KEMENTERIAN RISET
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KULTUR JARINGAN
PEMBUATAN MEDIA VW (Vacin dan
Went)
Disusun
Oleh :
Nama :Citra Helda Anggia ( A31151077)
Dosen
: 1. Ir.
Kasutjianingati, MSi
Teknisi
: 1. Pak. Didik
PROGRAM
STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN
PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2016
Telah Diperiksa dan Dinilai
|
|
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Kultur
jaringan (Tissue culture) adalah membudidayakan suatu jaringan
tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat sama dengan
induknya. Juga Merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman
seperti protoplas, sel, jaringan dan organ (daun,batang, akar,
biji,bunga,buah) dan menumbuhkan dalam kondisi aseptik (Rahardja 1989). Bagian
tanaman yang akan dikulturkan disebut eksplan. Jadi eksplan bisa berupa mata
tunas, anthera, batang, daun dan akar yang masih muda dan terdiri dari sel-sel
meristematis, yang mana sel-selnya masih aktif membelah-belah dan apabila
dikulturkan pada media tumbuh yang sesuai secara in vitro, maka eksplan
tersebut akan tumbuh dan berkembang biak menjadi banyak.
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara
baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat
pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak
buah dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif
untuk kasus tertentu untuk tanaman.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam kultur jaringan
tanaman adalah bahwa kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan yang optimum sangat
berbeda antar spesies sehingga tidak ada satu medium pun yang dapat di anjurkan
untuk digunakan secara universal. Oleh karenanya tidaklah mengherankan bila
dewasa ini terdapat ratusan komposisi medium yang telah dikembangkan untuk
berbagai spesies atau kultivar tanaman.
Tanaman yang tumbuh pada kondisi normal merupakan individu
ototrop sejati dan mampu mensintesis seluruh kebutuhan organiknya. Walaupun
tanaman yang ditumbuhkan secara in vitro sebenarnya mampu mensintesis
senyawa – senyawa ini, namun tanaman tersebut memproduksinya dalam jumlah
yang tidak mencukupi, sehingga satu atau beberapa macam senyawa, misalnya
vitamin harus ditambahkan kedalam medium.
Selain senyawa – senyawa organik, senyawa – senyawa kompleks
juga sering digunakan didalam medium kultur jaringan tanaman, termasuk ekstrak
ragi, hidrilesat kasein, air kelapa, jus jeruk, daging buah nenas, dan banyak
lagi yang lainnya. Penambah satu atau lebih senyawa – senyawa kompleks ini menghasilkan
medium yang disebut undefined medium. Dengan penelitian yang memadai,
mungkin saja dapat menggantikan senyawa – senyawa kompleks dengan suatu senyawa
tunggal, barangkali sebagai vitamin atau asam amino tambahan.
1.2. Tujuan
Praktikum kultur jaringan tanaman
acara pembuatan media bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara membuat media VW (Vacin
dan Went)
2. Mengetahui bahan-bahan yang
digunakan dalam membuat media VW (Vacin dan Went)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada
tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus
disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Media ini dikembangkan khusus untuk kultur
anggrek. Tanaman yang ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan
pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat. Knudson pada tahun 1922,
menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-, sangat baik untuk
perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata
dibutuhkan untuk perkembangan protocorm.
Dalam kultur jaringan, unsur-unsur diberikan tidak dalam
bentuk unsure murni, tetapi berupa senyawa berbentuk garam. Sebelum dicampurkan
kedalam media tumbuh, garam-garam mineral itu haruslah lebih dahulul dilarutkan
dalam konsentrasi tertentu, sehingga dalam media tumbuh nantinya jumlah tiap
gram benar sesuai dengan ketentuan sebagai pelarut dipakai aquadest.
Untuk lebih memahami
komposisi nutrisi yang diberikan didalam medium kultur, topic pertama pada
praktikum yang akan dilaksanakan ini adalah pembuatan larutan stok medium dan
pembuatan medium. Stok medium yang akan dibuat pada praktikum ini adalah
komposisi VW (Vacin danWent) dan zat pengatur tumbuh IAA dan BAP. Komposisi
medium VW selengkapnya disajikan pada Tabel 3. 1
Tabel
3.1 Komposisi Medium Vacin dan Went (VW) (1994) pada pH 5,6 – 5,8
No
|
Senyawa
|
Per liter stok
|
Pemakaian
|
|
Stok
|
Per liter medium
|
|||
A
|
(NH4)NO2
|
25,000 g
|
20,00 ml
|
500,00 mg
|
B
|
KNO3
|
26,250 g
|
20,00 ml
|
525,00 mg
|
C
|
KH2PO4
|
50,000 g
|
5,00 ml
|
250,00 mg
|
D
|
MgSO4. 7H2O
MnSO4.4H2O
|
50,000 g
1,560 g
|
5,00 ml
|
250,00 mg
7,00 mg
|
E
|
(Ca2)3PO4
|
50,000 g
|
5,00 ml
|
250,00 mg
|
F
|
Fe3-Tartat
|
2,800 g
|
5,00 ml
|
28,00 mg
|
Sukrosa
|
20,000,000 mg
|
|||
Agar
|
7,000,000 mg
|
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum Kultur Jaringan Tanaman ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 15 Noember 2016 pukul 07.00-09.00 WIB di Laboratorium Kultur Jaringan
Politeknik Negeri Jember.
3.2
Alat dan Bahan
Alat:
-
Erlenmeyer, gelas ukur, polpipet
-
Timbangan analitik
-
ATK
-
Kertas label
-
Guntin
-
Aluminimum foil
-
Pipet
-
Kompor gas
-
Panci
-
Pengaduk panci
-
Botol media (30 botol)
-
Karet gelang
-
pH meter
-
stirer plate
-
Auto Clave
Bahan:
-
Larutan Stok VW
-
Aquadest
-
Agar (Swallow Globe Poweder 7 gr)
-
Gula pasir 20 gr
-
Larutan arang aktif
3.3
Langkah Kerja
1. Menyiapakan alat dan bahan praktikum
2. Menyiapkan bahan lain
3. Memaasukkan larutan stok ke dalam Erlenmeyer
4. Memasukkan larutan gula kedalam wadah.
5. Menambahkan aquades hingga 800ml
6. Mengukur pH
7. Menambahkan aquades hingga 1000 ml
8. Melarutkan
9. Memasukkan larutan ke dalam botol media
10.Melabelkan
11.Menutup dengan aluminium foil
12. Sterilisasi media menggunakan autoclave.
13. Penyimpanan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan :
Media merupakan suatu bahan yang penting untuk pertumbuhan
kultur. Media untuk pertumbuhan kultur dapat berupa media padat dan media cair.
Media padat biasanya digunakan untuk mengkulturkan kalus kemudian diinduksi
menjadi tanaman lengkap, sedangkan media cair biasanya digunakan untuk kultur
sel. Komponen yang penting dalam suatu media adalah senyawa anorganik, sumber
karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh, dan suplemen organic.
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara
baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat
pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak
buah dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif
untuk kasus tertentu untuk tanaman.
Media Vacin and Went, media ini dikembangkan khusus untuk
kultur anggrek. Tanaman yang ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik dengan
pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat. Knudson pada tahun 1922,
menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-,
sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+
ternyata dibutuhkan untuk perkembangan protocorm. Media VW ( Vacin and Went)
dapat juga digunakan dalam penumbuhan eksplan anthorium, jagung, dan bawang
merah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan :
1. Media merupakan suatu bahan yang
penting untuk pertumbuhan kultur. Media untuk pertumbuhan kultur dapat berupa
media padat dan media cair.
2. Media kultur jaringan merupakan
faktor penting penentu keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan.
Media tanam harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin kebutuhan
eksplan.
3. Media vacin dan went ini
dikembangkan khusus untuk kultur anggrek.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkarnain,
H.2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta. PT Bumi Angkasa.
Marlina N. 2004. Teknik Modifikasi
Media Murashige dan Skoog (MS) untuk Konservasi In Vitro Mawar (Rossa
spp.). Buletin Teknik Pertanian. 9(1):4-6.
Nugroho A dan Sugito H. 2004. Teknik
Kultur Jaringan. Penebar Swadaya: Jakarta
Rahardja PC. 1989. Kultur
Jaringan: Teknik Perbanyakan Tanaman secara Modern. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Yuwono T. 2008. Bioteknologi
Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Wetter LR and Constabel F. 1991. Metode
Kultur Jaringan Tanaman. Diterjemahkan oleh Widianto MB. Bandung: ITB
Press.
Pierik, R.L.M. 1987. In vitro
culture of higher plants. Martinus Nijhoof of Publishers. Neteherland.
Suryowinoto, 1991.Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur.
Diakses pada tanggal 09
Maret 2013
No comments:
Post a Comment