KEMENTRIAN
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
LAPORAN
BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA (Citrullus
vulgaris) TANPA BIJI
Program Studi: Produksi
Tanaman Hortikultura
Semester/Golongan: 4/A
Oleh:
CITRA HELDA ANGGIA
NIM : A31151077
Dosen : Ir.Kasutjiangiati, SP.,MP
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
Telah Diperiksa dan Dinilai
|
|
|
|
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semangka merupakan tanaman yang termasuk
kedalam komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan).
Semangka merupakan salah satu buah yang digemari dan mempunyai
nilai ekonomi cukup tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat indonesia
dikarenakan rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.
Tanaman
semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal dari Benua
Afrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya ke India, China dan
Amerika dilakukan oleh para pelayar dari pedagang. Buah semangka memiliki daya
tarik tersendiri dari buahnya yang segar dan manis. Kandungan airnya mencapai
92 %, karbohidrat 7 % dan sisanya adalah vitamin. Semangka termasuk tanaman
musim kering, tetapi akhir-akhir ini dengan teknologi yang makin berkembang,
semangka dapat ditanam kapan saja. Agar dapat tumbuh dengan baik dan cepat,
tanaman semangka membutuhkan iklim yang kering, panas dan tersedia cukup air (Mulyanto,
2012)
Menurut
mulyanto, Iklim yang basah akan menyebabkan
pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit, serta produksi dan kualitas
buahnya akan menurun. Perkembangan teknologi budidaya semangka di daerah
Sub-tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya (tropika). Jenis-jenis baru
baik, hibrida yang diploid (semangka berbiji) maupun yang triploid (semangka
tak berbiji), telah banyak dikembangkan dengan kualitas buah dan hasil jauh
lebih baik dibandingkan dengan semangka tropis
Terdapat puluhan varietas semangka yang
dibudidayakan, tetapi hanya beberapa yang diminati para petaniataukonsumen. Di Indonesia varietas
yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Semangka Lokal
(Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka
Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang
mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan menurut
benih murni negara asalnya (Samadi, B. 1996)
Budidaya tanaman semangka di Indonesia masih
terbatas untuk memenuhi pasaran dalam negeri. Padahal terbuka peluang yang
sangat luas bahwa semangka dapat diekspor ke luar negeri, sebab kondisi alam
Indonesia sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam negara
produsen lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia akan semangka
mencapai 1.506.000 ton. Sampai saat ini Indonesia mendapat peluang ekspor
semangka cukup besar yaitu 1.144 ton per tahun (Rukmana, R. 1994).
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.
Menegetahui
teknologi budidaya semangka tanpa biji
2.
Mengetahui
pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji
3.
Mengetahui
permasalahn produksi semangka tanpa biji
1.3 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
teknologi budidaya semangka tanpa biji
2.
Bagaimana pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji
3.
Apakah
permasalahn produksi semangka tanpa biji
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semangka Tanpa Biji
Semangka tanpa biji
atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1
juga. Namun tetua atau induknya masing-masing berasal dari tetua betina
semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu
semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid.
Teknik pembenihan semangka tanpa biji
ditemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid
harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya
sering disebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid
dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless) yang
mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C),
maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih
semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya
dapat terjamin.
Pertumbuhan tanaman
muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya
tanaman akan tumbuh kuat. Daya kecambah rata-rata biji semangka triploid adalah
antara 27,5 – 85 % dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka
diploid. Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina
yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan
terbentuk. Meskipun demikian, biji kosong yang berwarna putih atau coklat
terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna coklat
biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur hara phospor
(P205.).
2.2.1.
Klasifikasi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S)adalah
tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000
tahun SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas
ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan
(Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).
Tanaman ini merupakan
tanaman semusim yang hidupnya merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti
semangka merah, semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji.
Gambar 2. Buah Semangka (BAPPENAS, 2005).
Menurut Rukmana (1994),
klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus
vulgaris
Semangka merupakan
setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil dan panjangnya dapat mencapai 5m.
Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang tajam dan berwarna putih.
Batangnya mempunyai sulur yang bercabang 2 – 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman
semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina dan hermaprodit yang letaknya
terpisah, namun masih dalam satu pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih
banyak daripada bunga lainnya. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur
(oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning, blurik putih atau hijau.
Daging buahnya lunak, berair dan rasanya manis. Warna daging buah merah atau
kuning (Syukur, 2009).
Gambar 3.
Bagian-bagian Tanaman Semangka (Syukur, 2009).
2.2.2.
Stadia atau Fase Pertumbuhan Tanaaman
Menurut Endang Dwi
Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah kenaikan dalam bahan tanaman, suatu
proses total yang mengubah bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam
tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel membesar
dan membelah sehingga terjadi pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat.
Dari pengertian pertumbuhan tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Pertumbuhan Tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah
sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk
semulanya.Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif dan
fase generatif.
Pada fase pertumbuhan
vegetatif menghendaki suhu sekitar 25 derajat celcius. Pada suhu tersebut
tanaman semangka akan tumbuh cepat dan kuat sehingga akan diperoleh tanaman
yang berbatang kuat dan ukuran daun besar. Tanaman dengan kondisi fisik kuat
dan didukung dengan perawatan yang baik akan menghasilkan buah yang berkualitas
tinggi
Sesudah itu pada fase
generative terutama pada proses pemasakan buah, tanaman semangka menghendaki
suhu udara harian sekitar 30 derajat celcius untuk pembentukan gula pada daging
buahnya. Jika pada periode ini kondisi suhu terlalu rendah, kadar gula pada
daging buah juga akan rendah dan umur panen lebih lama. Buah semangka yang
diproduksi pada kondisi panas dan kering memiliki kadar gula sekitar 11%.
Sebaliknya pada kondisi dingin kadar gulanya hanya mencapai 8 % (BAPPENAS,
2005).
2.3
Budidaya Tanaman Semangka
Dalambudidayanya, tanaman buah semangka memiliki
syarat pertumbuhan yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah hujan ideal 40-50 mm/bulan karena curah hujan
yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu
mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif
panjang.Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit
sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran
waktu panen.Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu 25OC (siang hari).Suhu udara yang ideal
bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar
20–30 mm.Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal
penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok
untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka
hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban
yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman (Doring, dkk.
2006)
Kondisi tanah yang
cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan
organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah
dikeringkan.Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5
(tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat
keasaman tanah tersebut.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah
porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang
terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. Sedangkanuntuk ketinggian tempat yang
ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya
semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di
bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl
(Sarpian, 2003).
2.3.1
Pembibitan
Menurut Wihardjo S. (1993) dalam
melakukan budidaya tamanam buah semangka tentunya harus mengetahui
tahapan-tahapan dalam tekni budidaya yang terdiri antara lain pembenihan. Benih
semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika
direndam.Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa
biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses
pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25°C yang
telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah
direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi.
Kemudian bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka
diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan
diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut
ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk
memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada
jarak 5-10 cm di atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap
4-6 jam sekali perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera
semprotkan air menggunakan hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam,
dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media
tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5
cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam
(2:1). Kemudian polibag polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari
(Samadi, 1996).
Polibag-polibag diberi disungkup
(kanopi) plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang
terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih
muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari
sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan
matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan
bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.Setelah bibit
berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman
yang telah diolah.
Gambar
4. pembenihan hingga pembibitan
(Syukur, 2009).
2.3.2
Pengolahan
Tanah
Tanaman semangka membutuhkan
bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar
melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik budidaya
yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus (ajir), lebar bedengan adalah
100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm;
sistem tanpa turus(ajir) dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang
bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm.
Kemudian pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per
tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate.
Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA,
40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate (Prajnanta, 1996).
Bedengan perlu disiangi, disiram dan
dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik
110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik
lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 812 bulan pada areal
terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan
sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun
tanaman.
Gambar 5. Jarak Tanam Semangka (Syukur, 2009).
2.3.3
Penanaman
Untuk penanaman sistem turus, jarak
tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk
penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam
barisan 70 cm dengan populasi 3.5004.000 tanaman/ha.Kemudian persiapan
pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar
lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik,
maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi
lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara,
alat siap digunakan. Kemudian dilakukan pelubangan pada tanah lahan dengan
kedalaman 8-10 cm. Bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan
telah tumbuh daun 2-3 lembar dan sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman
dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution.Laluuntuk urutan penanaman adalah sebagai berikut, kantong
plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam
lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan;
terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah(Sarpian,
2003).
2.3.4
Pemeliharaan
Tanaman
Menurut
Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan.
Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman
dengan bibit baru yang telah disiapkan
tetapi penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada
kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila
disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya,
agar tidak menular ke bibit lain yang sehat.Selainitu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan
mengurangi produksi selain itu gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan
penyakit sehingga perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
Tabel
1.Dosis pupuk dan waktu pemberiannya
/ Ha(BAPPENAS, 2005).
Nama Pupuk
|
Pupuk
Dasar (Kg) |
Pupuk Susulan ( Kg
)
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||
Pupuk Kandang
TSP
ZA
KCl
|
12.000
350
150
130
|
-
50
50
20
|
-
200
150
100
|
-
-
150
-
|
-
-
200
50
|
-
-
100
-
|
Jika
tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi borak 5 Kg untuk
per Ha.Pupuk susulan ditugalkan 10 – 15 Cm dari batang. Pemberian pupuk cair
SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5 l air dan semprotkan pada umur 2 – 3
minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali sampai 15 hari menjelang panen
Padabudidayasemangkadapatdilakukanperlakuanmulsa PHP
untukmenghasilkansemangkatanpabiji .Manfaat mulsa PHP
Sesuai namanya, mulsa PHP terdiri dari dua lapis warna,pada bagian atas
berwarna perak danbagian bawah berwarna
hitam. Padasaat pemasangan mulsa jangan sampai terbalik
karena bila pemasangan terbalik maka pengaruh mulsa akan berbeda. Manfaat penggunaan mulsa PHP
tersebut adalah merangsang
perkembangan akar, mempertahankan
struktur suhu dan kelembaban tanah,mencegah erosi tanah,menekan pertumbuhan gulma,mengurangi penguapan air dan pupuk, Meningkatkan proses fotosintesis, dan menekan perkembangan
hama dan penyakit
Gambar
6. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).
Pemangkasan
tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan
dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang
sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama
saja.Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah
tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan
untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai
berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang
pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas
adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya
dua daun. Alat pangkas yangdigunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan
sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l (Duljapardan
Setyowati, 2000).Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada
penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus
yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu.
Bahan pengikat dapat berupa tali rafia
atau tali dari pelepah pisang batu.
Penyerbukan
buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar merupakan
jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga
betina dalam kondisi mekar. Umur tanaman
yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah tanam. Untuk
penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina yang
berada pada ruas ke-13 dan ke 20,
hal ini disebabkan bunga pada ruas-ruas
tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya. Sedangkan
penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara penyerbukan buatan ini
diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari semangka berbiji.
Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya sempurna
dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina.
Seleksi buah bertujuan untuk
memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Seleksi buah
dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST.Buah yang dipilih adalah buahyang
pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan gunting.
Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah
yang besar.
Dalam proses pembesaran, diantara
buah dan para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya
agar nantinya kulit buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas,
buah perlu dibalik agar bagian bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah
dilakukan minimal sekali hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.
Penyemprotan campuran obat
(fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk
tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu
penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan
hama atau penyakit tersebut. Adapun jenis hamadan penyakit yang sering
menyerang yaitu Thrips (Thrips parvispinus Karny), Layu (Fusarium ),Bercak
daun, Busuk buah,Ulat perusak daun (Spodoptera litura), Tungau merah merah
(Tetranychus cinnabarinus) dan Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)dll.
2.3.5
Panen Dan
Pasca Panen
Menurut Sarpian (2003), menentukan
saat panen dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara
saat buah diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah
siap panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat
berisi, dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat
tua. Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah
sudah hilang.Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah.
Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih
muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah
masak atau tua.
Varietas tanaman dan ketinggian
tempat mempengaruhi umur panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m
dpl, semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di
dataran rendah buah dapat dipanen pada umur 85 hari. Cara panen buah semangka
adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan
diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi
kering, agar tahan selama dalam penyimpananan (Sarpian, 2003).
Kemudian masuk dalam tahap pasca
panen dimana buah hasil panen melalui beberapa proses seleksi sebelum buah di
jual kepasaran karena adanya buah yang tercampur dalam buah baik dapat
menurunkan nilai jual dari buah tersebut proses ini disebut sortasi.kemudian
yang terakhir proses penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar
(sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada
suhu rendah sekitar 4°C, dan kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada
atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan
asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi
proses respirasi (Rukmana, 1994).
2.4
Penggunaan Mulsa pada Tanaman Semangka
Pemberian mulsa
bermanfaat dalam hal kompetisi dengan
tanaman pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat
berkecambah, benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa
di atas permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun
ada sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan,
pertumbuhan gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan
bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah.
Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya tanamanadalah menekan kompetisi hara
dengan gulma, menjaga
kestabilan agregat tanah,
menjaga
ketersediaan air,menekan
erosi, menurunkan
suhu tanahdan memudahkan
dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan
tanah dapat menahan energi air hujan sehingga agregat tanah tetap stabil dan
terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa memiliki kemampuan
menahan hantaman butiran air hujan. Oleh karenanya, semua jenis mulsa dapat
digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat
mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan
ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang
ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi
melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan proses normal yang
terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik
air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut berbagai hara yang
dibutuhkan tanaman.
Menurut Prajnanta
(1999) mulsa sintetis yang baik adalah mulsa plastik hitam perak. Mulsa ini
terdiri dari dua lapisan, yaitu perak dibagian atas dan hitam dibagian
bawah.Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan (refleksi) radiasi
matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki efek ganda. Efek
pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah sehingga kemungkinan
suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua ialah memperperbesar radiasi
matahari yang dapat diterima oleh daun-daun tanaman sehingga kemungkinan proses
fotosintesis dapat ditingkatkan danmengurangi serangan hama (seperti Thrips dan
Aphis) dan penyakit. Permukaan hitam dimaksudkan untuk lebih membatasi radiasi
matahari yang menembus sampai ke permukaan tanah sehingga keadaan permukaan
tanah menjadi gelap total. Keadaan ini akan menekan perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) (Umboh, 1999).
Setelah pupuk kimia
diaduk rata bercampur dengan tanah, bedengan dirapikan dan disirami air
secukupnya agar pupuk segera bereaksi. Pemasangan mulsa dilakukan tepat setelah
pemupukan kimia selesai. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah
pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap.
Mulsa dipasang dengan
menarik kedua ujung mulsa pada kedua ujung bedengan. Kaitkan terlebih dahulu
salah satu ujungnya dengan bedengan dengan pasak penjepit mulsa. Kemudian
disusul ujung satunya. Secara bersamaan, kaitkan kedua sisi mulsa dengan
bedengan dengan pasak penjepit. Pemasangan mulsa harus pada saat ada cahaya
matahari karena pada saat itu mulsa akan mudah meregang sehingga mudah ditarik
kencang. Hasilnya permukaan bedengan menjadi tertutup mulsa secara kencang
sehingga terkesan rapi dipandang. Pemasangan mulsa pada saat cuaca mendung,
pemasangan sebaiknya ditunda sampai ada sinar matahari karena apabila
dipaksakan, meskipun hasil pemasangan rapi, tetapi pada saat cuaca panas mulsa
terlihat mengendor. Setelah mulsa PHP terpasang diamkan selama 5 hari, kemudian
buat lubang tanam dengan jarak tanam 85 cm. Lubang tanam dibuat melingkar
dengan di ameter 10 cm. Cara membuatnya dengan menggunakan kaleng bekasa susu
yang permukaanya bergerigi ataupun dengan menggunakan plat panas (Prajnanta,
1999).
Gambar
7. Mulsa PHP (BAPPENAS, 2005).
Gambar
8. Mulsa jeramih (BAPPENAS, 2005).
BAB 3. METODOLOGI
3.1
Waktu
Dan Tempat
Praktikum
budidaya tanaman buah
semangaka tanpa biji dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret 2017
sampai Tanggal 2 Juni
2017 di Lahan Pertanian Politeknik Negeri Jember.
3.2
Alat
Dan Bahan
3.2.1 Alat
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah Kebutuhan
|
Cangkul
|
Cangkul Pertanian
|
1 buah
|
Koret
|
Koret
|
1 buah
|
Gembor
|
Ukuran 9 Liter
|
1buah
|
Tali Rafia
|
Tali plastik
|
1 roll
|
Gunting
|
Gunting Rumput
|
1 buah
|
Timba
|
Timba Plastik
|
1 buah
|
Knapsack spreyer
|
Untuk pestisida dan
pupuk
|
2 buah
|
Kaleng
|
Pelubang mulsa
|
1 buah
|
Gunting kuku
|
Gunting kuku
|
1 buah
|
Kardus
|
Kardus
|
1 buah
|
Lampu
|
Lampu
|
1buah
|
Timbangan
|
Timbangan Analitik
|
1 buah
|
Sendok
|
Sendok makan
|
1 buah
|
Gelas air mineral
kemasan
|
Gelas 200 ml
|
1 buah
|
Trei
|
Trei pertanian
|
1 buah
|
Plastic
|
Plastic bening
|
1 buah
|
Kertas merang
|
Kertas merang
|
1 buah
|
3.2.2 Bahan
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah Kebutuhan
|
Benih Semangka
|
Black sweet, Kidung dan Spring
|
1 pack
|
NPK
|
Organik
|
1 kg
|
Pupuk Kandang
|
Pupuk Kandang
|
1,5 kg
|
Dolomit
|
Dolomit
|
1,5 kg
|
Sp 36
|
Pupuk padat
|
100 gr/tanaman
|
KNO3
|
Merah Dan Putih
|
2 gr/ tanaman
|
Salveter
|
Pupuk organikcair
|
3 gelas
|
Biooost
|
Pupuk organik cair
|
3 gelas
|
Pupuk Grower
|
PupukMajemuk
|
1 gr/tanaman
|
Brom M
|
Fungisida
|
3 sdm
|
Acrobat
|
Fungisida
|
1,5 lt/ tangki
|
Dithan M 45
|
Fungisida (Tempung)
|
4 gr
|
Apsa
|
Bahan Perata
Pestisida
|
5 cc
|
Arang
|
Arang kayu
|
1 plastik
|
Mulsa
|
Mulsa plastik
|
1.5m x 4.5 m
|
3.3
Metode
Pelaksanaan
3.3.1 Persiapan bibit
Benih semangka yang digunakan untuk pembibitan harus
diseleksi kemudian Sebelum
ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam
benih dalam air selama 6-8 jam untuk memecah doemansi setelah itu direndam
dalam fungisida dan ditiriskan pada kertas yang telah dilapisi plastik. Pada
tahap selanjutnya benih di peram untuk siap dikecambahkan, pada pemeraman ini
dapatmenggunakan kardus dan lampu sebagai penyeimbang suhu. Benih yang
dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali sehari untuk menjaga kelembabanya.
Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan pada trei yang
telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga bibit dari panas
sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat dibuka pada
pagi dan sore hari.
3.3.2 Pengolahan Lahan
Pengolahan
lahan dilakukandengan membajak tanah terlebih dahulu agar gulma dapat terangkat
dan hal ini juga bertujuan untuk menyubukan tanah kemudian tanah dibentuk
bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap awal yang harus
dilakukan yaitu mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit pada lahan dapat
ditentukan.
a.
Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 1.2 x 4 m, jarak
antar bedengan sekitar 3 m. Bedengan
dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak terjadi genangan pada
mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b.
Pemberian pupuk dasar
Pupuk yang
digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK organik (1 kg ), pupuk kandang (1kg) setelah itu ditambahkan
dolomit (1,5 kg) dan ditambah pupuk sp 36 100 gr/ tanaman.
c.
Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya
yaitu memasang mulsa plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang
hari agar dapat ditarik secara elastik,mulsa harus menutupi seluruh tanaman
agar gulma tidak lagi tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.
d.
Pelobangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu
menggunakan kaleng berdiameter 10 – 12 cm
yang telah dipanaskan lalu lobangi pada mulsa yang telah ditandai dan
diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan metode zig zag untuk lubang tanam.
Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah lubang tanam yaitu disediakan untuk lubang pemupukan.
3.3.3 Penanaman
Bibit
tanaman semangka yang telah
siap dipindahkan penanaman jika telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian.
Pemindahan dilakukan dengan hati hati jangan sampai merusak akar tanaman.
kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm ,kira – kira cukup untuk
menempatkan bibit beserta media tanam.
3.3.4
Pemeliharaan
Tanaman
Bibit semangka yang telah ditanam
masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan sekitar, terutama cuaca dan ketersediaan air dalam tanah.
Selama tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi akan selalu mengalami
berbagaikendala, baik yang berasifat ekternal maupun internal yang umumnya kurang menguntungkan bagi
tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam tanah dan gangguan hama
penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar tanaman daat
tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a.
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik pertumbuhannya saat
telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena panas mata hari.
b.
Pemupukan susulan
Pemupukan
susulan diberikan pada minggu
ke dua hari setelah tanam
c.
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan mulsa, gulma
akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan lubang pupuk
1. Perompesa
daun
Perompesan daun dilakukan pada
tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan terfokus
pada pembentukan vase generatf.
2. Pemangkasan
Cabang
Pemangkasan
cabang setiap ada cabang yang tumbuh 1 tanaman semangka ditumbuhkan 3 cabang
dan setiap cabang ditumbuhkan 2 buah
3.3.5
Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian
hama dapat dikendalikan dengan fungisida dan bakterisida
3.4
Parameter Pengamatan
Parameter
adalah setiap karakteristik
yang dapat membantu dalam mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu.
Artinya, parameter merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis,
ketika mengidentifikasi sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status,
kondisi, dan lain-lain. Adapun parameter pengamatan yang
digunakanadalahsebagaiberikut:
3.4.1
Pengamatan
Tinggi Tanaman
Pengamatan
panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman menggunakan penggaris panjang
tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur
3 hst hingga panen.
3.4.2
Pengamatan
Jumlah Daun
Pengamatan
jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka
sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.
.
3.4.3
Pengamatan
Jumlah Buah
Pengamatan
dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap tanaman sampel dengan menghitung
jumlah buah yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan pada saat buah mulai tumbuh
hingga pada saat panen.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
KegiatAn
Budidaya Semangka
TANGGAL DAN GAMBAR
|
KETERANGAN
|
20 Maret 2017
|
1.
Pengolahan lahan
|
2.
Pemupukan dasar (bokasi kambing, dolomit, sp36)
|
|
20-22 Maret 2017
|
Pemeraman
|
22 Maret 2017
|
Transplating/ Pembibitan
|
23 Maret 2017
|
Pemulsaan
|
27 Maret 2017
|
Pelubangan mulsa
|
3 April 2017
|
Penanaman
|
10 April 2017,
2. 17 April 2017, 3. 26 April 2017
|
1. Pemupukan KNO3 (2 gram/ 250 ml
pertanaman) +pupuk grower (1 gram /tanaman)
2. Pupuk tunggal: Boost + KS
3.
Dithane (1 kg) + acrobart (2 pack:100cc))
|
12 April 2017
|
Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan
APSA-800WSC)
|
15 April 2017
|
1.
Penyemprotan pestisida (Antracol, Centador dan
APSA-800WSC)
|
2.
Pemulsaan
jerami
|
|
Maret sampai Mei
|
Penyiangan dan penyiraman setiap waktu
|
Setiap ada
bunga betina pagi hari dan sore
|
Persilangan
|
9 Juni 2017
|
Pemanenan
|
4.1.2 Hasil Pengamatan
Budidaya
Tabel 4.1 pengamatan
tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah Semangka
No.
|
Tanggal Pengamatan
|
HST
|
Rata-RataTinggi Tanaman
|
Rata-Ratan Jumlah daun
|
Jumlah buah
|
1
|
5 April 2017
|
2
|
8.2
|
4
|
-
|
2
|
8 April 2017
|
5
|
9.88
|
6
|
-
|
3
|
13 April 2017
|
8
|
14.33
|
6
|
-
|
4
|
16 April 2017
|
11
|
17.25
|
8
|
-
|
5
|
19 April 2017
|
14
|
27.9
|
10
|
-
|
6
|
22 April 2017
|
17
|
39.9
|
Banyak
|
-
|
7
|
25 April 2017
|
20
|
50.9
|
Banyak
|
-
|
8
|
28 April 2017
|
23
|
79.8
|
Banyak
|
3
|
9
|
1 Mei 2017
|
27
|
110
|
Banyak
|
9
|
10
|
4 Mei 2017
|
30
|
130.9
|
Banyak
|
11
|
11
|
7 Mei 2017
|
33
|
150.6
|
Banyak
|
12
|
12
|
10 Mei 2017
|
36
|
180.6
|
Banyak
|
12
|
13
|
13 Mei 2017
|
39
|
230.8
|
Banyak
|
12
|
14
|
17 Mei 2017
|
42
|
255.8
|
Banyak
|
12
|
15
|
20 Mei 2017
|
45
|
265.12
|
Banyak
|
12
|
16
|
23 Mei 2017
|
48
|
280.9
|
Banyak
|
12
|
17
|
27 Mei 2017
|
51
|
290.9
|
Banyak
|
Panen
|
18
|
30 Mei 2017
|
54
|
310
|
Banyak
|
Panen
|
19
|
2 Juni 2017
|
57
|
310
|
Banyak
|
Panen
|
Pengambilan sample 3 tanaman dimulai
dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (S1, S2 dan S3).
Ket: S1 = Semangka sample 1
S2
= Semangka
sample 2
S3
= Semangka
sample 3
Diagram
garis 4.1.1 Kurva Sigmoid tinggi tanaman semangka tanpa biji
Pengamatan
dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)
4.2
Pembahasan
4.2.1
Kegiatan Budidaya Semangka
Budidaya semangka membutuhkan teknik persilangan antara semangka tanpa
biji (4n) disilangkan dengan semangka berbiji (2n) menghasilkan semangka
triploid yaitu tanpa biji. Cirri-ciri bunga betina mempunyai bakal buah dan
bunga jantan mempunyai serbuk sari, serbuk sari produk terbaik yaitu pada pagi
hari dan sore hari karena tidak terkena sinar matahari, apabila serbuk sari
tidak sampai pada bakal buah maka bunga akan jatuh atau busuk apabila
serbuksari jatuh pada bakal buah maka bakal buah semakin besar dan bentuknya
optimal.
4.2.1.1
Pengolahan Lahan
Lahan untuk
budidaya semangka sebaiknya
dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah dicangkul Kemudian
bentuk bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 4 meter dan jarak antar bedengan 300 cm.
4.2.1.2
Pemupukan Dasar
pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang kambing sebanyak 12.5 kg perbedeng . Tambahkan juga SP-36 Campurkan pupuk tersebut
di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan
tersebut selama 2-4 hari. Bila pH
tanah yang akan digunakan untuk budidaya semangka kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian
sebanyak 2 gram pertanaman. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3
hari sebelum pemupukan dasar.
4.2.1.3
Pembibitan
Pembibitan dilakukan
dengan cara di peram di germinator setelah keluar akar dan daun siap
ditransplanting ke sosis dan di pindahkan ke green house untuk aklimatisasi
4.2.1.4
Pemulsaan
Mulsa adalah
bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media
tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan gulma
sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik dan menghasilkan produksi yang optimal.
Pemberian/pemasangan mulsa pada permukaan
bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus
pada komoditas hortikultura tertentu seperlu semangka mulsa dapat mencegah
percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah yang kadang
menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut. Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan
menahan panas matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif
rendah suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan
sehingga air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya.
4.2.1.5
Penanaman
Bibit
yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam. Kemudian siram
untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman sebaiknya dilakukan di sore
hari saat matahari tidak terlalu terik.
4.2.1.6
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Tanaman. Pemeliharaan dimulai sejak benih berkecambah agar bibit tumbuh normal.
Pengairan tidak dilakukan pada penelitian ini karena dilakukan pada musim
hujan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengendalikan meldew
dengan menggunakan fungisida. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual
dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal pertanaman
4.2.1.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
Budidaya semangka di daerah tropis
seperti Indonesia cukup rentan dengan serangan hama dan penyakit.
. Bila hama dan penyakit
telah menyerang semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida
organik atau pestisida
sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.
4.2.1.8 Pemupukan
Pemupukan susulan
diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya
berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang
digunakan bisa pupuk cair
organik atau pupuk kimia
buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk
kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian
disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.
4.2.1.9 Penyiangan
Penyiangan dilakukan
untuk mencegah Hama dan penyakit beserta mengurangi persaingan pengambilan.
Penyiangan yaitu membuang guma disekitar tanaman
4.2.1.10 Pemangkasan unsur hara antara tanaman dengan
gulma
Pemangkasan dan
Seleksi Buah. Pemangkasan dilakukan pada tanaman yaitu setiap tanaman terdapat 3 cabang percabang
ditumbuhkan 2 buah
4.2.1.12
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat buah beraroma segar dan gampang
pengmbilannya dengan cara dipotong dengan gunting
4.2.2
Semangka Tanpa Biji
Pada kurva sigmoid semangka mengalami pertumbuhan pada fase awal
pertumbuhan sangat lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat
cepat sampai tingginya mencapai hamper 3 meter setelah itu pertumbuhan
stabil dan setelah itu mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman semangka yaitu 11 buah dan pada tanggal 9 juni di
panen 7
dan tinggal 4
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya semangka mempunyai teknologi
yang harus dipatuhi yaitu dari pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar,
pembibitan, pemulsaan, penanaman, pemangkasan, penalian, pemberian pupuk susulan,
pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan harus sesuai SOP dan GAP karena
melon sangat membutuhkan intentensif dalam budidaya.
Budidaya semangka tanpa biji yaitu hasil penyilangan antara 4n dengan 2n
disilangkan menjadi triploid, triploid yang menghasilkan buah semangka tanpa
biji
5.2 Saran
Pada
saat budidya semangka tanpa
biji
sebaiknya memperhatikan kapan waktunya pemangkasan dan ruas ke berapa yang akan
dipelihara agar hasilnya optimal
DAFTAR
PUSTAKA
Bappenas.2005. Budidaya pertanian semangka
(Citrullus vulgaris).Jakarta. Penebar
Swadaya.
Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa
Biji. Yogyakarta: Kanisius.
Doring T., U. Heimbach, T. Thieme, M. Finckch, H.
Saucke. 2006. Aspectof straw mulching inorganic potatoes-I, effectson
microclimate,Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani. Nachrichtenbl.
Deut.Pflanzenschutzd. 58 (3):73-78.
Duljapar, K, dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk
Bertanam SemangkaSistem Turus. Jakarta. Penebar Swadaya.
Endang Dwi Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum
Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu
Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus
vulgaris). Jakarta: Media Unika
Prajnanta, F. 1999. Kiat sukses bertanam semangka
berbiji.Jakarta. PenebarSwadaya.
Prajnanta, F. 1996. Agribisnis SemangkaNon-biji.Jakarta. Penebar Swadaya.
Purseglove, 1968. Tropical Crops Dicotyledones.
London. Longman Green and Co Ltd.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka
Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
Samadi, B. 1996. Semangka
Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis
Usaha Tani. Yogyakarta: kanisius
file:///G:/semangka/BUDIDAYA%20SEMANGKA%20TANPA%20BIJI%20_%20foragri.h
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik
pemuliaan tanaman.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Bogor. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. 284
hal.
Umboh, Andry Harits. 1999. Petunjuk
Penggunaan Mulsa. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Mkasih infony gan. Akan saya coba tanam di perumahan bersubsidi di lamongan
ReplyDeleteperumahan di lamongan
Mkasih infony gan. Akan saya coba tanam di perumahan bersubsidi di lamongan
ReplyDeleteperumahan di lamongan