BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata
tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap (Tribowo, 2008). Metode kultur jaringan dikembangkan
untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan
induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu
membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar
dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan
tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional
(Zulkarnain, 2009).
Alat-alat yang digunakan dalam
kultur jaringan yaitu sebagai berikut; Botol kultur , Cawan Petri , Oven
,Tabung reaksi, Autoclave , Bunsen, Erlenmeyer,Pinset,Neraca Analitik,Pipet,Hot
plate,Lamina air flow,scapel,labu ukur. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan
menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan
bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit.Cara
memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan
keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di
laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan,
menggunakan alat sesuai petunjuk
penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat.Berdasarkan uraian
sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang
digunakan dalam kultur jaringan.
1.2 Tujuan
- Mengetahui fungsi alat-alat Kultur Jaringan.
- Mahasiswa memahami prosedur kerja praktikum.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 dasar
teori
Bila kita
memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan
kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh
sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan
observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana
sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu
dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan
diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di
laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami
cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang
digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat pemanas yang terdiri
dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air,
alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga
digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa
dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan
untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur
(pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti,
pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan
lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing
yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto,
2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum,
hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat
gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya
praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk
memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu
kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam
menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet
dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang
tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut
pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih
tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan
dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari
permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau
kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti
bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen
panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang
airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat
oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan.
Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam
pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat
ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram
sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang
dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit
dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994
: 4).
Kebenaran
hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data
yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika
tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya
yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji
kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia.
Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan
hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh karena itu
penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat
laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 :
3).
Sebelum
praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :
A. Persiapan
Setiap
kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal
berikut ini :
1. Jas
laboratorium
2. Kacamata
laboratorium
3. Sarung
tangan laboratorium
4. Kertas
kerja
B Materi
Praktikum
Materi
yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan
harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang
diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin
terjadi.
C. Keselamatan
di Laboratorium
Selama
berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri
dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia
yang tidak anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan
setiap kecelakaan yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa
Petunjuk atau Larangan
Berikut
ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali
melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada
setiap percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek
laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang
melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan
peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik
BAB
3
METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum pengenalan alat kultur jaringan dilaksanakan di
Laboratorium kultur jaringan, politeknik negeri jember ,jember , pada hari
selasa, 20 september 2016, pukul 07.00-0900.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Alat
Kultur Jaringan adalah sebagai berikut; botol kultur ,beker
glass,erlenmeyer,gelas ukur,botol stok,cawan petri,pipet ukur,karet
penyedot,pipt makra,pipet mikro,pipet tetes,digital PH tester,lampu
bunsen,pinset,pisau scalpel,gunting,botol semprot,hot plate ,stir
plate,shaker,kompor,destilasi unit,LAF.
3.3 Prosedur kerja
Langkah
–langkah yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah ;
- Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam praktikum pengenalan alat kultur jaringan.
- Mengamati alat kultur jaringan beserta fungsinya.
- Mengambil gambar .
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Alat
|
Fungsi
|
Cara Kerja
|
|
1.
|
Botol Media
(Botol Kultur)
|
Sebagai tempat untuk menkulturkan atau menanam
eksplan
|
|
2.
|
Beker Gelas
|
untuk
sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan kimia, untuk menampung
zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai wadah untuk mencampur dan
memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat
digunakan gelas arloji sebagai penutup.
|
|
3.
|
Erlenmeyer
|
Untuk megukur volume dan menampung larutan
|
|
4.
|
Gelas Ukur
|
untuk mengukur volume segala benda, baik padat maupun
cair pada berbagai ukuran volume. Selain itu juga dapat digunakan untuk
merendam pipet dalam asam pencuci.
|
|
5.
|
Botol Stok
|
Untuk menakar volume larutan
|
|
6.
|
Cawan Petri
|
Tempat meletakkan eksplan waktu inokulasi
|
|
7.
|
Pipet Ukur
|
Mengambil dan memindahkan larutan dalam ukuran
tertentu
|
|
8.
|
Karet Penyedot
|
Untuk mnghisap larutan yang akan diambil dari botol larutan
|
1. Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit
ditekan seperti gambar dibawah ini
Setalah pipet
2. dihubungkan
dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan kanan memegang ruber
bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan. Arahkan pipet ke larutan
/cairan yang akan diambil / disedot dengan menggunakan tangan kiri. Tekan
katup Aspirate(A) kemudian kempeskan Rubber bulp agar angin yang terperangkap
didalam ruber bulb keluar.
3. . Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan
menekan katup Suction (S), jangan sampai melebihi skala pipet dan
jangan sampai larutan masukkan ke rubber bulb karena hal ini dapat
menyebabkan rubber bulb cepat rusak
4. Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan
sesuai yang dibutuhkan kemudian keluarkan larutan cairan ke tempat lain
dengan cara mengangkat dengan kedua tangan seperti langkah no 1. Arahkan
pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume yang dikehendaki dengan cara
menekan katup Exhaust (E) secara perlahan-lahan dan dalam posisi pipet tegak
lurus, tunggu bebearapa sampai larutan sudah keluar
|
9.
|
Pipet Makro
|
Alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah banyak secara akurat untuk volume banyak.5 ml
|
1. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
2. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
3. Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.
4. Benamkan tip kedalam cairan yang akan
dipindahkan.
5. Pengambilan
sampel
Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan
secara perlahan dan halus sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan.
Jangan birakan penyedot bergerak cepat dan tiba-tiba. Biarkan tip tetap
dibawah permukaan sampel selama pengambilan.
6. Berhenti sesaat
7. Penarikan tip dari sampel
Pengeluaran
Sampel
|
10.
|
Pipet Mikro
|
Alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah banyak secara akurat untuk volume kurang dari 1 ml
|
8. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
9. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume
10. Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.
11. Benamkan tip kedalam cairan yang akan
dipindahkan.
12. Pengambilan
sampel
Untuk mengambil sampel ke
dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus
sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Jangan birakan penyedot
bergerak cepat dan tiba-tiba. Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel
selama pengambilan.
13. Berhenti sesaat
14.Penarikan tip dari
sampel Pengeluaran Sampel
|
11.
|
Pipet tetes
|
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes
|
1. bagian bola karet yang terdapat
diatas pipet dipencet
2. lalu ditahan dan dimasukkan ke dalam cairan.
3. Saat pipet dimasukkan ke dalam cairan bola karet yang dipencet
4. di lepaskan dan angkat pipet
dari cairan untuk dipindahkan ke wdah lain.
5. Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet
kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan disesuaikan dengan
kebutuhan banyaknya tetesan.
|
12.
|
Digital pH
tester
|
Mengetahui keasaman pada larutan
|
1.
Sambungkan catu daya dengan
listrik
2.
Masukkan elektroda pH meter
ke dalam larutan
3.
Ukur nilai pH
|
13.
|
Lampu Bunsen
|
Untuk memanas larutan dan daat pula digunakan untuk
sterilisasidalam suatu proses kuljar
|
1. Buka/ putar pengatur keluaran gas di bunsen,
2. nyalakan api/korek dkat ujung keluaran bakar,
3. putar/buka kran pangkal selang bunsen
|
14.
|
Pinset
|
Sebgai alat pembantu
dalam mengambil preparat atau eksplan
|
|
15.
|
Pisau Scalpel
|
Untuk memotong dan merobek eksplan
|
|
16.
|
Gunting
|
Untuk memotong eksplan
|
|
17.
|
Botol Semprot
|
biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci
ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
|
|
18.
|
Sealer
|
Alat untuk mengemas
|
1.
Pasang catu daya pada listrik
2.
Letakkan plastik pada sealer
3.
Pilih skala panas yang
diinginkanan
4.
Tekan pengungkit sealer
hingga lampu sealer padam dan lepaskan pengungkit
5.
Lepaskan catu daya
|
19.
|
Autoklaf
|
Mensterilkan alat dan media
|
(Pastikan air dalam tangki tidak melebihi saringan)
|
20.
|
Kulkas
|
Untuk menyimpan bahan
|
1. Hidupkan kulkas
2. Masukkan bahan bahan
3. 3.setelah diperlukan keluarkan bahan bahan
4. Matikan kulkas kalau sudah tidak diperlukan
|
21.
|
Microwave
|
Untuk mensterilkan alat
|
|
22.
|
Timbangan
digital+cover
|
Menimbang dengan ketelitian 10-4
|
1.
Pasangkan catu daya pada
listrik
2.
Hidupkan timbangan dengan
menekan tombol on
3.
Setelah muncul angka tekan
tombol tare
4.
(Perhatikan kemampuan berat
maksimal dan minimal)
5.
Timbang bahan kimia sesuai
keinginan
6.
Setelah selesai matikan
timbangan (off) dan cabut catu daya
|
23.
|
Timbangan
digital
|
Menimbang dengan ketelitian 10-4
|
1.
Pasangkan catu daya pada
listrik
7. Setelah
selesai matikan timbangan (off) dan cabut catu daya
|
24.
|
Timbangan
balance
|
Menimbang beban dengan ketelitian 10-2
|
1.
Pastikan timbangan nol
2.
Masukkan eksplan yang akan
ditimbang
3.
Geser penanda berat
4.
Catat hasil pengukuran
|
25.
|
Oven
|
Mensterilkan alat
|
1.
Pasang catu daya pada listrik
2.
Buka tutup oen
3.
Masukkan alat atau bahan yang
akan disterilkan
4.
Tekan tombol hijau untuk
menghidupkan
5.
T=160oC untuk
menghidupkan selama 2 jam
|
27.
|
Hot Plate
|
Memanaskan alat
|
1.
Pasang catu daya pada listrik
2.
Siapkan larutan dan taruh di
atas hot plate
3.
Masukkan stirrer kedalam
larutan
4.
Atur suhu dan kecepatan yang
dikehendaki
5.
Tunggu hingga larutan
tercampur
|
28.
|
Stir Plate
|
Mengaduk dan memanaskan larutan
|
1. Dimasukan magnetic stirrer dalam wadah yang
didalamnya terdapat larutan yang akan diaduk atau dilarutkan yang sedang
dipanaskan(mis.di hot plate).
2. Magnetic stirrer akan berputar secara otomatis 3. Dikeluarkan magnetic stirrer dari wadah apabila sudah teraduk atau larut. |
29.
|
Shaker
|
Menggoyangdan mengocok larutan
|
1.
Pasangkan catu daya pada
listrik
2.
Letakkan larutan di tempat
yang disediakan
3.
Stel RPM dan waktu sesuai
keinginan
4.
Setelah selesai cabut catu
daya
|
30.
|
Kompor
|
Membuat agar
|
1.
Panic diberikan bubuk
agar-agr dan larutan nutrisi .
2.
Letakkan panci diatas kompor
gas,
3. Hidupkan kompor hingga agar-agar larut
|
31.
|
Destilasi Unit
|
Untuk membuat aquadest atau penyulingan
|
1.
Hidupkan destilation
unit,sambungkan ke catu daya
2.
Masukkan air keran ke dalam
destilation unit
3.
Setelah air dimasukkan akan
diperoleh akuades
|
32.
|
Laminer Air
Flow
|
digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman,
penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam
kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena
meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat
kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media,
waktu pelaksanaan penanaman.
|
1.Nyalakan lampu U.V., minimum selama 30 menit,
sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus. 3. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. 4. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow. 5. Nyalakan lampu dalam LAF. 6. LAF sudah siap untuk digunakan. |
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kultur jaringan alat yang digunakan
terdiri atas: ; Botol kultur , Cawan Petri , Oven ,Tabung reaksi, Autoclave ,
Bunsen, Erlenmeyer, Pinset, Neraca Analitik, Pipet, Hol plate, Laminar air
flow, scapel, labu ukur. Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau
menanam eksplan. Cawan petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan
terbuat dari plastik atau kaca yang
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petridish selalu
berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora,
atau biji-bijian.
Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur
bakteri,terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakan
untuk membiakan bakteri. Selain itu fungsi dari cawan petridish adalah sebagai
media perkembangan mikroorganisme (Hallmann, 2001 ). Oven
adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai mesin pengering berbagai
komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu otomatis, sehingga suhu
pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara otomatis.Tabung reaksi
berfungsi untuk mengukur larutan dan menambahkan. Autoclave adalah salah satu
jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara panas bertekanan.Autoclave
digunakan untuk mensterilkan alat-alat bioteknologi seperti tip, e-tube,mortar
pestle, dan lain-lain. Bunsen digunakan untuk memanaskan atau
mensterilkan. Erlenmeyer dan gelas ukur mempunyai fungsi sama yaitu sebagai
menambah larutan. Pinset berfungsi sebagai untuk mengambil eksplan.
Neraca analitik Berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan
pada media. Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,
diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah
cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai
dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala
yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung
cairan) dengan cara menyamakan tekananfiller dengan udara sekitar.tu. Hotplate adalah suatu alat yang
berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas.Hotplate juga merupakan alat
untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate digunakan untuk memasak
segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.Pengadukan
dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan
keperluan(Suryowinoto,1991). Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan
dalam pekerjaan : persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman
dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur jaringan. Alat ini disebut
Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue
melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora
yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara
berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama,
yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus disebut HEPA
(High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Fungsi
laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril
atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan
lampu UV ( Wetherel, D. F. 1982 ).Scapel adalah alat yang berbentuk catter
berfungsi sebagai pemotong atau menyayat. Alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya
suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan
mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat.
Totipotensi sel yaitu kemampuan setiap seltumbuhan untuk menjadi
individu yang sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagus cit, tapi mana bab 5nya??
ReplyDeletebab 5 nya gak ke copy
ReplyDelete