KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
LAPORAN
BUDIDAYA TANAMAN MELON VARIETAS
MERLIN DAN EKSIS
Program
Studi: Produksi Tanaman
Hortikultura
Semester/Golongan: 4/A
Oleh:
CITRA HELDA ANGGIA
NIM : A31151077
Dosen
: Ir.Kasutjiangiati, SP.,MP
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI TANANMAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
Telah
Diperiksa dan Dinilai
|
|
|
|
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Melon
merupakan tanaman buah yang termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang
menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania
yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman
melon ini akhirnya menyebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Bahkan ke
seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis. Kini berbagai
varietas melon telah banyak dikembangkan,
namun varietas yang banyak diminati oleh petani hanya varietas-varietas
tertentu yang banyak pula diminati oleh konsumen, yaitu : Sky Rocket dari
Taiwan, Ten Me dari Taiwan, Delicate dari Taiwan dan Action 434 dari Thailand.
Melon menurut ukuran lidah orang
Indonesia dianggap lebih mirip blewah karena aroma buahnya. Oleh karena itu,
nama melon menurut beberapa referensi disebut juga dengan blewah (Ganiez, 2012)
Kebutuhan
akan melon di Indonesia cukup tinggi
yang dimanfaatkan sebagai buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup
tinggi. Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian tahun 1997, luas
areal tanaman melon dan semangka sekitar 16.280,23 ha; jumlah tanaman
14.514.654 tanaman dan produksinya 643.568,29 ton/tahun. (Setiadi &
Parimin, 2001). Selain itu tanaman melon merupakan penghasil devisa urutan ke-5
kelompok buah-buahan.
Tanaman melon
merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapat perhatian
diantara tanaman-tanaman hortikultura. Tanaman melon menghendaki tanah liat
berpasir yang banyak mengandung bahan organik.3 Bahan organik memegang peranan
penting dalam tanah, susunannya sangat komplex dan senantiasa mengalami
perubahan karena aktivitas milrobia tanah. Pada penguraian bahan organik ini
dilepaskan C02 sehingga harga C/N senantiasa menurun mendekati harga C/N tanah.
Beberapa fungsi bahan organik diantaranya memperbesar daya ikat tanah yang
berpasir, mempertinggi kemampuan menampung air, memperbaiki drainase dan tata
udara tanah, meningkatkan pengaruh pemupukan dari pupuk buatan dan mempertinggi
daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah tercuci oleh air.4 Pupuk
kandang merupakan salah satu pupuk organik yang sangat penting yang memiliki
daya pengaruh yang cukup lama sehingga tanaman yang dipupuk dengan pupuk
kandang dalam jangka waktu yang lama masih dapat memberikan hasil yang baik.
Fungsinya antara lain adalah menambah unsur hara makanan tanaman, menambah
kandungan humus atau bahan organik tanah, memperbaiki kehidupan jasad renik
tanah.
Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang
dapat mempertinggi produksi tanaman. Kompos yang telah matang dapat dipakai
sebagai bahan untuk memperkaya bahan organik tanah disamping pupuk organik yang
lain.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1. Menegetahui
teknologi budidaya melon merlin dan eksis
2. Mengetahui
pertumbuhan dan produksi melon merlin dan eksis
3. Mengetahui
permasalahn produksi melon merlin dan eksis
1.3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
teknologi budidaya melon merlin dan eksis
2. Bagaimana pertumbuhan dan produksi meon merlin dan
eksis
3. Apakah
permasalahn produksi melon merlin dan eksis
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Melon
Melon (Cucumis melo)
termasuk dalam suku timun-timunan. Masih satu kerabat dengan semangka, blewah
dan timun suri. Seperti halnya suku timun-timunan lain, melon
tumbuh merambat tetapi tidak bisa memanjat. Bila tidak ditopang, tanaman ini
akan tumbuh menjalar di atas permukaan tanah.
Tempat ideal untuk
budidaya melon berada pada kisaran ketinggian 250-700 meter dpl. Bila ketinggian
kurang dari 250 meter, tanaman melon cenderung menghasilkan buah yang kecil.
Sedangkan di dataran tinggi dengan suhu dibawah 18oC, tanaman ini
sulit untuk berkembang.
- Reticalatus. Jenis
melon ini merupakan kultivar paling populer. Bentuknya membulat dengan
kulit buah berwarna hijau dan teksturnya berjala, seperti terlapisi
jaring. Daging buah berwarna hijau muda hingga oranye. Contohnya : Merlin
- Inodorus. Jenis
ini memiliki kulit buah yang mulus tidak berjala. Bentuknya membulat
hingga lonjong. Warna kulit buah kuning hingga kuning pucat kehijauan.
Warna dagingnya ada yang hijau, oranye hingga putih. Daging buah tidak
beraroma.
Contohnya : Eksis
2.3 Syarat Tumbuh Melon
2.3.1
Pemilihan Lokasi Lahan
Lokasi lahan
yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman melon, yaitu lahan yang memiliki
ketinggian berkisar antara 200 hingga 2000 m dpl dan suhu yang dibutuhkan 12-27
°C. Lahan yang dipergunakan diusahakan berstruktur miring dan tidak berangin
kencang. Hal ini dimaksudkan agar pengaturan irigasi yang diperlukan tanaman
saat tumbuh dapat dengan mudah tercukupi, sedangkan tanah tidak dalam keadaan
kondisi becek atau tergenang air.
Tanaman
melon memiliki keunikan dalam pembudidayaannya karena varietasi-varietas
tertentu saja yang dapat dibudidayakan sesuai dengan ketinggian tempatnya.
Berikut ini pembudidayaan melon berdasarkan ketinggian tempatnya :
* Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas :
* Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas :
Musk Melon dan Oriental Sweet Melon
* Ketinggian tempat
200-650 m dpl, dengan suhu 25-23,5°C dan 26-24 °C, yaitu varietas : Jade, Golden Light, Silver
Light, Cantaloupe (Halest Best)
* Ketinggian tempat
650-1.000 m dpl, dengan suhu 23,5-18°C dan 72.,4-19°C, yaitu varietas : Casaba Melon, Melon (Jade Dew,
Honey Dew)
* Ketinggian
1.000-2.000 m dpl, dengan suhu 18,7-12 °C, yaitu varietas : Cantaloupe, dan
Casaba Melon.
Tanaman melon sebenarnya dapat
dibudidayakan pada lahan yang bersuhu tinggi atau antara 30°C hingga 35°C,
namun yang perlu diperhatikan pada penanaman disuhu tinggi tersebut adalah
pengairan yang baik karena tanaman melon memerlukan banyak air pada saat
tumbuh.
Pada
saat penyemaian benih, temperature lahan yang sesuai adalah sekitar 26 °C.
apabila kondisi temperature lebih tinggi maka hal ini berpengaruh terhadap
pertumbuhan tunas pada benih tanaman melon. Pada saat tanaman melon mengalami
pertumbuhan akan memerlukan temperature antara 35 °C hingga 37 °C, sedangkan
pada saat tanaman berbuah maka proses pembentukan buah hingga matang buah akan
memerlukan temperature antara 26 °C pada siang hari, dan pada malam hari 16 °C.
Kelembapan udara yang dibutuhkan
tanaman melon pada saat pertumbuhan berkisar antara 70 hingga 80%. Sedangkan
tanaman melon muda yang tumbuh hingga dewasa memerlukan kelembapan udara
maksimal 80% serta minimal 60%.
Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.
Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.
Sinar matahari langsung sangat
penting bagi tanaman melon karena dapat membantu proses fotosintesis tanaman,
tanaman melon akan menghasilkan buah yang mani apabila pada fase pembentukan
buah, sinar matahari yang diterima intensitasnya lebih tinggi. Hal ini karena
pada fase pembentukan buah tanaman memproduksi vitamin C yang tersimpan dalam
buah sehingga kadar gula yang terkandung pada buah juga ikut meningkat.
Curah hujan
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman melon yaitu, daerah dengan curah hujan
berkisar antara 2.000 hingga 3.000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga 250
mm/bulan.
Tanaman melon sebaiknya
ditanam dengan jarak yang lebih lebar apabila waktu penanaman bibit dilakukan
pada musim penghujan. Pembuatan bedengan untuk lahan tanaman dibuat dengan
lebar sekitar ± 120 cm dan tinggi tanah bedengan sekitar 50 hingga 60 cm.
pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk memberikan kelembaban yang sesuai bagi
tanaman pada saat tumbuh.
Akar pada
tanaman melon hanya mampu menembus tanah sedalam 15 hingga 20 cm serta menyebar
dalam radius 30 hingga 40 cm. Dengan kondisi seperti itu maka pengairan yang
cukup harus dilaksanakan agar kebutuhan air yang diperlukan tanaman dapat
sesuai.
2.3.2 Kondisi Tanah
Tanaman melon dapat tumbuh pada lahan
terbuka dengan menanamnya pada tanah yang dibuat bedengan ataupun dengan
menggunakan media tanah yang disiapkan dalam pot, polybag, atau wadah tertentu.
Kondisi tanah yang ideal yang dipergunakan untuk pembudidayaan tanaman adalah
tanah yang bertektur liat, berpasir, gembur, drainase baik, subur, serta
mengandung pH tanah antara 6,0 hingga 7,0.
Tanah yang dipergunakan untuk
budidaya menggunakan pot tidak berbeda dengan tanah yang digunakan di lahan
terbuka, namun diperlukan pengaturan yang sesuai agar dapat diciptakan
komposisi yang ideal bagi pertumbuhan melon.
Menurut
penelitian para ahli tanaman di Indonesia, penggunaan medium tanah yang
dicampur dengan humus daun bambu dengan perbandingan 1 : 1 akan lebih
meningkatkan pertumbuhan tanaman melon. Sedangkan medium tanah yang dicampur
dengan campuran humus daun bamboo serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2
akan memengaruhi kondisi buah melon hingga mencapai diameter buah yang
maksimal. Pilihan lain campuran tanah yang disarankan oleh para ahli tanaman
yang diperlukan bagi budidaya tanaman melon yaitu dengan campuran tanah dengan
unsure lempung, pasir, humus, serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1
: 1.
Yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan campuran harus dipastikan bahwa campuran dalam
keadaan steril. Sterilisasi campuran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
pengukusan atau dioven dengan suhu berkisar 100 °C dan waktu pengukusan 30
menit. Sterilisasi campuran dapat juga dilakukan dengan mencampurkan atau
memfumigasikan dengan zat Basamid-G. alternative lain penggantian campuran
pupuk kandang adalah dengan memberikan pupuk organic Super TW plus.
Sebelum
penanaman tanah terlebih dahulu digemburkan, proses penggemburan sebaiknya
dilakukan pada musim kemarau supaya tanah mudah dihancurkan dan diremahkan.
Proses penggemburan dilakukan dengan mencangkulnya hingga kedalaman ± 30 cm,
kemudian membalikan tanah, yang tadinya tanah bagian bawah dibalik supaya
berada di bagian atas. Hal ini supaya gulma tidak dapt tumbuh dan berkembang.
Setelah tanah
dibalik-balikan biarkan tanah selama 1 minggu supaya tersinari dan
terangin-anginkan. Kalau sudah cukup baru tanah dibuat bedengan tempat tanaman
akan ditanam. Ukuran yang ideal untuk pembuatan bedengan adalah panjang 5-7 m
dan lebar antara 30-50 cm untuk penanaman satu baris tanaman atau lebar 1-1,25
m apabila penanaman dua baris. Masing-masing bedengan dengan gundukan tanah
dengan ketinggian 30-50 cm.
2.4 Budidaya Melon
Apabila
lahan yang akan digunakan pernah dipakai sebagai lahan budidaya tanaman sejenis
ddan terserang penyakit fusarium, maka sebaiknya lahan tersebut tidak
digunakan, atau dengan menanam tanaman lain yang tidak sejenis hingga ± 3-5
tahun. Kalaupun ingin dipakai dengan tanaman sejenis maka harus melalui proses
pengolahan tanah secara kimiawi, dan lahan pun bisa digunakan kembali.
Prosesi
kimiawi bisa mengunakan Basamid-G, dengan lahan yang basah dan lembap campuran
basamid bisa dilakukan, kemudian aduk tanah dengan basamid sampai merata dan
mencapai kedalaman 20-30 cm. sesudah rata tercampur basahi tanah sampai lembap
selama 7 hari, kemudian tutup permukaan tanah dengan plastic hingga 1 minggu,
setelah itu lakukan pencangkulan kembali sampai merata, dan sirami sampai
lembap dengan air bersih.
Setelah
bedengan telah siap ditanami maka lahkah selanjutnya pemasangan mulsa 3-7 hari
sebelum bibit ditanam, mulsa atau penutup permukaan tanah dapat menggunakan
plastic hitam perak (mulsa PHP). Penggunaan mulsa bertujuan agar kelembapan dan
suhu tanah tetap stabil, juga dapat mencegah pertumbuhan gulma.
Setelah
pemasangan mulsa selesai maka dapat dilakukan pembuatan lubang tanam, alat
bantu untuk melubangi mulsa bisa menggunanakan besi ata kaleng bekas yang
dipanaskan agar plastic dapat ditembus dengan diameter ± 10 cm.
Setelah
lubang tanam siap, selanjutnya memasang ajir pada bedengan. Ajir atau cagak
digunakan tanaman sebagai penopang tanaman atau sulur tanaman. Ajir ditanam
disamping lubang tanam dan menyilang dengan masing-masing. Ajir yang menyilang
dibentuk segitiga sama kaki dengan jarak ± 25 cm.
2.4.1
Pemilihan Bibit
Bibit
yang ideal dapat kita peroleh dib alai pertamanan atau produsen dengan jaminan
kualitas yang baik, dan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim
dimana bibit ini akan ditanam.
2.4.2
Pupuk organic dan anorganik
Pupuk
yang diperlukan bagi tanaman melon berbeda dari tiap fasenya. Untuk itu perlu
dipersiapkan jenis-jenis pupuk yang akan diperlukan. Pupuk organic yang perlu
dipersiapkan antara lain jenis kompos, pupuk kotoran ternak, super TW plus,
muhus, Gro-Mate, dan Stratos. Sementara untuk pupuk anorganik dapat dipilih
seperti, Urea, TSP, ZA, KCI, ZK, SP-36, NPK dan beberapa jenis pupuk daun yang
biasanya berupa pupuk cair.
Untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman bisa menggunakan seperti, Rootone F, IBA, IAA,
Atonik 6,5L, Dekamon, dan lain-lain sedangkan untuk zat yang diperlukan tanah
bisa menggunakan seperti, Dolomit, Zaegro-1, kapur hidrat, kalsit, dan
lain-lain.
2.4.3 Obat tanaman
Obat
tanaman diperlukan bila tanaman mengalami gejala terserang penyakit ataupun
untuk menghilangkan hama tanaman yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Obat
tanaman yang perlu disiapkan dan dipergunakan antara lain insektisida,
bakterisida, fungisida untuk jamur, serta nematisida.
2.4.4
Pembibitan Tanaman Melon
Setelah
menentukan biji dan varietas yang akan kita tanam, maka biji-biji tersebut
disemai terlebih dahulu sebelum ditanam pada media tanam yang tersedia.
Penyemaian perlu dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman seperti
pertumbuhan kerdil hingga benih menjadi mati.
Penyemaian
dapat dilakukan dengan menggunakan wadah plastic atau polybag atau juga
menggunakan lahan penyemaian tersendiri. Jika ingin menggunakan polybag atau
kantong plastic maka kita pilih polybag yang berukuran 8 x 10 cm, setelah
polybag tersedia maka dapat dimasukan media tanam berupa tanah yang telah
dicampur yang terdiri dari tanah, pasir serta pupuk organic dengan perbandingan
1 : 1 : 1 untuk masing-masing jenisnya.
Biji
yang sudah siap rendam dahulu untuk mensterilkan hama dan penyakit dengan air
yang dicampur pestisida selama 1- 2 jam, kemudian biji tiriskan sampai kering.
Sebelum ditanam biji didiamkan dan ditutupi kain yang steril selama semalam
dengan suhu 25 °C.
Setelah
didiamkan semalam barulah benih di masukan pada masing-masing polybag dengan
kedalaman 5 cm, benih yang berada dalam polybag harus disiram secara kontinyu,
yuitu pada pagi jam 06.00 dan sore hari pukul 16.00, diusahakan jangan terlalu
becek.
Setelah
10 hingga 14 hari maka tanaman akan mulai memproduksi daun, kalau sudah tumbuh
daun penyemprotan bisa menggunaka pupuk daun agar daun terhindar dari serangan
hama atau penyakit.
Setelah
bibit berumur 2 minggu atau lebih maka bibit siap dipindahkan ke lahan
budidaya. Jarak tanam sesuaikan dsengan lubang pada mulsa yang telah
disediakan, kedalaman lubang tanam sekitar 10-15 cm. setelah 5 hari maka dapat
diberikan pupuk anorganik dengan membenamkannya pada lubang tanam. Selanjutnya
lakukan penyiraman yang sesuai agar tanaman melon tumbuh dengan baik.
BAB
3. METODOLOGI
3.1
Waktu
Dan Tempat
Praktikum
budidaya melon varietas merlin dan eksis dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret
2017 sampai Tanggal 2 Juni 2017 di Lahan Pertanian Politeknik Negeri Jember
3.2
Alat
Dan Bahan
3.2.1
Alat
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah Kebutuhan
|
Cangkul
|
Cangkul Pertanian
|
1 buah
|
Koret
|
Koret
|
1 buah
|
Gembor
|
Ukuran 9 Liter
|
1buah
|
Tali
|
Tali bening
|
1 roll
|
Tali Rafia
|
Tali plastic
|
1 roll
|
Gunting
|
Gunting Rumput
|
1 buah
|
Timba
|
Timba Plastik
|
1 buah
|
Knapsack spreyer
|
Untuk pestisida dan pupuk
|
2 buah
|
Kaleng
|
Pelubang mulsa
|
1 buah
|
Gunting kuku
|
Gunting kuku
|
1 buah
|
Kardus
|
Kardus
|
1 buah
|
Lampu
|
Lampu
|
1buah
|
Timbangan
|
Timbangan
|
1 buah
|
Sendok
|
Sendok makan
|
1 buah
|
Gelas air mineral kemasan
|
Gelas 200 ml
|
1 buah
|
Nampan
|
Nampan
|
2
Buah
|
Trei
|
Trei pertanian
|
1 buah
|
Plastic
|
Plastic bening
|
1 buah
|
Kertas merang
|
Kertas merang
|
1 buah
|
2.1.1
Bahan
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah Kebutuhan
|
Benih Melon
|
Merlin dan Eksis
|
1 pack
|
NPK
|
Organik
|
1 kg
|
Pupuk Kandang
|
Pupuk Kandang
|
1,5 kg
|
Dolomit
|
Dolomit
|
1,5 kg
|
Sp 36
|
Pupuk padat
|
100 gr/tanaman
|
KNO3
|
Merah Dan Putih
|
2 gr/ tanaman
|
Salveter
|
Pupuk organikcair
|
3 gelas
|
Biooost
|
Pupuk organik cair
|
3 gelas
|
Pupuk Grower
|
PupukMajemuk
|
1 gr/tanaman
|
Brom M
|
Fungisida
|
3 sdm
|
Acrobat
|
Fungisida
|
1,5 lt/ tangka
|
Dithan M 45
|
Fungisida (Tempung)
|
4 gr
|
Apsa
|
Bahan Perata Pestisida
|
5 cc
|
Arang
|
Arang kayu
|
1 plastik
|
2.2
Metode
Pelaksanaan
2.2.1
Persiapan
bibit
Benih melon yang akan digunakan untuk pembibitan
harus diseleksi setelah itu Sebelum
ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam
benih dalam air selama 6-8 jam untuk memecah dormansi setelah itu direndam
dalam fungisida dan ditiriskan pada kertas yang telah dilapisi plastik. Pada
tahap selanjutnya benih di peram untuk siap dikecambahkan, pada pemeraman ini
dapatmenggunakan kardus dan lampu sebagai penyeimbang suhu. Benih yang
dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali sehari untuk menjaga kelembabanya.
Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan pada krei yang telah berisi tanah dan
campuran pupuk organik, untuk menjaga bibit dari panas sinar matahari berlebih
maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat dibuka pada pagi dan sore hari.
2.2.2
Pengolahan
Lahan
Pengolahan
lahan dilakukandengan membajak tanah terlebih dahulu agar gulma dapat terangkat
dan hal ini juga bertujuan untuk menyubukan tanah kemudian tanah dibentuk
bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap awalyang harus dilakukan yaitu
mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit pada lahan dapat ditentukan.
a.
Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 4 x 1.2 m, jarak
antar bedengan sekitar 1 m. Bedengan dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan
dan agar tidak terjadi genangan pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b.
Pemberian pupuk dasar
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu
pupuk NPK organik (1 kg ), pupuk kandang
kambing (12.5 kg) setelah itu ditambahkan dolomit (2 gram/tanaman) dan ditambah
pupuk sp 36 100 gr/ tanaman.
c.
Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar
maka selanjutnya yaitu memasang mulsa plastik. Pemasangan mulsa plastik
dilakukan pada siang hari agar dapat ditarik secara elastik,mulsa harus
menutupi seluruh tanaman agar gulma tidak lagi tumbuh dan dapat menjaga
kelembaban tanah.
d.
Pelubangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa
harus dilobangi yaitu menggunakan kaleng berdiameter 10 – 12 cm yang telah dipanaskan lalu lobangi pada
mulsa yang telah ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan
metode zig zag untuk lubang tanam. Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah
lubang tanam yaitu disediakan untuk lubang pemupukan.
2.2.3
Penanaman
Bibit
tanaman melon yang telah siap dipindahkan penanaman jika telah berumur sekitar
9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan dengan hati hati jangan sampai
merusak akar tanaman. kedalaman lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm ,kira –
kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanam.
2.2.4
Pemberian Ajir
Konstruksi
ajir yang digunakan ajir 2 palang. Ajir palang dipasang pada setiap baris
tanaman ditepi lingkaran sebelah dalam. Pada titik potong diikat kuat dengan
rafia.
2.2.5
Pemeliharaan
Tanaman
Bibit melon yang telah
ditanam masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan sekitar, terutama
cuacadan ketersediaan air dalam tanah. Selama tanaman tumbuh dan berkembang
hingga berproduksi akan selalu mengalami berbagaikendala, baik yang berasifat
ekternal maupun internal yang umumnya
kurang menguntungkan bagi tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam tanah
dan gangguan hama penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar
tanaman daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a. Penyulaman
Penyulaman
dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik pertumbuhannya saat
telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena panas mata hari.
b. Pemupukan
susulan
Pemupukan
susulan diberikan pada minggu ke dua setelah tanam
c. Penyiangan
Penyiangan
dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan mulsa, gulma
akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan lubang pupuk
d. Perlakuan
Khusus Pada Tanaman
1. Pengikatan
Tanaman Pada Turus
Pengikatan
tanaman melon pada turus dimulai saat tanaman berumur 12 hari setelah tanam,
pengikatan ini dilakukan setiap 3 hari sekali sehingga pertumbuhan tanaman
mencapai tinggi 1,8 -2 m. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman lebih teratur,
sirklus udara lancar, dan sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman
melon.
2. Perompesa
daun
Perompesan daun
dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan tanaman dapat
maksimal dan terfokus pada pembentukan vase generatf.
3. Pemangkasan
tunas
Tunas tunas baru
yang mencul pada ruas ke 1 sampai 7 tidak ada gunanya sehingga perlu dipangkas,
sementara tunas yang tumbul pada ruas ke 8 – sampai 12, tidak perlu dipangkas
tetapi dipelihara untuk memperoleh buah sementara sebelum seleksi dilakukan.
Tunas –tunas pada ruas tersebut perlu dipelihara karena tanaman sudah cukup
umur untuk menghasilkan buah .diatas ruas ke -12 tunas dan bunga harus
dipangkas lagi. Disampingitu ujung turus
yang telahmencapai (ruas ke 25 )makatitik tumbuhnya harus dipangkas agar
perkembangan buah \berlangsung normal. Titik tumbuh diatas buah yang telah
dipelihara juga dibangkas dengan menyisakan satu daun saja. Buah yang muncul
pada tunas lateral disiskan dua daun diatas buah.
4. Seleksi
dan Penggantungan Buah
Seleksi bunga
betina yang merupakan calon buah sebaiknya diatur mulai dari cabang pada helai
daun ruas ke -9 hingga cabang padahelai daun ke – 12. Menurut pengamatan,
bungabetina yang keluar pada ruas tersebut biasanya terjadi pada saat tanaman
melon berumur 21 – 24 hari setelah pindah tanam.
Setelah buah
dari bunga telah membentuk sepertitelur ayam,maka dipilih satu buah yang tumbuh
paling baik (tidak cacat, dan bentuknya lonjong)kemudian dapat dilakukan
pengikatan pada tangkai buah pada saat buah telah besar atau telah mulai
kendor.
2.2.6
Pengendalian
Hama Penyakit
a. Hama
Hama yang sering
kali menyerang melon diantaranya Ulat daun, tungau, aphis, trips oteng oteng dan cacing tanah
b. Penyakit
- Layu bakteri
- Layu fusarium,
dapat dikendalikan dengan pemberian dolomit pada saat pengolahan laan dan
fungisida benlate pada saat perendamanbenih
- Busuk daun,
pada daun yang terserang muncul bercak kuning diantara urat – urat daun.
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
3.4 Parameter Pengamatan
Parameter
adalah
setiap karakteristik yang dapat membantu dalam mendefinisikan atau
mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter merupakan elemen dari
sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi sistem, atau ketika
mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan
lain-lain. Adapun
parameter pengamatan yang digunakanadalahsebagaiberikut:
3.4.1
Pengamatan
Tinggi Tanaman
Pengamatan
panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman menggunakan penggaris panjang
tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur
3 hst hingga panen.
3.4.2
Pengamatan
Jumlah Daun
Pengamatan
jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna.
Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.
.
3.4.3
Pengamatan
Jumlah Buah
Pengamatan
dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap tanaman sampel dengan menghitung jumlah
buah yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan pada saat buah mulai tumbuh hingga pada
saat panen.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Kegiatan Budidaya Melon
TANGGAL DAN GAMBAR
|
KETERANGAN
|
20
Maret 2017
|
1. Pengolahan
lahan
|
2. Pemupukan
dasar (bokasi kambing, dolomit, sp36)
|
|
20-22
Maret 2017
|
Pemeraman
|
22
Maret 2017
|
Transplating/
Pembibitan
|
23
Maret 2017
|
Pemulsaan
|
27
Maret 2017
|
Pelubangan
mulsa
|
3
April 2017
|
Penanaman
|
8
April 2017
|
1.
Pengajiran tanaman Melon
2.
Penyiangan
3.
Pengajiran kurang lebih 15 cm dari
perakaran
4.
Pemupukan KNO3 Merah
2gram/tanaman
|
1. 10
April 2017, 2. 17 April 2017, 3. 26
April 2017
|
1.
Pemupukan KNO3 (2 gram/ 250 ml
pertanaman) +pupuk grower (1 gram /tanaman)
2.
Pupuk tunggal: Boost + KS
3.
Dithane (1 kg) + acrobart (2
pack:100cc)
|
12
April 2017
|
Penyemprotan
pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
|
15
April 2017
|
1. Penyemprotan
pestisida (Antracol, Centador dan APSA-800WSC)
|
2. Pewiwilan
|
|
Maret sampai Mei
|
Penyiangan
dan penyiraman setiap waktu
|
9 Juni 2017
|
Pemanenan
|
4.1.2 Hasil
Pengamatan Budidaya
Tabel
4.1 pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah (Merlin)
No.
|
Tanggal Pengamatan
|
HST
|
Rata-RataTinggi
Tanaman
|
Rata-Ratan Jumlah
daun
|
Jumlah buah
|
1
|
5 April 2017
|
2
|
10.88
|
4
|
-
|
2
|
8 April 2017
|
5
|
11.38
|
6
|
-
|
3
|
13 April 2017
|
8
|
12.75
|
7
|
-
|
4
|
16 April 2017
|
11
|
18
|
8
|
-
|
5
|
19 April 2017
|
14
|
24.56
|
10
|
-
|
6
|
22 April 2017
|
17
|
31.77
|
Banyak
|
-
|
7
|
25 April 2017
|
20
|
43.22
|
Banyak
|
-
|
8
|
28 April 2017
|
23
|
52.8
|
Banyak
|
2
|
9
|
1 Mei 2017
|
27
|
63
|
Banyak
|
6
|
10
|
4 Mei 2017
|
30
|
81.5
|
Banyak
|
7
|
11
|
7 Mei 2017
|
33
|
99
|
Banyak
|
7
|
12
|
10 Mei 2017
|
36
|
113.1
|
Banyak
|
7
|
13
|
13 Mei 2017
|
39
|
135.7
|
Banyak
|
7
|
14
|
17 Mei 2017
|
42
|
150.1
|
Banyak
|
7
|
15
|
20 Mei 2017
|
45
|
165
|
Banyak
|
7
|
16
|
23 Mei 2017
|
48
|
176
|
Banyak
|
7
|
17
|
27 Mei 2017
|
51
|
190
|
Banyak
|
Hilang 1 = 6
|
18
|
30 Mei 2017
|
54
|
197
|
Banyak
|
6
|
19
|
2 Juni 2017
|
57
|
197
|
Banyak
|
Panen 5 = 2
|
Pengambilan sample 3 tanaman
dimulai dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (M1, M2 dan M3).
Ket: M1 = Merlin sample 1
M2 = Merlin sample 2
M3 = Merlin sample 3
Diagram garis 4.1.1 Kurva
Sigmoid tinggi tanaman Melon Merlin
Pengamatan
dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)
Tabel
4.1.1 pengamatan tinggi tanaman, jumlah
daun dan jumlah buah (Eksis)
No.
|
Tanggal Pengamatan
|
HST
|
Rata-RataTinggi
Tanaman
|
Rata-Ratan Jumlah
daun
|
Jumlah buah
|
1
|
5 April 2017
|
2
|
9.96
|
2
|
-
|
2
|
8 April 2017
|
5
|
10.34
|
4
|
-
|
3
|
13 April 2017
|
8
|
11.9
|
6
|
-
|
4
|
16 April 2017
|
11
|
18.77
|
8
|
-
|
5
|
19 April 2017
|
14
|
23.6
|
12
|
-
|
6
|
22 April 2017
|
17
|
30.4
|
Banyak
|
-
|
7
|
25 April 2017
|
20
|
42.1
|
Banyak
|
-
|
8
|
28 April 2017
|
23
|
51.2
|
Banyak
|
3
|
9
|
1 Mei 2017
|
27
|
59.4
|
Banyak
|
5
|
10
|
4 Mei 2017
|
30
|
79.3
|
Banyak
|
6
|
11
|
7 Mei 2017
|
33
|
88.1
|
Banyak
|
6
|
12
|
10 Mei 2017
|
36
|
100.6
|
Banyak
|
6
|
13
|
13 Mei 2017
|
39
|
125.5
|
Banyak
|
6
|
14
|
17 Mei 2017
|
42
|
140.5
|
Banyak
|
6
|
15
|
20 Mei 2017
|
45
|
163.6
|
Banyak
|
6
|
16
|
23 Mei 2017
|
48
|
170.1
|
Banyak
|
6
|
17
|
27 Mei 2017
|
51
|
187
|
Banyak
|
6
|
18
|
30 Mei 2017
|
54
|
192
|
Banyak
|
Panen 3 =3
|
19
|
2 Juni 2017
|
57
|
197
|
Banyak
|
3
|
Pengambilan sample 3 tanaman
dimulai dari penanaman sampai pemanenan dengan tanda (E1, E2 dan E3)
Ket : E1 = Eksis
sample 1
E2 = Eksis sample 2
E3 = Eksis sample 3
Diagram garis 4.1.2
Kurva Sigmoid tinggi tanaman Melon Eksis
Pengamatan
dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)
Diagram garis 4.2.
Kurva Sigmoid tinggi tanaman Melon Merlin dengan Eksis
Pengamatan
dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)
Diagram batang 4.1.
jumlah buah tanaman Melon dan Eksis
Pengamatan
dilakukan setiap 3 hari sekali hari setelah tanam (HST)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kegiatan Budidaya Melon
Pada praktikum budidaya buah melon ini teknik
budidaya yang menonjol adalah pada teknik pemangkasan. Teknik pemangkasan
berbeda pada teknik pemangkasan pada umumnya yaitu dengan memangkas semua
cabang pada ruas daun pertama sampai kelima. Namun pada budidaya kali ini
teknik pemangkasan yang digunakan adalah dengan meninggalkan satu cabang pada
ruas pertama sampai kelima. Cabang ini digunakan sebagai cabang pembantu
fotosintesis, karena untuk menanggulangi serangan penyakit mildew. Karena
sejatinya budidaya buah melon merupakan budidaya daun, jika daunnya selamat
maka perkembangan buah juga akan maksimal.
Teknik lainnya yaitu dengan menanam dua
varietas melon dalam satu bedeng. Melon yang ditanam yaitu varietas eksis dan
merlin. Tujuan dari penanaman dua varietas ini adalah untuk meminimalisir
serangan penyakit mildew, karena melon varietas merlin merupakan varietas yang
tahan penyakit, sedangkan melon varietas eksis kurang tahan penyakit. Selain
itu juga untuk membandingkan hasil produksi dari kedua varietas tersebut karena
kebutuhan pupuknya juga sama.
Pola tanam yang digunakan adalah pola
zig-zag. Pola ini diterapkan untuk meminamalisir kompetisi pengambilan unsur
hara pada setiap sisi tanaman. Selain itu juga untuk memperkuat tegaknya
tanaman, karena ajir dipasang dengan pola zig-zag sehingga dapat memperkuat
tegaknya tanaman.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur
21 HST. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan berbeda beda karena menghendaki
kebutuhan dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu pengendalian OPT utamanya
mildew juga menggunakan pestisida yang berbeda – beda, hal ini dilakukan agar
penyakit tidak kebal terhadap pestisida tertentu.
4.2 2 Kondisi Umum
Kesuburan tanaman ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya kesuburan tanah, iklim, bibit unggul, serta
hama dan penyakit. Walaupun faktor-faktor untuk kesuburan tanah dipenuhi, tentu
saja tanaman tidak akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika
hama dan penyakit masih merajalela. Pada kenyataan dilapangan untuk
pemeliharaan tanaman buah yang dilakukan sudah memenuhi atau persayaratan
teknik budidaya yang baik namun kegagalan yang terjadi pada produksi melon
karena serangan penyakit mildew.
Pertumbuhan dan perkembangan
melon varietas eksis dan merlin relatif bagus, dilihat dari produksi buah yang
dihasilkan. Namun pada melon varietas eksis ini buah yang dihasilkan kurang
bagus, karena kemungkinan kurangnya kesesuaian kondisi lingkungan dan
kelembaban.
4.2.3 Kendala Umum
Pada
praktikum budidaya tanaman melon ini kendala utamanya adalah penyakit mildew.
Mildew mulai menyerang saat tanaman berumur 21 HST. Selain itu juga kami
mengalami keterlambatan dalam melakukan pemangkasan, sehingga bakal buah yang
telah muncul, pembesaran buahnya juga melambat. Hal ini terjadi karena
pertumbuhan tanaman banyak terfokus pada pertumbuhan vegetative bukan
generative. Seharusnya pemangkasan dilakukan sesegera mungkin agar pembesaran
buah bisa maksimal dan tidak terlambat sampai tanaman menua.
Perkembangan
buah pada melon varieras eksis tidak begitu bagus, karena sebenarnya melon
varietas eksis ini cocoknya ditanam di greenhouse bukan di lapang. Tetapi pada
praktikum ini sebenarnya ingin melakukan percobaan menanam melon varietas eksis
di lapang. Dalam pertumbuhannya melon merlin ini bagus dan maksimal, namun
dalam pembuahannya yang kurang maksimal. Banyak buah melon eksis yang mengalami
kebusukan dikarenakan ulat. Selain itu banyak buah melon eksis yang kerdil dan
pembesaran buahnya lambat.
4.2.4 Hama dan
Penyakit
a. Mildew
Mildew atau busuk daun
(embun bulu) merupakan salah satu penyakit penting tanaman cucurbitaceae. Penyakit
ini bisa disebut dengan sebutan Penyakit Trotol atau Kresek. Disebut demikian,
karena sebutan tersebut didasarkan pada gejala dan akibatnya terhadap tanaman.
Daun tanaman yang terserang oleh penyakit ini akan menunjukkan gejala bercak
berwarna kuning agak bersudut, seperti mengikuti alur tulang daun dan dapat
menyerang dalam satu daun secara terpisah-pisah. Jika serangan penyakit parah,
daun-daun tersebut dapat mengering sehingga daun akan mudah hancur dan
mengeluarkan bunyi “renyah” menyerupai suara plastik kresek jika diremas.
Meskipun dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada daun, penyakit ini tidak
dapat menyerang dan membuat kerusakan buah secara langsung. Penurunan
produktifitas buah disebabkan oleh kinerja daun yang terganggu karena kerusakan
sel-selnya (nekrosis), dengan demikian pertumbuhan tanaman terhambat dan
meyebabkan buah terpapar matahari. Namun, menurut Celetti dkk. (2009), pada
suatu waktu pathogen juga dapat menyerang buah. Buah yang dihasilkan dari
tanaman yang terinfeksi berukuran kecil dan tidak bagus (marketable).
Pengendalian utamanya yaitu penyemprotan dengan menggunakan fungisidan dan
bakterisida seperti dithane, acrobat, dan bion-M.
b. Busuk buah
Busuk
buah disebabkan oleh Phytoptora nicotianae B. De haan var parastica
(Dast).Serangan di batang ditandai dengan bercak cokelat kebasahan yang
memanjang. Serangan yang serius dapat menyebabkan tanaman mati layu. Daun yang
terserang seperti tersiram air panas . Serangan buah ditandai dengan bercak
kebasahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Makin lama bercak mengerut
dan mengendap. Buah yang busuk diselimuti kumpulan cendawan putih. Pengendalian
dilakukan dengan memangkas daun atau cabang yang berlebihan untuk mengurangi
kelembaban di sekitar tanah, merotasi tanaman dengan tanaman yang tidak
sefamili dengan melon, serta mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
c. Antraknosa,
Antraknosa
disebabkan Colletotrichum lagenarium (pass) Ell.Et Halst. Daun, batang muda,
bunga dan buah yang terserang memiliki bercak-bercak berwarna cokleat kelabu
hingga kehitaman. Bercak tersebut sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu.
Jaringan tanaman yang terdapat di bawah bercakpun membusuk. Pengendalian
penyakit dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang tepat (45 x 60 cm, 50 x60
cm, atau 60 x 70 cm), merendam benih dengan fungisida berbahan aktif
azoksisitrobin 250 g/l atau propineb 70 % dan membersihkan bagian-bagian
tanaman yang mati.
4.2.1.1 Pengolahan Lahan
Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk
menghaluskan bongkahan tanah dicangkul Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 4
meter dan jarak
antar bedengan 100 cm.
4.2.1.2 Pemupukan Dasar
pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang kambing sebanyak 12.5 kg perbedeng . Tambahkan juga SP-36 Campurkan pupuk tersebut
di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan
tersebut selama 2-4 hari. Bila pH
tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit
atau kapur pertanian sebanyak 2 gram pertanaman. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3
hari sebelum pemupukan dasar.
4.2.1.3 Pembibitan
Pembibitan
dilakukan dengan cara di peram di germinator setelah keluar akar dan daun siap
ditransplanting ke sosis dan di pindahkan ke green house untuk aklimatisasi
4.2.1.4 Pemulsaan
Mulsa
adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai
media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan pertumbuhan
gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik dan menghasilkan produksi yang
optimal.
Pemberian/pemasangan mulsa pada permukaan
bedengan pada musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus
pada komoditas hortikultura tertentu seperlu melon dan eksis mulsa dapat
mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah yang
kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut. Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan
menahan panas matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif
rendah suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan sehingga
air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya.
4.2.1.5 Penanaman
Bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang
tanam. Kemudian siram untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman
sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari tidak terlalu terik.
4.2.1.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan
Tanaman. Pemeliharaan dimulai sejak benih berkecambah agar bibit tumbuh normal.
Pengairan tidak dilakukan pada penelitian ini karena dilakukan pada musim
hujan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk mengendalikan meldew
dengan menggunakan fungisida. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual
dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal pertanaman
4.2.1.7 Pengajiran
Untuk menghasilkan buah
yang bagus, tanaman harus ditopang dengan ajir atau tongkat dari bilah bambu.
Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah.
Selain itu agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.
Pemasangan ajir hendaknya
dilakukan sebelum tanaman tumbuh besar. Biasanya sebelum umur tanaman 3 hari
terhitung sejak pertama ditanam. Hal ini dimaksudkan agar ajir yang ditancapkan
tidak melukai akar tanaman.
Siapkan ajir sepanjang 1,5
meter. Tancapkan ajir tersebut pada lubang tanam secara menyerong, ujung
atasnya condong ke arah dalam bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling
bersilangan, membentuk huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang
dan letakkan secara horisontal diantara silangan ajir-ajir tersebut, ikat
dengan tali rafia.
4.2.1.8 Pengendalian Hama dan Penyakit
Budidaya melon di daerah
tropis seperti Indonesia cukup rentan dengan serangan hama dan penyakit. Hama
yang biasa menyerang budidaya melon antara lain kutu daun, lalat buah, ulat
daun, thrips, tungau. Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain antraknosa,
busuk buah, busuk batang dan meldew.
Untuk menghindari serangan
hama dan penyakit lakukan kultur teknis seperti rotasi tanaman, pemupukan
berimbang dan menjaga sanitasi kebun. Bila hama dan penyakit telah menyerang
semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida
organik atau pestisida
sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.
4.2.1.9 Pemupukan
Pemupukan susulan
diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya
berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang
digunakan bisa pupuk cair
organik atau pupuk kimia
buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk
kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian
disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.
4.2.1.10 Penyiangan
Penyiangan
dilakukan untuk mencegah Hama dan penyakit beserta mengurangi persaingan
pengambilan. Penyiangan yaitu membuang guma disekitar tanaman
4.2.1.11 Pemangkasanunsur hara antara tanaman dengan
gulma
Pemangkasan
dan Seleksi Buah. Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon yaitu dengan
pembuangan tunas-tunas baru dan bunga yang tumbuh pada ketiak daun. Tunas yang dipangkas adalah
tunas yang muncul pada ruas ke-1 sampai ke-6, sedangkan tunas yang tumbuh di
ketiak daun pada ruas ke-7 sampai ke-11 dipelihara untuk memperoleh buah
sementara sebelum dilakukan seleksi. Seleksi dilakukan dengan memilih buah yang
berbentuk agak lonjong. Dalam satu tanaman disisakan 1 buah, selanjutnya
tangkai buah diikat dengan tali rafia pada turus bambu agar buah tidak
bersentuhan langsung dengan tanah atau mulsa.
4.2.1.12 Pemanenan
Biasanya budidaya melon
siap dipanen setelah berumur 3 bulan. Ciri-ciri melon siap panen untuk jenis
reticalatus antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar,
permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau
kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma dan bagi melon
Eksis berwarna kuning pekat dan beraroma
Buah melon sebaiknya
dipetik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh.
Hal ini berguna untuk memberikan waktu lebih pada distribusi.
Pemetikan dilakukan dengan
memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting. Tangkai dipotong seperti huruf
T, jadi bagian yang dipotong adalah yang mengarah pada daun bukan pada
buah. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan
secara bertahap. Pilih buah yang benar-benar telah siap dipanen
4.2.2 Melon Merlin
Pada kurva
sigmoid melon merlin mengalami pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan sangat
lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya
mencapai hamper 2 meter setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu
mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman merlin yaitu 7 buah dan pada
tanggal 9 juni di panen 5 dan tinggal 7
4.2.3 Melon Eksis
Pada kurva
sigmoid melon merlin mengalami pertumbuhan pada fase awal pertumbuhan sangat
lambat sampai minggu ke dua setelah pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya
mencapai hamper 2 meter setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu
mengalami kekeringan. Jumalah buah pada tanaman merlin yaitu 6 buah dan pada
tanggal 9 juni di panen 3 dan tinggal 3
4.2.4 Perbandingan Melon Merlin dan Eksis
Parameter
|
Melon merlin
|
Melon eksis
|
Jumlah buah
|
7
|
6
|
Ukuran buah
|
Besar
|
Kecil
|
Warna buah(panen)
|
Hijau kekuningan
|
Kuning pekat
|
Jarring
|
Berjaring
|
Tidak berjaring
|
Pertumbuhan
|
Lebih cepat
|
Lambat
|
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Budidaya
melon mempunyai teknologi yang harus dipatuhi yaitu dari pengolahan lahan,
pemberian pupuk dasar, pembibitan, pemulsaan, penanaman, pengajiran,
pemangkasan, penalian, pemberian pupuk sususlan, pengendalian hama dan penyakit
serta pemanenan harus sesuai SOP dan GAP karena melon sangat membutuhkan
intentensif dalam budidaya.
Melon merlin
sangat mudah pertumbuhannnya dan apabila unsur hara tercukupi maka
pertumbuhannya optimal namun pada eksis semakin unsur hara tercukupi maka
membutuhkan air yang sangat banyak, apabila kebutuhan airnya tidak tercukupi
maka mengkerut dan pruduksinya tidak optimal.
5.2 Saran
Pada
saat budidya melon sebaiknya memperhatikan kapan waktunya pemangkasan dan ruas
ke berapa yang akan dipelihara agar hasilnya optimal
DAFTAR PUSTAKA
file:///G:/semangka/Gema%20Wirausaha_%20Budidaya%20Melon%20dan%20Cara%20Menanam%20Melon.html. Diakses pada 26 Mei 2017
file:///G:/semangka/Panduan%20teknis%20budidaya%20melon%20_%20ALAM%20TANI.html. Diakses pada 26
Juni 2017
file:///G:/jurnal%20melon/pengaruh%20bahan%20organik%20terhadap%20produksi%20melon.pd. Diakses pada 26
juni 2017
file:///G:/jurnal%20melon/pengaruh%20bahan%20organik%20dan%20pupuk%20kalium%20terhadap%20produksi%20melon.pdf. Diakses pada 28
mei 2017
file:///G:/jurnal%20melon/karakteristik%20lahan%20dengan%20rasa%20manis%20melon.pdf. Diakses pada 28
mei 2017
file:///G:/jurnal%20melon/Jurnal%20SELEKSI%20KETAHANAN%20KULTIVAR%20TANAMAN%20MELON%20Nomor%208.pdf. Diakses pada 28
Mei 2017
sayang banget gambarnya rusak ga muncul
ReplyDelete