BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kacang
tanah (arachis
hypogaea l.) . Merupakan tanaman
polong -polongan atau legum anggota suku fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang
kacangan kedua terpenting setelah kedelai di indonesia. tanaman yang berasal dari benua
amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1hingga 1½ kaki)
dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.
Tanaman ini adalah satu di
antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, voandziea
subterranea yang buahnya
mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya,
proses pematangan biji terganggu.
Di
indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (sd.), kacang
jebrol, kacang bandung, kacang
tuban, kacang kole, serta kacang
banggala. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai bahasa
inggris: peanut,
groundnut.
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk
makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati ,
minyak dan lain-lain. Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus
(di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah
diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai
sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO.Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar yang selalu
meningkat yang mendunia ini terutama di indonesia angka produksi kacang tanah
menempati urutan kedua setelah kedelai .produksi kacang tanah selalu meningkat
dari tahun ketahun ,namun produksi ini belum bisa memenuhi permintaan pasaar
yang meningkat ,oleh sebab itu diperlukan upaya peningkatan produksi .yang
dapat dilakukan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi .intensifikasi adalah
peningkatan produksi dengan tanpa memperluas areal panen seperti penggunaan
pupuk ,Varietas unggul ,benih unggul,irigasi,pestisidadan penggunaan zat
pengatur tumbuh(ZPT) .
Pemberian ZPT pada tanaman kacang tanah
bertujuan untuk membuat tanaman lebih produktif dan harus mampu mengeliminasi
hambatan biologis yang ada dalam tanaman itu sendiri. Kacang tanah mempunyai
bunga yang banyak, tapi bunga tersebut banyak yang gugur, dan ginofor yang
menghubungkan polong dengan batang banyak yang pendek sehingga tidak
menghasilkan polong yang bagus. Seandainya keguguran bunga dapat diperkecil dan
ginofor bertambah panjang maka jumlah polong akan bertambah banyak dengan
kualitas yang bagus/ bernas sehingga produksi mungkin meningkat. Keguguran
bunya ini dapat diperkecil dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT).
ZPT yang digunakan
adalah gibberellic acid (GA3),namun pengertian Giberelin adalah zat
tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi
giberelin sedikit berbeda dengan auksin. Fungsi giberelin adalah membantu
pembentukan tunas/ embrio, Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan
melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk membuat
(mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim
α-amilase, maltase, dan enzim pemecah protein Enzim tersebut berperan memecah
senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa
glukosa. Glukosa merupakan sumber energy pertumbuhan. Apabila giberelin
diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh normal kembali. Produksi
giberalin yang paling besar berada pada akar dan daun muda. Meskipun demikian
pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang giberelin bersama
auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang. Giberelin juga
berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi
dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada
buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah yang lain.
Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena setelah sebuah biji
mengimbibisi air,giberekin akan dibebaskan dan mengakhiri dormansi biji.
Gardner et al (1991) menyatakan pemberian
GA3 pada tanaman saat berbunga dapat meningkatkan kandungan auksin sehingga
mencegah 2- 014 94 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_ terjadinya
absisi bunga. Salisbury and Ross (1995) menyatakan pemberian GA3 pada tanaman
anggur saat berbunga dapat memperpanjang tangkai bunga sehingga buah tidak
berdesakan dan mengurangi serangan jamur. Beberapa penelitian yang telah
dilaporkan diantaranya adalah: Yennita dan Toten (2013) menyatakan bahwa
pemberian GA3 pada tanaman cabe dapat mengurangi keguguran bunga dan
meningkatkan kualitas buah. Yennita (2009) menyatakan pemberian GA3 terhadap
kedelai dapat mengurangi keguguran bunga dan meningkatkan produksi pertanaman.
Hermalina Sinay (2011) Pemberian GA3 terhadap tanaman Gandaria dapat
meningkatkan tinggi tanaman. Sedangkan penggunaan GA3 terhadap kacang tanah
saat berbunga belum dilaporkan, untuk itu dilakukanlah penelitian yang berjudul
Pengaruh Gibberellic acid (GA3) terhadap kacang tanah (Arachis hypogea.L) Pada
Fase generatif.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui pengaruh pemberian GA3 untuk
peningkatan jumlah bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang tanah
2.
Mengetahui pengaruh pemberian GA3 terhadap
saat muncul bunga dan bobot polong pertanaman
kacang tanah
3.
Mengetahui pengaruh pemberian GA3 pada
kacang tanah yang paling efektif
4.
Mengetahui fungsi GA3 pada tanaman kacang tanah
5.
Mengetahui Klasifikasi dan Morfologi Tanaman kacang tanah
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea, L)
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L)
diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Penanaman kacang tanah
di Indonesia baru dimulai pada awal abad ke-18. Kacang tanah yang ditanam
adalah varietas tipe menjalar (Wijaya, 2011).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Leguminales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogaea L.
Menurut Marzuki (2007), akar kacang tanah
serabut dengan batang tidak berkayu dan berbulu halus. Batang kacang tanah ada
yang tumbuh tegak dan menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap.
Daunnya terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian
anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas
mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun.
Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini
sebenarnya bukan tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla)
berwarna kuning. Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya.
Umur bunganya hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Bunga
kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiridan bersifat geotropis positif.
Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar Kacang tanah berbuah polong. Polongnya
terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang.
Inilah yang disebut 5 ginofora yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan
polong adalah mulamula ujung ginofora yang runcing mengarah keatas. Setelah
tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah
menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan memanjang ginofora
memanjang terhenti setelah terbentuk polong. Polong-polong kacang tanah berisi
antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari
berwarna putih, merah atau ungu tergantung varitasnya. Ginofora tidak dapat
membentuk polong jika tanahnya terlalu keras dan kering atau batanya terlalu
tinggi (Adisarwanto, 2003).
2.2 Sejarah Singkat Giberelin
Awal mulanya
giberelin ditemukan oleh eiichi kurowasa, orang jepang, pada tahun 1926. Pada
tahun itu pagerang diponegoro sedang giat-giatnya berperang melawan penjajah
londo. Kurosawa sebenarnya sedang meneliti tentang penyakit aneh pada padi yang
disebut ‘bakane’. Padi yang terserang penyakit ini tumbuh membesar tidak
normal. Batang dan daunnya membesar dan memanjang. Kurosawa berhasil
mengisolasi jamur penyebab penyakit ini yang dinamakan giberrella fujikori.
Ketika jamur ini diinfeksikan ke tanaman yang sehat, tanaman yang sehat
memperlihatkan gejala itu.mengikuti postulat koch yang terkenal itu.
Kurang lebih
satu dasawarsa kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh yabuta dan hayashi
tahun 1939. Kedua orang jepang ini melangkah lebih maju dan berhasil
mengisolasi kristal protein yang dihasilkan oleh giberrella fujikori. Kristal
ini bisa menstimulasi pertumbuhan akar kecambah.
Setelah
perang dunia ke dua, pada tahun 1951 stodola dan teman-temannya melanjutkan
penelitian ini dan menemukan ‘giberelin a’ dan ‘giberelin x’. Hasil penelitian
selanjutnya ditemukan varian dari giberelin, yaitu ga1, ga2, dan ga3. Pada saat
yang hampir bersamaan dilakukan penelitian juga di laboratory of the imperial
chemical industries di inggris. Dari penelitian ini juga ditemukan ga3.
Selanjutnya nama gibberellic acid disepakati oleh kelompok peneliti itu dan
populer hingga jaman sekarang.
Saat ini
telah ditemukan tidak kurang dari 126 macam giberelin. Giberelin diberi nama
dengan gan….., diurutkan berdasarkan urutan ditemukannya senyawa giberlin
tersebut. Giberelin yang ditemukan pertama kali adalah ga3.
2.3 Fungsi Fisiologis Giberelin
Fungsi
giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang
ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh
giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995; Mauseth, 1991;
Raven, 1992; Salisbury dan Ross, 1992).
1.
Merangsang batang dengan merangsang pembelahan sel dan
perpanjangan.
2.
Merangsang lari / berbunga dalam menanggapi hari
panjang.
3.
Breaks dormansi benih di beberapa tanaman yang
memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan.
4.
Merangsang produksi enzim (a-amilase) di germinating
butir serealia untuk mobilisasi cadangan benih.
5.
Menginduksi maleness di bunga dioecious (ekspresi
seksual).
6.
Dapat menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji)
pengembangan buah.
7.
Dapatkah penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk.
8.
Genetik Dwarsfism
2.3 Ulasan pengaruh gibberellic acid (ga3) terhadap kacang
tanah (arachis hypogea l) pada fase generatif
Dalam jurnal
ini metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut: GA3 (0) ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80
ppm, sehingga didapatkan 25 pot penelitian.prosedur penelitiannya adalah Prosedur
terdiri atas beberapa langkah: Penyediaan bibit, penyedian media tanam,
penanaman, pemeliharaan, pemberian perlakuan GA3, dan pengamatan. Anallis data
Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA 1 faktor, jika Fhitung besar dari
F tabel dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf 5%
1.
Saat muncul bunga dan jumlah bunga
Tabel 1. Rata-rata jumlah saat muncul bunga dan jumlah bunga
pada tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasiGA3 .
No
|
Perlakuan GA3 (ppm)
|
N
|
Saat muncul bunga (hari setelah tanam)
|
Jumlah bunga (buah)
|
1
|
A(0)
|
5
|
28.0
|
30,1 a
|
2
|
B(20)
|
5
|
28.2
|
35,5 b
|
3
|
C(40)
|
5
|
29.0
|
36,4 b
|
4
|
D(60)
|
5
|
27.7
|
37,3 b
|
5
|
E(80)
|
5
|
28.2
|
35.8 b
|
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada
lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.
Dari Tabel Rata-rata jumlah saat muncul
bunga dan jumlah bunga pada tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasiGA3
. dapat dilihat bahwa pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap saat
muncul bunga pada tanaman kacang tanah dikarenakan tanaman berbunga hampir
serentak yaitu hari ke 27- ke 29 setelah tanam .tapi berparuh nyata
meningkatkan jumlah bunga yaitu variabel kontrolnya 30.1 namun variabel
bebasnya lebih banyak berbunga yaitu
35,5-37,3 hal ini dibuktika bahwa perlakuan GA3 berpengaruh
nyata terhadap jumlah bunga pada tanaman kacang tanah. Dimana perlakuan
Aberbeda dengan perlakuan B, C, D dan E.tapi antara perlakuan B, C, D, dan E
tidak berbeda nyata.Pemberian GA3 konsentrasi 20 ppm sampai 80 ppm meningkatkan
jumlah bunga pada tanaman kacang tanah, ini disebabkan GA3 adalah hormon
pembungaan sehingga dapat merangsang tanaman kacang tanah untuk berbunga
sehingga jumlah bunga lebih banyak dengan perlakuan GA3 bila dibanding dengan
tidak diberi GA3. Gardner et al (1991). Chen et al(2014), Madhuvanthi et al
(2014), JeanMichel et al (2013) menyatakan GA3 dalam tanaman berhubungan erat
dengan beberapa bentuk pertumbuhan dan perkembangan seperti meransang
pembentukan bunga dan buah. Namun pemberian GA3 tidak berpengaruh terhadap
jumlah bunga cabe keriting (Yennita dan Toten, 2013), juga tidak berpengaruh
terhadap jumlah bunga tanaman kedelai (Yennita, 2009).
2.
Jumlah polong
dan bobot polong pertanaman
Tabel 2. Rata-rata jumlah polong dan bobot polong per tanaman
kacang tanah dengan berbagai konsentrasi GA3 .
No
|
Perlakuan GA3 (ppm)
|
N
|
Jumlah polong (buah)
|
Bobot polong (gram)
|
1
|
A(0)
|
5
|
9,5 a
|
23,5
|
2
|
B(20)
|
5
|
14,0 b
|
24,0
|
3
|
C(40)
|
5
|
15,3 b
|
23,8
|
4
|
D(60)
|
5
|
14,5 b
|
24,0
|
5
|
E(80)
|
5
|
14,3 b
|
24,5
|
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada
lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.
Dari tabel Rata-rata jumlah polong dan bobot
polong per tanaman kacang tanah dengan berbagai konsentrasi GA3 .berpengaruh
nyata dikarenakan variabel kontrolnya hanya 9,5 jumlah polong (buah) dan 23,5
bobot polong(gram),namun variable bebasnya jumlah polongnya meningkat hal ini
dikarenakan pemberian GA3 terhadap tanaman kacang tanah berpengaruh nyata
meningkatkan jumlah polong. Dimana perlakuan A berbeda dengan perlakuan B, C, D
dan E. Antara perlakuan B, C, D dan E tidak berbeda antara sesamanya. Ini
disebabkan karena GA3 dapat mengurangi bunga yang gugur sehingga jumlah polong
yang terbentuk meningkat, dan ini didukung oleh hasil penelitian Yennita (2009).
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Pemberian GA3 berpengaruh nyata meningkatkan jumlah
bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang tanah.
2.
Pemberian GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap saat
muncul bunga dan bobot polong pertanaman kacang tanah.
3.
Pemberian GA3 konsentrasi 20 ppm pada tanaman kacang
tanah efektif meningkatkan jumlah bunga dan jumlah polong pada tanaman kacang
tanah.menurut jurnal ini,tapi menurut saya yang paling efektif yaitu Pemberian
GA3 konsentrasi 40 ppm pada tanaman kacang tanah untuk menigkatkan jumlah polong dikarenakan
jumlah polong tertinngi yaitu 15,3 bukan pada GA3 konsentrasi 20 ppm hanya 14.0
,dan pada jumlah bunga (buah) yang efektif yaitu Pemberian GA3 konsentrasi 60
ppm Dikarenakan tertinggi 37,3 bukan 35,5 pada konsentrasi 20 ppm. Menurut saya
pemberian GA3 yang efektif yaitu Pemberian GA3 konsentrasi 40-60 ppm
4.
Fungsi GA3 pada kacang meningkatkan
jumlah bunga pada tanaman kacang tanah, ini disebabkan GA3 adalah hormon
pembungaan sehingga dapat merangsang tanaman kacang tanah untuk berbunga sehingga
jumlah bunga lebih banyak dengan perlakuan GA3 bila dibanding dengan tidak
diberi.
5.
akar kacang tanah serabut dengan batang
tidak berkayu dan berbulu halus. Batang kacang tanah ada yang tumbuh tegak dan
menjalar. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Daunnya terdiri atas
empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun dengan
tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya
matahari sebanyak-banyaknya. Bunga keluar pada ketiak daun. Setiap bunga
seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan
tangkai bunga, tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning.
Bendera mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya
hanya satu har, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah
http://www.ayoberkebun.com/info/gibberellic-acid-ga3-sejarah-dan-manfaatnya.html
No comments:
Post a Comment