BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang
berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersil. Di Jawa Tengah bawang
daun merupakan salah satu produk tanaman sayur yang diunggulkan. Luas areal
panen bawang daun di Indonesia pada tahun 2009 seluas 53.637 Ha dan pada tahun
2011 seluas 55.611 Ha (BPS, 2011). Pemasaran produksi bawang daun segar tidak
hanya untuk pasar dalam negeri (domestik) melainkan juga pasar luar negeri
(ekspor). Permintaan bawang daun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan permintaan terutama berasal dari
perusahaan mie instan yang menggunakan bawang daun sebagai bumbu bahan penyedap
rasa (Sutrisna et al., 2003) Ketersediaan bibit bawang daun yang
berkualitas dan bermutu sangat diperlukan dalam rangka peningkatan
produktivitas. Pangsa pasar yang cukup terbuka serta kebutuhan yang terus
meningkat mensyaratkan kontinyuitas ketersedian bibit bawang daun.
Pemupukan dapat menambahkan unsure hara yang ada pada
tanah dan memperbaiki kerusakan tanah terutama pupuk organic Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang
menyadari bahwa tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya.
Tidak sedikit petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang
banyak maka akan memperoleh hasil yang sangat banyak pula.
Pada saat ini banyak sekali para pelaku (petani) yang
menggunakan bahan kimia untuk pemupukannya, dan mempunyai kecendrungan akan
semakin banyak memberi pupuk kimianya, dikarenakan hasil yang diharapkan tinggi
akan tetapi dari waktu kewaktu bukannya meningkat malah semakin menurun.
Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian, menunjukkan data yang sangat mengerikan
terhadap lahan pertanian kita, banyak lahan dinegara Indonesia memiliki kadar
bahan organok yang kurang dari 1 %. Sedangkan dari berbagai pengalaman dan
penelitian para ahli menyatakan kadar bahan organik yang tinggi dalam tanah
akan sangat membantu memaksimalkan hasil yang didapat pelaku usaha
(petani).Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang menyadari bahwa
tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya. Tidak sedikit
petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang banyak maka akan
memperoleh hasil yang sangat banyak pula k Pupuk kandang yang berasal
dari kotoran ayam sangat tinggi kandungan unsur N (2,71%), dibandingkan pupuk
yangberasal dari kotoran hewan lain..
Menurut Lingga dan Marsono (2003)
pupuk kandang atau kompos diperlukan sebagai pupuk dasar sebanyak 10-15 ton/ha.
Pemberiannya dilakukan sebelum tanam dengan cara ditebarkan merata pada tanah
olahan. Oleh karena yang dihasilkan dari bawang daun adalah daunnya maka pupuk
yang terbanyak adalah pupuk nitrogen (Urea dan Za). Pemberian jenis, dosis,
aplikasi, hingga waktu pemupukan yang tepat dapat memberikan pertumbuhan dan
hasil yang optimal pada tanaman bawang daun.
Pemupukan dengan pupuk organik seperti pupuk kandang ayam
dapat memberikan pengaruh yang baik karena selain menambah unsur har juga dapat
memperbaiki sifat fisik dan aktifitas mikroorganisme tanah. Dosis pupuk kandang
ayam yang dapat diberikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor , antara lain
jenis tanaman yang di pupuk, tingkat kesuburan tanah, jenis pupuk kandang dan
iklim (Sastrosoedirjo dan Rifai, 1981).
1.2 Tujuan
Menentukan dosis pupuk kandang
ayam yang tepat bagi pertumbuhan tanaman bawang daun.
1.3 Manfaat
a.
Memberdayakan pertanian organik yang menjunjung tinggi aspek kelestarian
lingkungan
b.
Memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk organik dalam menunjang pertumbuhan
tanaman bawang daun.
c.
Mengoktimalkan penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian organik
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pertumbuhan adalah proses kenaikan
volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena
adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses
pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah
proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat
diukur. Dengan kata lain, perkembangan
bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
a. Faktor luar
1.
nutisi
2.
cahaya
3.
suhu
4.
Kelembaban atau kadar air
b. Faktor dalam
1. Giberelin
2.
Sitokinin
3. Asam Absisat (= dormin)
4.
Gas etilen
5.
Kalin
6. Asam traumalin
2.3 klasifikasi bawang daun
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu
/ monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku
bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium fistulosum
L.
2.3 ulasan jurnal pertumbuhan dan hasil bawang
daun (Allium fistulosum L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam.
Tabel
1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam.
Minggu Setelah Tanam
|
||||||||||
Perlakuan
|
2 MST
|
3 MST
|
4 MST
|
5 MST
|
6 MST
|
|||||
D0
|
24.19a
|
30.59a
|
35.08a
|
36.86a
|
51.53a
|
|||||
D1
|
26.81ab
|
32.4ab
|
38.98a
|
43.72b
|
58.98b
|
|||||
D2
|
31.80b
|
36.34b
|
40.78a
|
45.20b
|
59.00b
|
|||||
D3
|
30.84b
|
35.16b
|
40.39a
|
44.56b
|
58.89b
|
|||||
D4
|
32.09b
|
41.13b
|
46.08b
|
50.64b
|
65.60b
|
|||||
D5
|
30.93b
|
37.74b
|
40.98b
|
45.42b
|
55.70ab
|
|||||
D6
|
29.68b
|
35.54b
|
42.22b
|
46.50b
|
60.06b
|
|||||
D7
|
30.64b
|
39.19b
|
44.96b
|
49.05b
|
60.63b
|
|||||
Ket :
Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) taraf 5%.
Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 1.
menunjukkan bahwa pengamatan 2 MST, 3 MST,4 MST, 5 MST dan 6 MST menunjukkan
bahwa pada perlakuan pupuk kandang ayam 12 ton/ha (D4) memperlihatkan tinggi
tanaman tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang (D0),
tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada pengamatan
3 MST menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam 12 ton/ha (D4) berbeda
nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang ayam (D0), 3 ton/ha (D1), 6 ton/ha
(D2) dan 9 ton/ha (D3) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan 15 ton/ha (D5),
18 ton/ha (D6) dan 21 ton/ha (D7).
Hal ini menunjukkan bahwa Pupuk
kandang yang optimal diberikan pada bawang daun adalah 10-15 ton/ha. Kandungan
unsur hara N (2,71%) Yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu pertumbuhan
tanaman secara umum. Nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino,
lemak, dan enzim.Sedngkan unsur hara P (6,31%) berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan akar. Unsur K (2,01%) membantu pembentukan protein dan mineral
serta meningkatkan daya tahan tanaman terdapat penyakit ( Purwa, 2009). Epstein
(1972) dalam Gardner et al., (1991) membagi status nurient dalam jaringan
tanaman dan pertumbuhan tanaman yaitu: a.defisiensi, b.peralihan,c.beracun. di
zona defisiensi penambahan nutrient berakibat meningkatkan produk berat
tanaman.
Tabel 2.
Rata-rata Jumlah Daun Tanaman (cm) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam.
Perlakuan
|
2 MST
|
D0
|
6.00a
|
D1
|
7.00a
|
D2
|
7.20a
|
D3
|
8.10b
|
D4
|
7.90ab
|
D5
|
9.50b
|
D6
|
8.00b
|
D7
|
8.10b
|
Ket :
Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) taraf 5%.
Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk
kandang ayam 15 ton/ha (D5) memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi
dibandingkan Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk kandang
ayam 15 ton/ha (D5) memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi dibandingkan
Menurut Jumin (1992), bahwa adanya unsur nitrogen akan
meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif seperti daun.hal ini sesuai dengan
pendapat linggar dan Marsono (2003), bahwa peranan utama nitrogen bagi tanaman
adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang
dan daun.
Tabel 3.
Rata-rata Berat Segar Tanaman (ton/ha) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam
Perlakuan
|
6 MST
|
D0
|
30.80a
|
D1
|
32.80ab
|
D2
|
37.60ab
|
D3
|
39.60b
|
D4
|
46.40c
|
D5
|
40.80b
|
D6
|
38.00ab
|
D7
|
34.80ab
|
Ket :
Rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) taraf 5%.
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dosis 12 ton/ha
menghasilkan bobot segar tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya
dengan rata – rata 30.93 ton/ha. Akan tetapi penambahan dosis berikutnya (D5,
D6 dan D7) tidak lagi meningkatkan bobot segar tanaman. Walaupun pada Tabel 2
penggunaan dengan dosis yang lebih tinggi dapat meningkatkan jumlah daun tetapi
berat segarnya rendah. Pemupukan yang tidak sesuai justru tidak efisien, karena
membuat tanaman tidak dapat menyerap lagi unsur hara tersebut. Unsur hara itu
menjadi racun/toksin bagi tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat
agar dapat memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal bagi tanaman.
Kandungan
nitrogen yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu laju pertumbuhan untuk
pertumbuhan bagian –bagian vegetatif tanaman daun, batang, dan akar, (Sutedjo,
2002).
BAB 3
PENUTUP
Perlakuan pupuk kandang ayam dengan dosis yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun. Dosis pupuk
kandang ayam dengan dosis 12 ton/ha memberikan hasil tertinggi dan berat segar
tanaman. Kandungan nitrogen yang tinggi pada pupuk kandang ayam memacu laju
pertumbuhan untuk pertumbuhan bagian –bagian vegetatif tanaman daun dan batang
bahwa Pupuk kandang yang optimal diberikan pada bawang
daun adalah 10-15 ton/ha. Kandungan unsur hara N (2,71%) Yang tinggi pada pupuk
kandang ayam memacu pertumbuhan tanaman secara umum. Nitrogen berperan dalam
pembentukan klorofil, asam amino, lemak, dan enzim.Sedngkan unsur hara P
(6,31%) berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar. Unsur K (2,01%)
membantu pembentukan protein dan mineral serta meningkatkan daya tahan tanaman
terdapat penyakit
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment