang bahwa:
1. Perbanyakan tanaman Violces di Handoyo Budi Orchid (HBO) Malang menggunakan teknik polinasi dimulai dari penetuan indukan, polinasi, penyemaian, pindah tanam, perawatan, panen diteruskan analisa usaha tani
2. Persilangan yang dilakukan di Handoyo Budi Orchids (HBO) Malang dilakukan secara resiprok Layunya bungadan menggembungnya tangkai bunga pada hari ketiga menandakan persilangan yang dilakukan telah berhasil. Buah akan memasuki proses pematangan selama 2-3 bulan. Ciri – ciri fisik buah yang masak adalah buah berwarna coklat dan biji warna hitam.
3. Analisa usaha tani perbanyakan bibittanaman violces yang dilakukan di Handoyo Budi Orchids Malang setelah dilakukan analisa didapatkan hasil bahwa usahataniini memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.317.000 dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,85.

5.2 Saran
1. Perlu adanya kelengkapan alat dalam polinasi seperti pinset untuk mempermudah pengambilan polen dan waktu selesai polinasi jangan disiram agar tidak busuk
2. Perlu adanya penambahan fasilitas penunjang lain non teknis yang bisa semakin mempercepat proses dalam bekerja.
3. Dalam laporan pelaksanaan PKL masih banyak kekurangan, sehingga penulis menerima saran atau kritik yang membangun sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.